Breaking News

Kematian Brigadir Esco

REKONSTRUKSI Briptu Rizka Adegan Jalan ke TKP Penemuan Mayat Brigadir Esco, Akui Bertemu Saksi Fadil

Kedatangan Briptu Rizka ini sudah ditunggu-tunggu oleh warga yang ingin melihat rekonstruksi kematian brigadir Esco.

Editor: pairat
Kolase Ist TikTok dan facebook
REKONSTRUKSI KEMATIAN - Tampang Briptu Rizka di Rekonstruksi Kematian Brigadir Esco (Kiri-tengah). Potret briptu Rizka (kanan). Briptu Rizka Santai Disoraki Warga, Bicaranya Keras 

Brigadir Esco merupakan intel di Polsek Sekotong, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sedangkan istrinya, Briptu Rizka Sintiyani bertugas di Polres Lombok Barat.

Ketika sampai di rumah, Esco mendapati istrinya, Rizka, sedang bersama pria lain.

Namun begitu, tuduhan tersebut langsung dibantah pengacara Rizka, Syarifuddin.

"Tidak benar kalau dibilang ada perselingkuhan. Itu hanya gosip liar yang sama sekali tidak terbukti," ucapnya.

Ia meminta agar menunggu fakta dalam persidangan.

"Kami minta jangan ada spekulasi yang memperkeruh suasana," katanya.

"Biarlah fakta di pengadilan yang berbicara," tambah Syarifuddin.

Ditemukan Tanda Kekerasan di Tubuh Brigadir Esco

Direrktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan hasil otopsi menunjukan adanya tanda kekerasan di tubuh Brigadir Esco.

"Ada tanda kekerasan di bagian leher," katanya.

Namun begitu ia tak merinci bentuk tanda kekerasan tersebut.

"Masih proses lidik," katanya.

Ayah Brigadir Esco Faska Rely, Samsul Herawadi mengungkap kondisi jasad anaknya.

"Sudah sampai rumah sakit sebenarnya juga saya ndak mau lihat, saya kan berpikir kalau saya ndak lihat anak saya, kapan lagi saya terakhir lihat," katanya.

Baru pertama kali melihat kondisi anaknya di ruang otopsi, Samsul sudah tak sanggup.

Ia tak mampu lagi mengenali sang anak.

"Buka pintu ruang otopsi baru ndak sampai 5-10 menit, cuma berapa detik saya udah ndak mampu. Muka sampai sekujur tubuh, bukan anak saya dalam hati kecil saya, ndak mampu lihat, lemas," katanya.

Kondisi jasad dengan semua lukanya membuat Samsul tak bisa lagi mengenal sosok Brigadir Esco.

"Dari rambut, kita tandai rambut ndak ada. Di muka juga ndak ada, tubuh sudah bengkak," katanya.

"Di depan muka itu tengkorak. Mata, hidung, mulut sudah tengkorak. Kulit sudah ndak ada, tengkorak. Itu yang bikin saya ndak tahan," tambah Samsul.

Ia bahkan menduga ada organ tubuh Esco yang hilang.

"Bukan bekas (pukulan benda tumpul), kalau istilahnya jenis mutilasi tapi bukan tubuh yang dipotong tapi organ tubuh yang hilang," katanya.

Anggota tubuh Brigadir Esco, kata Samsul, memang masih lengkap.

Namun menurutnya ada organ tubuh korban yang sudah tak ada.

"Bisa dibilang mutilasi, cuma motong mungkin tidak. Cuma ada sebagian organ tubuh korban yang hilang," katanya.

Dengan kondisi demikian, Samsul meyakini bahwa anaknya dibunuh.

"Tanpa otopsi, investigasi, olah TKP (tempat kejadian perkara) melihat kondisi tali, terus luka korban, anak kecil aja tahu itu ndak bisa bunuh diri," kata Samsul ayah Brigadir Esco.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved