Berita Pendidikan

Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Hadir, Desa Sukarami Butuh Bimbingan yang Berkelanjutan

CORE menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

Dok. Achmad Adjie Akbar, Universitas Sriwijaya
CORE 2025 - Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya melalui IMEPA sukses menggelar program CORE 2025 di Desa Sukarami, fokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan literasi keuangan. 

(Ditulis oleh : Achmad Adjie Akbar, Semester 3, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sriwijaya)

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, melalui Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (IMEPA), sukses melaksanakan program Community Outreach and Rural Empowerment (CORE) di Desa Sukarami.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan secara bertahap, sejak Juni hingga Oktober 2025, dengan beragam kegiatan seperti seminar, pendampingan masyarakat, serta pelatihan literasi keuangan dan pendidikan anak.

Ketua Pelaksana CORE, Exsal Desfian Pratama, mengatakan bahwa kegiatan dilakukan secara bertahap, dengan pembukaan pada 24 Juni, 27 Juli, dan penutupan pada 18 Oktober.

Ia menjelaskan bahwa Desa Sukarami dipilih karena memiliki potensi besar yang belum tergali sepenuhnya, baik dari sisi sumber daya manusia maupun ekonomi.

“Desa Sukarami punya potensi yang besar, selain itu masyarakatnya juga terbuka terhadap kegiatan mahasiswa dan aksesnya masih mudah dijangkau,” ujarnya.

CORE 2025 - Selama tiga bulan, tim CORE hadir memberikan pelatihan literasi finansial digital, pendidikan anak, serta pendampingan usaha lokal seperti songket dan kemplang khas Sukarami.
CORE 2025 - Selama tiga bulan, tim CORE hadir memberikan pelatihan literasi finansial digital, pendidikan anak, serta pendampingan usaha lokal seperti songket dan kemplang khas Sukarami. (Dok. Achmad Adjie Akbar, Universitas Sriwijaya)

Exsal menambahkan bahwa kegiatan berjalan lancar meski sempat terkendala penyesuaian jadwal dengan aktivitas warga, namun berkat kerja sama panitia dan dukungan masyarakat, semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

“Kami sangat diterima dengan baik di desa ini."

"Anak-anak dan warga begitu antusias setiap kali kami adakan kegiatan,” tambahnya.

Sementara Belva Nauva Azfilla, selaku Koordinator Lapangan, mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan positif masyarakat.

Alhamdulillah, warga Desa Sukarami sangat terbuka."

"Karang taruna turut hadir dalam acara pembukaan dan penutupan."

'Bahkan kepala desa menyediakan tempat untuk kami beristirahat selama kegiatan berlangsung,” tuturnya.

CORE 2025 - Ketua pelaksana Exsal Desfian Pratama menyebut kegiatan CORE menjadi wujud nyata mahasiswa dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengabdian di masyarakat.
CORE 2025 - Ketua pelaksana Exsal Desfian Pratama menyebut kegiatan CORE menjadi wujud nyata mahasiswa dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengabdian di masyarakat. (Dok. Achmad Adjie Akbar, Universitas Sriwijaya)

Dari pihak IMEPA, Ditto Arfin Al-Maraghi menuturkan bahwa CORE menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.

Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini juga membuka wawasan baru tentang sektor unggulan di desa, seperti songket dan kemplang yang menjadi produk khas Sukarami.

“Selain sektor pertanian, ada juga cara pembuatan kemplang dan songket yang menjadi pusat pemasaran mereka ke luar."

"Songket ini menjadi salah satu hal paling unik yang kami temukan" tambahnya.

Sementara itu, Muhammad Andrian Irsa dari tim kajian menjelaskan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat desa adalah rendahnya kemampuan dalam mengelola keuangan.

CORE 2025 - Program CORE IMEPA juga menumbuhkan semangat literasi anak-anak Desa Sukarami lewat donasi 200 buku dan pelatihan membaca untuk mencetak generasi cerdas sejak dini.
CORE 2025 - Program CORE IMEPA juga menumbuhkan semangat literasi anak-anak Desa Sukarami lewat donasi 200 buku dan pelatihan membaca untuk mencetak generasi cerdas sejak dini. (Dok. Achmad Adjie Akbar, Universitas Sriwijaya)

“Berdasarkan survei kami, banyak warga yang masih kesulitan membedakan antara kebutuhan primer dan sekunder."

"Karena itu, kami mengadakan workshop tentang stabilitas perekonomian desa dan literasi finansial digital agar mereka bisa beradaptasi dengan teknologi keuangan,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa tim CORE memberikan perhatian pada sektor pendidikan dengan menyumbangkan 200 buku dan mengadakan pelatihan membaca untuk anak-anak.

“Kami ingin menumbuhkan minat baca anak-anak sejak dini karena literasi adalah fondasi kemajuan,” tambahnya.

Selain itu, ia menyoroti tantangan dalam pelestarian songket yang kini terhambat oleh naiknya biaya produksi dan menurunnya minat generasi muda untuk menenun.

CORE 2025 - Melalui CORE 2025, mahasiswa UNSRI membuktikan peran aktifnya dalam menggali potensi desa, memperkuat ekonomi lokal, serta menjaga warisan budaya songket Palembang.
CORE 2025 - Melalui CORE 2025, mahasiswa UNSRI membuktikan peran aktifnya dalam menggali potensi desa, memperkuat ekonomi lokal, serta menjaga warisan budaya songket Palembang. (Dok. Achmad Adjie Akbar, Universitas Sriwijaya)
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved