Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia di Kelas 11 SMA Bab III Stoikiometri Semester 1
Materi "Stoikiometri" adalah salah satu bab fundamental dalam kimia yang menjadi dasar untuk memahami kuantitas dalam reaksi kimia.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan referensi Modul Ajar Deep Learning IPA Kimia di Kelas 11 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.
Berdasarkan buku teks pelajaran IPA Kimia di Kelas 11 Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 7 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:
Modul ajar Deep Learning IPA Kimia kelas 11 SMA Materi Bab III Stoikiometri ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.
Untuk itu, simak contoh IPA Kimia kelas 11 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 4 SD Halaman 81 Kurikulum Merdeka Semester 1, Latihan Soal Aktivitasku
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (KIMIA)
BAB III: STOIKIOMETRI
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : .....................................................................................
Nama Penyusun : .....................................................................................
Mata Pelajaran : IPA (Kimia)
Kelas / Fase /Semester : XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 20.. / 20..
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik diharapkan telah memiliki pengetahuan dasar tentang materi dari jenjang sebelumnya, seperti:
Konsep atom, molekul, dan unsur.
Lambang unsur dan rumus kimia senyawa.
Penulisan dan penyetaraan persamaan reaksi kimia sederhana.
Perhitungan matematika dasar (persen, perbandingan, perkalian, pembagian).
Keterampilan membaca tabel periodik (untuk mencari massa atom relatif).
Pemahaman tentang konservasi massa (massa zat sebelum dan sesudah reaksi).
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Stoikiometri" adalah salah satu bab fundamental dalam kimia yang menjadi dasar untuk memahami kuantitas dalam reaksi kimia.
Jenis Pengetahuan: Konseptual (memahami konsep mol, hukum-hukum dasar kimia), Prosedural (melakukan perhitungan stoikiometri, menentukan pereaksi pembatas), dan Metakognitif (merencanakan strategi pemecahan masalah kompleks, mengevaluasi hasil perhitungan).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Sangat relevan dalam berbagai aspek, seperti: penentuan dosis obat, formulasi bahan makanan, produksi industri kimia, analisis kualitas lingkungan, hingga pemahaman tentang efisiensi reaksi dalam proses biologis. Misalnya, berapa banyak bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi tertentu, atau berapa banyak pupuk yang harus ditambahkan ke tanaman.
Tingkat Kesulitan: Cukup tinggi, karena melibatkan banyak konsep yang saling terkait dan membutuhkan kemampuan penalaran logis serta perhitungan matematis yang cermat. Kesalahan kecil di awal perhitungan dapat menyebabkan hasil akhir yang salah.
Struktur Materi: Terstruktur secara hierarkis, dimulai dari konsep dasar (massa atom/molekul relatif, mol), dilanjutkan dengan hukum-hukum dasar kimia, kemudian aplikasi dalam perhitungan (massa, mol, volume gas, jumlah partikel), dan diakhiri dengan konsep yang lebih kompleks seperti pereaksi pembatas dan persen hasil.
Integrasi Nilai dan Karakter: Menumbuhkan ketelitian, kecermatan, sikap ilmiah (jujur dalam data dan perhitungan), kerja sama (saat diskusi atau praktikum), serta rasa ingin tahu tentang kuantitas zat dalam reaksi kimia.
D. DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan kuantitatif dalam reaksi kimia, menghubungkan konsep-konsep stoikiometri, dan mengevaluasi hasil perhitungan.
Kreativitas: Peserta didik mampu menemukan berbagai pendekatan dalam menyelesaikan soal-soal stoikiometri kompleks dan merancang eksperimen sederhana yang relevan.
Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan konsep, memecahkan soal, atau merencanakan praktikum.
Kemandirian: Peserta didik mampu melakukan perhitungan dan analisis secara mandiri, serta mencari sumber belajar tambahan.
Komunikasi: Peserta didik mampu menjelaskan langkah-langkah perhitungan stoikiometri dan mempresentasikan hasil analisis secara jelas.
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Peserta didik dapat mengagumi keteraturan hukum-hukum kimia yang mengatur proporsi zat dalam reaksi sebagai bukti keagungan Tuhan.
DESAIN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir fase F (Kelas XI), peserta didik mampu:
Menganalisis konsep massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu zat.
Memahami dan menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia (massa, jumlah partikel, volume gas).
Menganalisis hukum-hukum dasar kimia (Hukum Lavoisier, Proust, Dalton, Gay-Lussac, Avogadro) dalam perhitungan stoikiometri.
Menerapkan konsep stoikiometri untuk menentukan pereaksi pembatas dan hasil reaksi serta persen hasil dalam suatu reaksi kimia.
Menyelesaikan masalah-masalah stoikiometri yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau industri.
B. LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Matematika: Perbandingan, aljabar, persentase, notasi ilmiah, untuk perhitungan dan analisis data.
Fisika: Konsep gas ideal (pada volume gas), massa, dan kerapatan.
Biologi: Aplikasi stoikiometri dalam proses metabolisme, fotosintesis, dan respirasi.
Teknologi/Industri: Aplikasi stoikiometri dalam proses produksi bahan kimia, obat-obatan, dan pertanian.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Massa Atom Relatif, Massa Molekul Relatif, dan Konsep Mol
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu menghitung massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa, serta mengaplikasikan konsep mol untuk mengonversi jumlah mol menjadi massa, jumlah partikel, dan volume gas (pada STP, RTP, dan kondisi lain), dengan teliti, melalui latihan soal dan diskusi kelompok.
Pertemuan 2: Hukum-Hukum Dasar Kimia
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu menganalisis dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia (Hukum Lavoisier, Proust, Dalton, Gay-Lussac, Avogadro) untuk menyelesaikan permasalahan stoikiometri sederhana, dengan tepat, melalui kegiatan eksperimen virtual, diskusi, dan pemecahan kasus.
Pertemuan 3: Perhitungan Kimia (Massa, Mol, Volume) & Pereaksi Pembatas
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu melakukan perhitungan massa pereaksi/produk, volume gas, dan jumlah partikel dalam suatu reaksi kimia berdasarkan persamaan reaksi setara dan konsep mol, serta menentukan pereaksi pembatas dalam reaksi, dengan akurat, melalui latihan soal bertahap dan simulasi interaktif.
Pertemuan 4: Persen Hasil dan Aplikasi Stoikiometri dalam Kehidupan/Industri
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu menghitung persen hasil reaksi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil reaksi, serta mengaitkan konsep stoikiometri dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari atau industri, dengan kreatif dan bertanggung jawab, melalui analisis studi kasus, proyek mini, dan presentasi.
D. TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran akan berpusat pada "Kimia Kuantitatif di Sekitar Kita: Menghitung Apa yang Tak Terlihat". Peserta didik akan diajak untuk mengamati dan menganalisis situasi sehari-hari yang melibatkan perbandingan kuantitatif zat, seperti:
Mengapa resep kue harus tepat takarannya?
Bagaimana industri obat menentukan dosis yang pas?
Berapa banyak gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar?
Bagaimana cara mengetahui efisiensi produksi di pabrik? Mereka akan merancang perhitungan untuk masalah nyata, menganalisis label produk makanan/minuman, atau mengusulkan solusi untuk masalah lingkungan yang melibatkan reaksi kimia (misalnya, berapa banyak kapur tohor yang dibutuhkan untuk menetralkan limbah asam).
E. KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL): Peserta didik akan terlibat dalam proyek mini seperti merancang perhitungan kebutuhan bahan baku untuk produk sederhana (misalnya, sabun, kue), atau menganalisis efisiensi suatu proses kimia di industri (melalui data sekunder).
Diskusi Kelompok: Menganalisis studi kasus, memecahkan soal stoikiometri kompleks secara kolaboratif, dan berbagi strategi penyelesaian.
Eksplorasi Lapangan (Virtual/Simulasi): Jika tidak memungkinkan praktikum langsung, menggunakan simulasi virtual interaktif tentang reaksi kimia untuk mengamati perbandingan mol/massa. Mengunjungi (secara virtual) pabrik atau industri kimia untuk memahami aplikasi stoikiometri.
Wawancara (Virtual/Kontekstual): Jika memungkinkan, mengundang ahli kimia industri, farmasi, atau pangan (secara virtual) untuk berbagi pengalaman tentang pentingnya stoikiometri dalam pekerjaan mereka.
Presentasi: Mempresentasikan hasil analisis proyek, studi kasus, atau solusi masalah.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (misalnya Matematika, Fisika, Biologi) untuk kolaborasi interdisipliner. Laboran sekolah untuk dukungan alat dan bahan.
Lingkungan Luar Sekolah: Ahli kimia dari universitas atau industri, apoteker, ahli gizi (melalui sesi daring atau kunjungan jika memungkinkan).
Masyarakat: Mengajak orang tua atau anggota masyarakat yang bekerja di bidang industri (pangan, farmasi, tekstil) untuk berbagi pengalaman terkait penggunaan kuantitas bahan.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Laboratorium kimia untuk demonstrasi atau praktikum sederhana, kelas yang diatur untuk diskusi kelompok dan presentasi. Area yang memungkinkan untuk melakukan demonstrasi reaksi kimia.
Ruang Virtual: Pemanfaatan Google Classroom sebagai pusat pembelajaran, berbagi materi (video, simulasi, artikel ilmiah, lembar kerja), mengumpulkan tugas, dan forum diskusi daring. Penggunaan perangkat lunak simulasi reaksi kimia (misalnya PhET Interactive Simulations, Virtual Chemistry Lab).
Budaya Belajar: Mendorong budaya berpikir analitis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah. Membangun lingkungan yang kolaboratif, di mana peserta didik tidak takut bertanya, berdiskusi, dan saling membantu dalam memahami konsep yang kompleks. Menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kuantitas zat di alam semesta.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Mengakses jurnal ilmiah, artikel, atau e-book tentang stoikiometri, sejarah kimia, atau aplikasi kimia dalam industri.
Forum Diskusi Daring: Diskusi asinkronus untuk membahas strategi pemecahan soal, hasil praktikum virtual, atau berbagi informasi tambahan.
Penilaian Daring: Menggunakan fitur kuis di Google Classroom, atau aplikasi seperti Kahoot/Mentimeter untuk kuis interaktif atau survei cepat.
Aplikasi Simulasi/Animasi Kimia: Menggunakan simulasi interaktif (misalnya PhET, Chem Collective) untuk memvisualisasikan perbandingan mol dalam reaksi atau konsep pereaksi pembatas.
Google Classroom: Sebagai platform utama untuk pengelolaan materi, tugas, komunikasi, dan kolaborasi.
Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia
Contoh Modul Ajar Deep Learning Kimia di Kelas 11
Deep Learning
kelas 11 SMA
Bab III Stoikiometri
| Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 SD Bab 5 Menjadi Sehat dan Aktif |
|
|---|
| Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 SD Bab 4 Komunitas Kesehatan |
|
|---|
| Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 SD Bab 3 Aturan Baru, Permainan Seru |
|
|---|
| Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 SD Bab 2 Berpikir Cerdas, Bergerak Taktis |
|
|---|
| Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 SD Materi Bab 1 Eksplorasi Gerak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/Contoh-Modul-Ajar-Deep-Learning-Kimia-di-Kelas-11-SMA-Bab-III-Stoikiometri-Semester-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.