Breaking News

Modul Ajar

CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA, Chapter 6 Fractured Stories

Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA Chapter 6 Fractured Stories

Ilustrasi
MODUL BAHASA INGGRIS - Ilustrasi. CONTOH Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA, Chapter 6 Fractured Stories 

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
PERTEMUAN 1: MEMAHAMI KONSEP FRACTURED STORIES
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)
Mindful Moment (5 menit): Guru memandu siswa untuk mengambil napas dalam-dalam, merasakan kehadiran mereka di kelas. Fokus pada perasaan ingin tahu dan kesiapan belajar. "Mari kita kosongkan pikiran sejenak, dan siapkan diri untuk petualangan cerita hari ini."
Penyambutan dan Ice Breaking (10 menit): Guru menyapa siswa dengan hangat. Melakukan "Tebak Dongeng" (Guess the Fairy Tale) menggunakan gambar atau potongan audio singkat dari cerita rakyat/dongeng familiar (Malin Kundang, Cinderella, Kancil).
Apersepsi (10 menit): Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Pernahkah kalian membayangkan jika Malin Kundang tidak durhaka?", "Bagaimana jika Little Red Riding Hood tidak takut pada serigala?". Membangkitkan rasa ingin tahu tentang kemungkinan perubahan cerita.
Menyampaikan Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami, menekankan bahwa mereka akan menjelajahi cerita-cerita yang diubah dan menciptakan cerita mereka sendiri. "Hari ini kita akan menjadi detektif cerita, mencari tahu apa yang berbeda, dan mulai berpikir kreatif seperti penulis!"

KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI)
Eksplorasi (Meaningful Learning - 25 menit):
Guru memutarkan audio/video "Alternative Story of Malin Kundang" (sesuai buku panduan).
Siswa diminta menyimak dan mencatat perbedaan signifikan dari cerita aslinya.
Diferensiasi Proses:
Visual Learners: Disediakan transkrip singkat atau poin-poin penting dari audio/video.
Auditory Learners: Mendengarkan audio/video berulang kali jika diperlukan.
Kinesthetic Learners: Mencatat dengan mind map atau diagram alur cerita.
Diskusi Kelompok (Meaningful Learning, Mengaplikasi - 30 menit):
Siswa dibagi dalam kelompok kecil (3-4 orang) secara heterogen.
Setiap kelompok mendiskusikan perbedaan yang mereka temukan dan mencoba merumuskan definisi "fractured story" dari pengamatan mereka.
Diferensiasi Konten: Kelompok yang sudah memahami konsep dapat diberikan tantangan untuk memikirkan dampak perubahan pada pesan moral cerita.
Diferensiasi Produk: Beberapa kelompok bisa diminta membuat mind map, yang lain menuliskan poin-poin.
Presentasi Kelompok dan Klarifikasi (Meaningful Learning, Merefleksi - 25 menit):
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Guru memberikan klarifikasi dan penguatan konsep "fractured stories" dan elemen-elemennya (karakter, setting, plot).
Guru mengaitkan materi dengan nilai-nilai kreativitas dan berpikir kritis.

KEGIATAN PENUTUP (UMPAN BALIK, MENYIMPULKAN, PERENCANAAN)
Umpan Balik Konstruktif (10 menit): Guru memberikan apresiasi atas partisipasi siswa. "Apa hal paling menarik yang kalian temukan hari ini?" Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi dan memberikan arahan.
Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit): Guru bersama siswa menyimpulkan poin-poin penting tentang "fractured stories".
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit): Guru memberikan pengantar untuk pertemuan berikutnya (analisis lebih dalam terhadap "fractured story" tulis) dan meminta siswa untuk memikirkan cerita rakyat/dongeng favorit mereka yang ingin "dipecahkan" (fracture).

PERTEMUAN 2: MENGANALISIS ELEMEN FRACTURED STORIES
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)
Mindful Moment (5 menit): Guru mengajak siswa untuk mengamati suasana kelas, fokus pada apa yang mereka dengar, lihat, dan rasakan saat ini. "Biarkan pikiran tenang dan siap untuk belajar."
Review Singkat (10 menit): Mengingat kembali konsep "fractured stories" dari pertemuan sebelumnya melalui kuis singkat (Kahoot/Mentimeter) atau pertanyaan lisan.
Kaitkan dengan Pengalaman (10 menit): Guru bertanya, "Siapa yang ingat cerita Little Red Riding Hood? Apa yang kalian ingat dari ceritanya?"
Menyampaikan Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini: menganalisis elemen cerita dari fractured story tulis.

KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI)
Membaca dan Menganalisis (Meaningful Learning, Mengaplikasi - 30 menit):
Siswa membaca teks "Fractured Story of Little Red Riding Hood" (sesuai buku panduan).
Guru membagikan lembar kerja analisis yang memandu siswa untuk mengidentifikasi karakter, setting (tempat, waktu, peristiwa), dan alur cerita (awal, tengah, akhir), serta perubahan atau "fracture" pada setiap elemen.
Diferensiasi Proses:
Scaffolding: Siswa yang kesulitan diberi panduan pertanyaan lebih spesifik atau template analisis.
Tantangan: Siswa yang cepat dapat diminta menganalisis lebih dalam tentang motif penulis melakukan perubahan tersebut.
Fleksibilitas: Siswa boleh bekerja individu atau berpasangan.
Diskusi dan Perbandingan (Meaningful Learning, Merefleksi - 30 menit):
Dalam kelompok, siswa membandingkan hasil analisis mereka dan mendiskusikan mengapa penulis melakukan perubahan tersebut.
Diskusi tentang "message" atau nilai yang mungkin berubah karena "fracture" tersebut.
Diferensiasi Produk: Hasil diskusi dapat ditulis dalam bentuk poin-poin atau disajikan secara lisan.
Pembagian Ide (Mengaplikasi - 20 menit):
Setiap kelompok berbagi satu temuan menarik dari analisis mereka kepada kelas.
Guru memfasilitasi diskusi dan memperjelas jika ada miskonsepsi.

KEGIATAN PENUTUP (UMPAN BALIK, MENYIMPULKAN, PERENCANAAN)
Umpan Balik Konstruktif (10 menit): Guru mengapresiasi upaya siswa dalam menganalisis. "Bagaimana proses analisis ini membantu kalian melihat cerita dari sudut pandang baru?" Guru memberikan masukan positif dan area yang perlu ditingkatkan.
Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit): Guru bersama siswa menyimpulkan pentingnya menganalisis elemen cerita untuk memahami perubahan dalam fractured stories.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit): Guru meminta siswa untuk mulai memikirkan cerita rakyat/dongeng yang ingin mereka modifikasi untuk proyek fractured story mereka sendiri. "Minggu depan, kita akan mulai menjadi penulis fractured story!"

PERTEMUAN 3: MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN IDE FRACTURED STORIES
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)
Mindful Moment (5 menit): Guru mengajak siswa untuk melakukan peregangan ringan atau memejamkan mata sejenak, membayangkan ide-ide cerita yang mungkin muncul dalam pikiran mereka. "Biarkan imajinasi kalian terbang bebas hari ini."
Brainstorming Awal (15 menit): Guru membuka sesi dengan pertanyaan: "Cerita rakyat atau dongeng apa yang paling kalian sukai? Bagaimana jika kita ubah salah satu elemennya?" Siswa berbagi ide cerita yang ingin mereka modifikasi.
Menyampaikan Tujuan (5 menit): Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan mulai merancang fractured story mereka sendiri, fokus pada elemen-elemen cerita yang akan diubah.

KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI)
Pembentukan Kelompok Proyek (Meaningful Learning - 15 menit): Siswa membentuk kelompok (3-4 orang) berdasarkan minat cerita yang ingin mereka modifikasi, atau guru bisa memfasilitasi pembentukan kelompok heterogen.
Curah Pendapat (Brainstorming) (Mengaplikasi - 40 menit):
Setiap kelompok memilih satu cerita rakyat/dongeng untuk dijadikan dasar fractured story.
Mereka melakukan brainstorming untuk menentukan elemen mana yang akan diubah (karakter, setting, plot) dan bagaimana perubahannya.
Guru berkeliling, membimbing, dan memberikan pertanyaan pancingan: "Bagaimana jika karakter ini punya kekuatan super?", "Bagaimana jika ceritanya terjadi di luar angkasa?".
Diferensiasi Proses: Guru memberikan contoh-contoh "fracture" yang bervariasi tingkat kesulitannya. Siswa yang kesulitan diberikan kartu panduan ide, sementara siswa yang sudah punya ide banyak didorong untuk mengembangkan detail.
Pembuatan Kerangka Cerita (Mengaplikasi - 30 menit):
Setiap kelompok mulai membuat kerangka cerita (story outline) yang mencakup:
Judul baru (fractured)
Cerita asli yang menjadi inspirasi
Karakter yang diubah dan alasannya
Setting baru (tempat, waktu, peristiwa) dan alasannya
Alur cerita baru (awal, tengah, akhir)
Pesan moral atau twist yang ingin disampaikan.
Diferensiasi Produk: Siswa bisa membuat kerangka dalam bentuk tabel, mind map digital, atau catatan naratif.

KEGIATAN PENUTUP (UMPAN BALIK, MENYIMPULKAN, PERENCANAAN)
Umpan Balik Konstruktif (10 menit): Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan singkat ide kerangka mereka. Guru memberikan umpan balik positif dan konstruktif, fokus pada kreativitas dan koherensi ide.
Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit): Guru menekankan pentingnya perencanaan dalam membuat cerita yang baik.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit): Guru memberitahu bahwa pertemuan selanjutnya adalah fase produksi fractured story. Siswa diminta mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (misalnya laptop/tablet, akses internet, atau alat gambar) untuk membuat produk multimoda.

PERTEMUAN 4: MEMPRODUKSI DAN MEMPRESENTASIKAN FRACTURED STORIES
KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)
Mindful Moment (5 menit): Guru mengajak siswa untuk membayangkan proyek mereka selesai dan bagaimana mereka akan mempresentasikannya. "Visualisasikan keberhasilan kalian!"
Motivasi dan Apresiasi (10 menit): Guru memberikan semangat kepada siswa, menekankan bahwa ini adalah kesempatan mereka untuk menunjukkan kreativitas dan hasil kerja keras.
Menyampaikan Tujuan (5 menit): Guru menjelaskan bahwa hari ini adalah hari untuk menyelesaikan dan mempresentasikan fractured story mereka.

KEGIATAN INTI (MEANINGFUL LEARNING, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI)
Fase Produksi (Mengaplikasi - 40 menit):
Siswa bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan kerangka cerita menjadi teks naratif tulis multimoda (misalnya, Power Point, Google Slides, Canva presentation, atau bahkan poster digital/fisik).
Siswa dapat menambahkan elemen visual (gambar, ilustrasi), audio (narasi suara), atau video singkat untuk memperkaya presentasi mereka.
Guru memfasilitasi akses ke sumber daya digital dan memberikan bimbingan teknis jika diperlukan.
Diferensiasi Proses: Guru memberikan dukungan individual sesuai kebutuhan siswa. Siswa yang cepat menyelesaikan tugas dapat membantu kelompok lain atau menambahkan detail pada proyek mereka.
Diferensiasi Produk: Siswa bebas memilih format multimoda yang paling sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan mereka.
Latihan Presentasi (Mengaplikasi - 20 menit):
Kelompok berlatih presentasi mereka. Guru berkeliling memberikan umpan balik singkat tentang kejelasan, kefasihan, dan ekspresi.
Presentasi Kelompok (Merefleksi - 30 menit):
Setiap kelompok mempresentasikan fractured story mereka.
Setelah setiap presentasi, siswa lain dapat memberikan pertanyaan atau umpan balik positif.
Diferensiasi Produk: Guru mendorong siswa untuk menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan cerita mereka (storytelling lisan, membaca narasi, menampilkan visual).

KEGIATAN PENUTUP (UMPAN BALIK, MENYIMPULKAN, PERENCANAAN)
Umpan Balik Konstruktif (15 menit): Guru memberikan umpan balik umum kepada seluruh kelas, mengapresiasi kreativitas dan kerja keras mereka. Guru juga meminta siswa untuk mengisi lembar refleksi diri tentang proses pembelajaran: "Apa yang paling kalian pelajari dari membuat fractured story ini?", "Kesulitan apa yang kalian hadapi dan bagaimana kalian mengatasinya?", "Apa yang akan kalian lakukan berbeda di lain waktu?".
Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit): Guru bersama siswa menyimpulkan keseluruhan pembelajaran dari Bab "Fractured Stories", menyoroti pentingnya kreativitas, kolaborasi, dan kemampuan berkomunikasi.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit): Guru memberikan gambaran singkat tentang bab selanjutnya dan mendorong siswa untuk terus membaca dan menulis cerita.

G.    ASESMEN PEMBELAJARAN
a. Asesmen pada Awal Pembelajaran (Diagnostik)
Format Asesmen: Kuesioner/Survei online (Google Forms), Diskusi singkat, atau Kuis lisan.
Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, minat, dan gaya belajar siswa terkait cerita naratif dan kemampuan berbahasa Inggris.
Pertanyaan/Tugas:
"Seberapa sering kamu membaca/mendengar cerita dongeng atau cerita rakyat dalam Bahasa Indonesia/Inggris?" (Skala 1-5)
"Sebutkan 3 cerita dongeng/cerita rakyat yang paling kamu sukai!"
"Jika sebuah cerita diubah alur atau karakternya, apakah kamu akan tertarik untuk membacanya? Mengapa?"
"Apa yang kamu ketahui tentang elemen-elemen cerita (tokoh, latar, alur)?" (Jawaban singkat)
Mini kuis kosakata terkait genre cerita (misal: witch, prince, princess, dragon, magic, once upon a time).
b. Asesmen pada Proses Pembelajaran (Formatif)
Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok:
Format Asesmen: Lembar observasi guru.
Tujuan: Mengukur kemampuan kolaborasi, komunikasi, dan penalaran kritis siswa dalam diskusi.
Indikator: Keaktifan dalam berbagi ide, kemampuan mendengarkan, memberikan umpan balik konstruktif, dan berkontribusi pada hasil kelompok.
Lembar Kerja Analisis Fractured Story (Little Red Riding Hood):
Format Asesmen: Tes tertulis (isian singkat, identifikasi).
Tujuan: Mengukur kemampuan siswa menganalisis elemen intrinsik dan perubahan dalam fractured story.
Pertanyaan/Tugas:
"Identifikasi karakter utama dan perubahan yang terjadi pada mereka dalam cerita 'Fractured Little Red Riding Hood'."
"Jelaskan setting (tempat, waktu, peristiwa) dalam cerita dan apa perbedaannya dengan cerita aslinya."
"Bagaimana alur cerita 'Fractured Little Red Riding Hood' berbeda dari versi tradisionalnya?"
Kerangka Cerita (Story Outline) Fractured Story Pribadi/Kelompok:
Format Asesmen: Penilaian Produk (Dokumen tertulis/digital).
Tujuan: Mengukur kemampuan siswa dalam merancang ide fractured story secara kreatif dan koheren.
Kriteria Penilaian: Kelengkapan elemen kerangka, orisinalitas ide "fracture", koherensi alur.
Refleksi Diri (Jurnal Belajar):
Format Asesmen: Tes tertulis (esai singkat/isian).
Tujuan: Mendorong mindful learning dan merefleksikan proses belajar siswa.
Pertanyaan/Tugas:
"Apa hal baru yang kamu pelajari tentang 'fractured stories' hari ini?"
"Bagian mana dari proses pembuatan fractured story yang paling kamu nikmati? Mengapa?"
"Kesulitan apa yang kamu hadapi saat membuat fractured story dan bagaimana kamu mengatasinya?"
c. Asesmen pada Akhir Pembelajaran (Sumatif)
Produk Proyek: Teks Naratif Tulis Multimoda "Fractured Story" dan Presentasi:
Format Asesmen: Penilaian Produk (untuk teks tulis multimoda) dan Penilaian Kinerja (untuk presentasi).
Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan (memproduksi teks naratif lisan dan tulis multimoda).
Kriteria Penilaian (Produk):
Kreativitas: Orisinalitas ide "fracture", keunikan cerita.
Kesesuaian dengan Konsep: Apakah cerita benar-benar merefleksikan konsep "fractured story" dengan perubahan yang jelas pada elemen intrinsik.
Koherensi Cerita: Alur cerita logis dan mudah diikuti.
Kebahasaan: Penggunaan tata bahasa, kosakata, dan ejaan Bahasa Inggris yang tepat.
Kualitas Multimoda: Penggunaan visual/audio/video yang mendukung cerita.
Rubrik Penilaian (Presentasi):
Kefasihan dan Kelancaran: Kemampuan berbicara Bahasa Inggris dengan lancar dan jelas.
Ekspresi dan Intonasi: Penggunaan intonasi dan ekspresi yang tepat untuk menyampaikan cerita.
Kejelasan dan Keterbacaan: Apakah cerita tersampaikan dengan jelas kepada audiens.
Keterlibatan Audiens: Kemampuan menarik perhatian audiens.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved