Pendidikan Profesi Guru

4 Kesalahan Umum Menulis Esai PPG Calon Guru 2025, Pendidikan Profesi Guru

Berikut ini terdapat 4 kesalahan umum menulis esai Pendidikan Profesi Guru (PPG) calon guru 2025.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
Sripoku.com
ILUSTRASI - 4 kesalahan umum menulis esai PPG calon guru 2025. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini terdapat 4 kesalahan umum menulis esai PPG calon guru 2025 yang dilansir melalui YouTube Ravinda Mahendri.

Berbagai kesalahan umum yang sering terjadi saat menulis esai dapat dibagi menjadi beberapa kategori, mulai dari perencanaan hingga penyuntingan. Menghindari kesalahan-kesalahan ini sangat penting untuk menghasilkan esai yang efektif dan berkualitas.

4 Kesalahan Umum Menulis Esai:

  • Kesalahan dalam struktur dan alur
  • Kesalahan dalam pengembangan argumen
  • Kesalahan dalam gaya bahasa dan penulisan
  • Kesalahan dalam proses penulisan

Baca juga: Jawaban Esai PPG, Sumber Daya Apa yang Anda Butuhkan dalam Membantu Penyelesaian Tugas Tersebut?

1. Kesalahan dalam struktur dan alur

  • Tesis yang lemah atau tidak jelas: Tesis adalah inti dari esai. Jika tesis terlalu luas, tidak spesifik, atau tidak mengambil posisi yang jelas, argumen Anda akan kehilangan fokus.
  • Pengantar yang tidak efektif: Pengantar harus menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan topik serta tesis Anda. Kesalahan umum adalah pengantar yang bertele-tele atau tidak langsung mengarah ke pokok pembahasan.
  • Paragraf tubuh yang tidak terstruktur: Setiap paragraf seharusnya berfokus pada satu ide utama dan mendukung tesis. Kesalahan terjadi ketika paragraf berisi terlalu banyak ide atau tidak memiliki kalimat topik yang Jelas.
  • Transisi yang buruk: Perpindahan antara paragraf yang tidak mulus dapat membuat esai terasa terputus-putus dan membingungkan pembaca.
  • Kesimpulan yang lemah: Kesimpulan seharusnya merangkum argumen dan memberikan penutup yang kuat, bukan memperkenalkan ide baru.

Baca juga: Jawaban Esai PPG, Sumber Daya Apa yang Anda Butuhkan dalam Membantu Penyelesaian Tugas Tersebut?

2. Kesalahan dalam pengembangan argumen

  • Kurangnya bukti dan analisis: Argumen harus didukung oleh bukti yang kuat. Kesalahan terjadi ketika penulis hanya memberikan ringkasan sumber tanpa menganalisisnya secara mendalam atau tidak memberikan bukti yang cukup untuk mendukung klaim.
  • Hanya meringkas, bukan merespons: Terkadang, penulis hanya meringkas informasi dari sumber lain tanpa menambahkan pemikiran atau analisis mereka sendiri.
  • Menggunakan terlalu banyak kutipan: Meskipun kutipan penting, terlalu banyak mengutip dapat menunjukkan bahwa penulis kurang menganalisis atau menjelaskan idenya sendiri.
  • Bukti yang bertentangan: Memasukkan bukti yang bertentangan tanpa menjelaskan mengapa hal tersebut tidak melemahkan argumen Anda bisa merusak kredibilitas.
  • Argumentasi yang tidak relevan: Terkadang, penulis menyimpang dari topik atau memasukkan argumen yang tidak relevan dengan tesis.

3. Kesalahan dalam gaya bahasa dan penulisan

  • Tata bahasa dan ejaan yang buruk: Kesalahan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca dapat mengalihkan perhatian pembaca dan merusak profesionalisme esai.
  • Gaya bahasa non-akademis: Menggunakan bahasa gaul, singkatan yang tidak pantas, atau bahasa yang terlalu emosional tidak cocok untuk penulisan esai formal.
  • Kalimat bertele-tele atau ambigu: Kalimat yang panjang, berbelit-belit, atau tidak jelas dapat membingungkan pembaca.
  • Plagiarisme: Menulis ulang atau menyalin ide, kata-kata, atau materi dari sumber lain tanpa atribusi yang tepat merupakan pelanggaran serius.

4. Kesalahan dalam proses penulisan

  • Tidak membuat kerangka (outline): Tanpa kerangka, esai bisa menjadi tidak terstruktur dan alurnya tidak jelas.
  • Penundaan (prokrastinasi): Menulis esai pada menit-menit terakhir dapat menghasilkan pekerjaan yang ceroboh dan tidak diedit dengan baik.
  • Tidak melakukan penyuntingan dan koreksi: Setelah selesai menulis, banyak
    penulis melewatkan tahap ini, sehingga esai penuh dengan kesalahan ketik dan tata bahasa. Membaca esai dengan lantang dapat membantu menemukan kesalahan.
  • Gagal memahami instruksi: Terkadang, penulis salah menafsirkan topik atau instruksi yang diberikan, sehingga esai menjadi tidak relevan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved