Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 11 SMA/MA, Materi Unit 8 Mencegah Bahaya HIV/AIDS
Peserta didik pada jenjang SMA/SMK Kelas XI umumnya telah memiliki pengetahuan dasar tentang sistem reproduksi manusia
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini disajikan referensi Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di Kelas 11 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.
Berdasarkan buku teks pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK) di Kelas 11 Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 8 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:
Modul ajar Deep Learning Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK) kelas 11 SMA Materi Unit 8 Mencegah Bahaya HIV/AIDS ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.
Untuk itu, simak contoh Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK) kelas 11 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.
Baca juga: Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 11 SMA, Unit 7 Aktivitas Kebugaran Berkaitan Keterampilan
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MAPEL: PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, & KESEHATAN (PJOK)
UNIT 8 MENCEGAH BAHAYA HIV/AIDS
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : .....................................................................................
Nama Penyusun : .....................................................................................
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, & Kesehatan (PJOK)
Kelas / Fase /Semester : XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 20.. / 20..
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik pada jenjang SMA/SMK Kelas XI umumnya telah memiliki pengetahuan dasar tentang sistem reproduksi manusia dan beberapa penyakit menular seksual dari pembelajaran sebelumnya di tingkat SMP. Namun, pemahaman mendalam tentang HIV/AIDS, stigma, dan cara pencegahannya mungkin masih terbatas atau bahkan keliru akibat informasi yang tidak akurat dari berbagai sumber. Minat mereka terhadap topik kesehatan remaja biasanya cukup tinggi, terutama jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan risiko yang mungkin dihadapi. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya peserta didik juga perlu diperhatikan, karena dapat memengaruhi persepsi dan keterbukaan mereka dalam membahas topik sensitif ini. Kebutuhan belajar yang teridentifikasi adalah perlunya pendekatan yang tidak menghakimi, informatif, dan praktis untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pencegahan.
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Mencegah Bahaya HIV/AIDS" termasuk jenis pengetahuan konseptual (tentang definisi, penyebab, penularan, gejala) dan prosedural (tentang cara pencegahan, penanganan). Relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik sangat tinggi karena mereka berada pada usia rentan dan perlu dibekali dengan informasi yang akurat untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Tingkat kesulitan materi sedang hingga tinggi, terutama dalam mengatasi miskonsepsi dan stigma yang melekat di masyarakat. Struktur materi akan disusun dari pemahaman dasar hingga strategi pencegahan yang komprehensif. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada nilai-nilai integritas, tanggung jawab, peduli sosial, serta sikap menghargai sesama tanpa diskriminasi.
D DIMENSI PROFIL LULUSAN
Dalam pembelajaran ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Kesehatan: Peserta didik mampu memahami dan menerapkan pola hidup sehat, termasuk dalam upaya pencegahan HIV/AIDS, serta menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan diri dan orang lain.
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis informasi tentang HIV/AIDS dari berbagai sumber, mengevaluasi validitasnya, dan mengambil keputusan yang logis dan bertanggung jawab.
Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dengan teman sebaya dalam diskusi dan proyek kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang HIV/AIDS.
Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan informasi dan gagasan tentang HIV/AIDS secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, serta berani menyuarakan pendapat yang benar.
DESAIN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir Fase F, peserta didik menerapkan dan mengevaluasi keterampilan gerak spesifik, konsep gerak, dan strategi gerak dalam berbagai situasi gerak baru yang menantang untuk meningkatkan kinerja gerak. Peserta didik memeragakan dan mengevaluasi fair play, perilaku etis, pendekatan kepemimpinan, dan strategi kolaborasi dalam berbagai konteks gerak. Mereka mengevaluasi efektivitas strategi peningkatan partisipasi dan aktivitas kebugaran untuk kesehatan.
Capaian Pembelajaran setiap elemen adalah sebagai berikut.
Elemen dan Capaian Pembelajaran
Terampil Bergerak: Peserta didik merancang, menerapkan, dan menghaluskan keterampilan gerak spesifik di dalam berbagai situasi gerak yang menantang. Peserta didik menciptakan dan mengembang-kan strategi gerak untuk mendapatkan keberhasilan capaian keterampilan gerak melintasi berbagai situasi gerak yang menantang. Peserta didik menerapkan konsep gerak di dalam situasi gerak baru yang menantang dan menganalisis dampak tiap konsep pada capaian keterampilan gerak.
Belajar melalui Gerak: Peserta didik mentransfer dan mengadaptasi strategi gerak yang telah dikuasai dalam situasi gerak yang berbeda. Peserta didik memeragakan fair play dan mengevaluasi pengaruh perilaku etis terhadap capaian aktivitas jasmani bagi individu dan kelompok. Peserta didik merencanakan, menerapkan, dan menyempurnakan strategi pengambilan keputusan dalam kerja tim yang mempertunjukkan keterampilan kepemimpinan dan kolaborasi.
Bergaya Hidup Aktif: Peserta didik berpartisipasi dalam aktivitas kebugaran dan menginvestigasi dampak partisipasi yang teratur terhadap kesehatan. Peserta didik berpartisipasi dalam aktivitas kebuga-ran di luar ruang dan /atau lingkungan alam, dan merancang strategi peningkatan pemanfaatannya. Peserta didik merancang strategi peningkatan aktivitas kebugaran untuk kesehatan.
Memilih Hidup yang Menyehatkan: Peserta didik mengevaluasi risiko kesehatan akibat gaya hidup dan tindakan pencegahan melalui aktivitas jasmani serta mempromosikannya menggunakan berbagai media. Peserta didik mengevaluasi pilihan makanan sehat berdasarkan analisis kandungan gizi sesuai kebutuhan aktivitas jasmani. Peserta didik mempraktikkan pertolongan pertama sesuai prinsip dan prosedur operasional standar (POS) untuk mengelola situasi yang mengancam kesehatan dan keselamatan sendiri atau orang lain.
B. LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Pendidikan Agama: Pembahasan mengenai etika pergaulan dan nilai-nilai moral dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Biologi: Penjelasan mengenai sistem kekebalan tubuh, virus HIV, dan mekanisme penularannya.
Sosiologi/Antropologi: Diskusi tentang stigma sosial, diskriminasi terhadap ODHA, dan peran masyarakat dalam pencegahan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Pembahasan tentang hak asasi manusia bagi ODHA dan pentingnya kepedulian sosial.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Deep Learning, peserta didik dapat:
Memahami pengertian HIV/AIDS, penyebab, dan cara penularannya dengan tepat, melalui diskusi kelompok dan analisis kasus, sehingga menunjukkan kesadaran diri terhadap risiko.
Menganalisis dampak HIV/AIDS terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial individu serta masyarakat dengan komprehensif, melalui studi literatur dan presentasi, sehingga menumbuhkan sikap empati dan kepedulian.
Merumuskan strategi pencegahan penularan HIV/AIDS melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menghindari perilaku berisiko dengan kreatif, melalui pembuatan infografis atau kampanye sederhana, sehingga mampu bertanggung jawab atas kesehatan diri dan orang lain.
D. TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Membedah fakta dan mitos seputar HIV/AIDS di kalangan remaja.
Dampak sosial-ekonomi HIV/AIDS pada individu dan keluarga.
Peran remaja sebagai agen perubahan dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Studi kasus nyata tentang kehidupan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dan upaya dukungan yang bisa diberikan.
E. KERANGKA PEMBELAJARAN
1. PRAKTIK PEDAGOGIK:
Model Pembelajaran: Problem-Based Learning (PBL) dan Collaborative Learning.
Strategi Pembelajaran: Diskusi kelompok, studi kasus, presentasi, dan proyek pembuatan media edukasi.
Metode Pembelajaran: Brainstorming, tanya jawab, simulasi (jika memungkinkan), dan peer teaching.
Pendekatan Deep Learning:
Mindful Learning: Melibatkan peserta didik secara aktif dalam merenungkan informasi, mengidentifikasi bias, dan membangun kesadaran diri tentang risiko.
Meaningful Learning: Menghubungkan materi dengan pengalaman nyata peserta didik dan isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan remaja.
Joyful Learning: Menciptakan suasana belajar yang positif, interaktif, dan tidak menghakimi, menggunakan media yang menarik, dan mendorong ekspresi kreatif.
2. KEMITRAAN PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Konselor sekolah (BK) untuk memberikan dukungan psikologis dan informasi tambahan, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk penyuluhan kesehatan.
Lingkungan Luar Sekolah: Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS (jika memungkinkan untuk kegiatan narasumber tamu atau kunjungan edukasi).
Masyarakat: Melibatkan orang tua dalam diskusi tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi di rumah (melalui surat edaran atau pertemuan singkat).
3. LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel dengan pengaturan tempat duduk kelompok untuk diskusi, dilengkapi proyektor dan papan tulis.
Ruang Virtual: Pemanfaatan platform Google Classroom untuk berbagi materi, tugas, dan sumber belajar tambahan.
Budaya Belajar: Mendorong budaya saling menghargai, mendengarkan aktif, berani bertanya, dan berpikir kritis. Menciptakan ruang aman bagi peserta didik untuk mengungkapkan pendapat tanpa takut dihakimi.
4. PEMANFAATAN DIGITAL:
Google Classroom: Sebagai pusat informasi, pengumpulan tugas, dan forum diskusi daring.
YouTube/Video Edukasi: Menayangkan video singkat yang relevan tentang HIV/AIDS (misalnya, animasi cara kerja virus, testimoni ODHA yang menginspirasi, atau kampanye pencegahan).
Infografis/Poster Digital: Peserta didik menggunakan aplikasi desain sederhana (Canva, Piktochart) untuk membuat media edukasi.
Kuis Interaktif: Menggunakan Kahoot atau Quizizz untuk evaluasi pemahaman awal atau akhir pembelajaran dengan cara yang menyenangkan.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
A. KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT)
Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):
Guru memulai dengan sapaan dan doa bersama.
Guru memimpin kegiatan "Cek Perasaan Hari Ini" dengan meminta peserta didik mengungkapkan satu kata yang menggambarkan perasaan mereka saat ini, dan menjelaskan mengapa. Hal ini membantu peserta didik untuk hadir sepenuhnya dalam pembelajaran.
Guru menunjukkan sebuah gambar atau kutipan terkait kesehatan remaja yang mungkin menimbulkan pertanyaan (misal: "Apa yang paling kamu takutkan terkait kesehatanmu di usia remaja ini?"). Ajak peserta didik untuk menuliskan satu pertanyaan di sticky note tanpa nama.
Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):
Guru mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari sticky note dan membacakan beberapa di antaranya.
Guru mengaitkan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan topik yang akan dibahas, yaitu "Mencegah Bahaya HIV/AIDS," dan menjelaskan relevansinya dengan kehidupan mereka.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini.
Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):
Guru memutarkan video pendek atau jingle tentang pentingnya menjaga kesehatan diri yang memotivasi dan tidak menakut-nakuti.
Guru melakukan apersepsi dengan kuis singkat "Betul atau Salah" tentang pernyataan umum seputar HIV/AIDS (menggunakan Kahoot atau secara lisan dengan angkat tangan) untuk memancing antusiasme dan mengidentifikasi miskonsepsi awal.
B. KEGIATAN INTI (60 MENIT)
Memahami (Understanding) - Diferensiasi Konten:
Guru menyajikan materi tentang pengertian, penyebab, dan cara penularan HIV/AIDS melalui presentasi visual yang informatif dan jelas. Gunakan ilustrasi sederhana dan bahasa yang mudah dipahami. (Diferensiasi: Guru dapat menyediakan teks ringkasan untuk peserta didik yang lebih suka membaca, atau video animasi untuk peserta didik yang lebih suka visual).
Guru membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil (4-5 orang). Setiap kelompok diberikan satu kasus studi (misal: "Kasus A: Remaja X terdiagnosa HIV setelah...; Kasus B: Masyarakat menolak kehadiran ODHA di lingkungan mereka...").
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengidentifikasi informasi penting dari kasus, mencatat pertanyaan yang muncul, dan mencari solusi awal.
Mengaplikasi (Applying) - Diferensiasi Proses:
Setiap kelompok diberikan tugas untuk menganalisis dampak HIV/AIDS berdasarkan kasus yang diberikan (dampak fisik, mental, sosial, dan ekonomi).
Guru memfasilitasi diskusi kelompok, berkeliling untuk membimbing, memberikan umpan balik, dan menjawab pertanyaan.
(Diferensiasi: Guru dapat memberikan panduan pertanyaan yang berbeda tingkat kesulitannya untuk kelompok dengan tingkat kesiapan yang berbeda).
Setiap kelompok diminta untuk merumuskan 2-3 strategi pencegahan yang relevan dengan kasus yang mereka analisis, dan mengaitkannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menghindari perilaku berisiko.
Setiap kelompok membuat media edukasi sederhana (misal: mind map, poster mini, atau poin-poin presentasi) dari hasil analisis dan rumusan strategi pencegahan mereka. (Diferensiasi: Peserta didik diberikan pilihan format media sesuai minat dan kemampuan mereka).
Merefleksi (Reflecting) - Diferensiasi Produk:
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan media edukasi mereka di depan kelas.
Setelah presentasi, guru dan kelompok lain memberikan pertanyaan dan umpan balik konstruktif.
Guru memfasilitasi sesi refleksi terbuka, meminta peserta didik untuk berbagi "Apa satu hal baru yang paling penting yang saya pelajari hari ini?" dan "Bagaimana saya akan menerapkan pengetahuan ini dalam hidup saya?".
Guru mengarahkan refleksi ke arah pentingnya empati dan tidak diskriminasi terhadap ODHA.
C. KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT)
Umpan Balik Konstruktif:
Guru memberikan umpan balik umum terhadap partisipasi dan hasil kerja kelompok, menyoroti poin-poin kuat dan area yang perlu peningkatan.
Guru memberikan penguatan terhadap konsep-konsep kunci yang telah dibahas.
Menyimpulkan Pembelajaran:
Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin penting dari pembelajaran hari ini, terutama tentang pentingnya pengetahuan akurat dan strategi pencegahan HIV/AIDS.
Guru menekankan kembali pentingnya menjaga kesehatan diri dan orang lain.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya:
Guru memberikan tugas rumah untuk mencari informasi lebih lanjut tentang peran organisasi non-pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Guru menginformasikan topik untuk pertemuan berikutnya (misalnya: "Dampak HIV/AIDS dan Dukungan untuk ODHA").
Guru menutup pembelajaran dengan apresiasi dan doa.
G. ASESMEN PEMBELAJARAN
A. ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (DIAGNOSTIK):
Format Asesmen: Kuis singkat "Betul atau Salah" (menggunakan Kahoot atau lisan dengan angkat tangan) dan pengumpulan pertanyaan di sticky note pada awal pembelajaran.
Pertanyaan/Tugas:
Kuis Kahoot: Serangkaian pernyataan tentang HIV/AIDS (misal: "HIV dapat menular melalui jabat tangan," "Nyamuk dapat menularkan HIV"). Peserta didik menjawab "Betul" atau "Salah".
Sticky Note: "Tuliskan satu pertanyaan atau hal yang ingin kamu ketahui tentang HIV/AIDS."
Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, miskonsepsi, dan minat peserta didik terhadap topik.
B. ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN (FORMATIF):
Format Asesmen: Observasi partisipasi aktif dalam diskusi kelompok, kualitas argumen yang disampaikan, kemampuan kerja sama, dan kemampuan dalam merumuskan strategi pencegahan. Penilaian produk (media edukasi sederhana).
Pertanyaan/Tugas:
Observasi: Guru menggunakan lembar observasi untuk mencatat poin-poin seperti:
"Apakah peserta didik aktif bertanya dan berpendapat dalam diskusi kelompok?"
"Apakah peserta didik menunjukkan empati terhadap kasus yang dibahas?"
"Apakah peserta didik berkontribusi dalam merumuskan strategi pencegahan?"
Penilaian Produk: Rubrik penilaian untuk media edukasi (misal: kesesuaian isi dengan topik, kejelasan informasi, kreativitas, daya tarik visual).
Tujuan: Memantau kemajuan belajar, memberikan umpan balik langsung, dan menyesuaikan instruksi jika diperlukan.
C. ASESMEN AKHIR PEMBELAJARAN (SUMATIF):
Format Asesmen: Presentasi kelompok (penilaian kemampuan menganalisis, merumuskan, dan mengomunikasikan), dan refleksi tertulis individu.
Pertanyaan/Tugas:
Presentasi Kelompok:
"Jelaskan hasil analisis kelompok Anda mengenai dampak HIV/AIDS pada kasus yang diberikan!"
"Presentasikan strategi pencegahan yang telah Anda rumuskan dan bagaimana relevansinya dengan kasus yang Anda analisis!"
"Bagaimana kalian memastikan informasi yang kalian berikan akurat dan tidak menimbulkan stigma?"
Refleksi Tertulis Individu:
"Apa tiga hal penting yang Anda pelajari tentang HIV/AIDS hari ini?"
"Bagaimana pembelajaran ini mengubah pandangan Anda tentang HIV/AIDS dan orang yang hidup dengan HIV/AIDS?"
"Apa komitmen Anda untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan menyebarkan informasi yang benar?"
Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan dan memberikan umpan balik akhir tentang penguasaan kompetensi.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK
Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 11 SMA
PJOK
kelas 11 SMA
Unit 8 Mencegah Bahaya HIV/AIDS
Deep Learning
Modul Ajar Deep Learning Pelajaran PJOK Kelas 10 SMA BAB 5, Permainan Bulutangkis, Unduh Disini |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Bab 9 Aktivitas Kebugaran Jasmani Tekait Keterampilan |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Bab 8 Aktivitas Permainan dan Olahraga Air |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 12 SMA Bab 7 Aktivitas Gerak Berirama Semester 2 |
![]() |
---|
Contoh Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 11 SMA/MA, Materi Unit 6 Aktivitas Gerak Berirama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.