Pendidikan Profesi Guru

Latihan Soal Pembelajaran Sosial Emosional Modul 2 Topik 4 PPG 2025 Lengkap dengan Pembahasan

Berikut adalah latihan soal Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Modul 2 Topik 4 PPG 2025 lengkap dengan pembahasan.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
Ilustrasi/AI
ILUSTRASI - Latihan soal Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Modul 2 Topik 4 PPG 2025. 
Ringkasan Berita:
  • PPG 2025 Modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menekankan pentingnya school well-being sebagai fondasi terciptanya lingkungan belajar yang aman, suportif, dan mendorong perkembangan optimal siswa. 
  • Model Konu & Rimpela menjelaskan empat dimensi utama kesejahteraan sekolah yaitu Having, Loving, Being, dan Health.
  • Jika dimensi sosial seperti Loving tidak terpenuhi, siswa berisiko mengalami isolasi, rendah empati, serta kesulitan membangun hubungan positif di sekolah.

SRIPOKU.COM - Berikut adalah latihan soal Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Modul 2 Topik 4 PPG 2025 lengkap dengan pembahasan.

Latihan Soal Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) Modul 2 Topik 4 PPG 2025

Modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam PPG 2025 menekankan pentingnya school well-being atau kesejahteraan sekolah. Konsep ini sangat krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, suportif, dan mendorong perkembangan optimal siswa. Berikut rangkuman latihan soal Modul 2 Topik 4 lengkap dengan kunci jawaban dan pembahasan.

Baca juga: Soal UKPPPG Pembelajaran Sosial Emosional Modul 2 Topik 2 PPG, Kunci Jawaban dan Pembahasan Lengkap

1. Dimensi “Being” dalam School Well-Being

Pertanyaan:

Apa yang dimaksud dengan dimensi being menurut Konu dan Rimpela?

A. Kesehatan fisik dan mental siswa
B. Hubungan sosial antara guru dan siswa
C. Kondisi fisik lingkungan belajar
D. Penghargaan terhadap eksistensi diri dan peran individu di sekolah

Jawaban: D

Pembahasan:

Dimensi being berfokus pada rasa percaya diri, penghargaan terhadap diri, dan sejauh mana siswa merasa dilibatkan dalam lingkungan sekolah. Di sini siswa merasa dirinya penting dan memiliki ruang untuk mengekspresikan diri.

Baca juga: Soal Pembelajaran Sosial Emosional Modul 2 Topik 1 PPG 2025 Lengkap dengan Kunci Jawaban

2. Dimensi School Well-Being (Kecuali…)

Pertanyaan:

Manakah yang bukan termasuk empat dimensi school well-being menurut Konu dan Rimpela?

A. Having
B. Believing
C. Loving
D. Health

Jawaban: B

Pembahasan:

Model Konu & Rimpela mencakup empat dimensi utama:

  • Having
  • Loving
  • Being
  • Health

“Believing” tidak termasuk dalam model tersebut.

3. Faktor yang Menghambat School Well-Being

Pertanyaan:

Faktor berikut dapat menghambat school well-being secara signifikan, kecuali:

A. Stres berkepanjangan pada guru
B. Keberagaman gaya belajar siswa
C. Kurangnya emotional literacy
D. Iklim kelas dengan kontrol tinggi dan kehangatan rendah

Jawaban: B

Pembahasan:

Keberagaman gaya belajar siswa bukan penghambat, tetapi tantangan yang dapat diatasi dengan strategi mengajar yang tepat. Sementara itu, stres guru, rendahnya emotional literacy, dan iklim kelas yang kaku dapat menurunkan kesejahteraan sekolah.

4. Pentingnya Keterlibatan Orang Tua

Pertanyaan:

Mengapa keterlibatan orang tua penting dalam menciptakan school well-being?

A. Orang tua dapat menggantikan peran guru
B. Orang tua adalah penyumbang dana utama
C. Dukungan orang tua memperkuat lingkungan emosional siswa
D. Orang tua mengatur sistem evaluasi akademik

Jawaban: C

Pembahasan:

Kolaborasi antara sekolah dan orang tua menghasilkan kesinambungan yang kuat antara rumah dan sekolah. Hal ini memperkuat dukungan emosional serta meningkatkan rasa aman dan nyaman siswa.

5. Dampak Dimensi Loving yang Tidak Terpenuhi

Pertanyaan:

Apa dampak dari dimensi loving yang tidak terpenuhi?

A. Siswa cenderung fokus belajar
B. Terbentuknya iklim kompetitif yang sehat
C. Meningkatnya isolasi sosial dan rendahnya empati
D. Guru dan siswa menjadi lebih mandiri

Jawaban: C

Pembahasan:

Dimensi loving berkaitan dengan hubungan sosial antara warga sekolah. Jika tidak terpenuhi, siswa berisiko mengalami kesepian, kurang empati, dan kesulitan menjalin hubungan positif.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved