Banjir Bandang di Bali
Diterpa Banjir Bandang Bali Berstatus Darurat, 9 Orang Tewas 6 Kota Terdampak Parah
Banjir bandang Bali terjadi sejak Selasa (9/9/2025) imbas intensitas hujan yang terus menerus.
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM - Banjir bandang yang terjadi membuat Bali kini berstatus darurat.
Dari laporan yang masuk, sudah ada sembilan orang meninggal dunia, dan dua lainnya hilang.
Banjir bandang Bali terjadi sejak Selasa (9/9/2025) imbas intensitas hujan yang terus menerus.
Wilayah yang terdampak banjir ini mencakup enam kabupaten/kota, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan.

Baca juga: Update Banjir Bandang di Bali, 9 Orang Tewas Tim Gabungan Masih Cari 6 Orang Hilang Terseret Air
Dilansir dari TribunBali Kamis (11/9/2025), hasil perkembangan kaji cepat penanganan darurat bencana banjir di Provinsi Bali, Rabu 10 September 2025 hingga pukul 19.45 WITA, sebanyak sembilan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dua orang hilang dan sebanyak 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak.
Di Kabupaten Jembrana dua orang meninggal dunia dengan total 103 kepala keluarga atau 200 jiwa terdampak, di Kabupaten Gianyar satu orang meninggal dunia, di Kabupaten Badung satu orang meninggal dunia, sedangkan Kabupaten Klungkung mencatat 99 kepala keluarga atau 420 jiwa terdampak, dan Kabupaten Tabanan masih dalam proses pendataan.
Imbas banjir tersebut, sebagian warga juga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir.
Adapun rinciannya meliputi: di Kabupaten Jembrana tercatat 85 jiwa mengungsi dengan penyebaran di sejumlah posko, di antaranya Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Musholla Assidiqie, dan Musholla Darul Musthofa.
Sementara itu, di Kota Denpasar terdapat 108 jiwa mengungsi yang tersebar di SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.
Berstatus darurat
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, status darurat bencana ini telah ditandatangani oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.
“Jadi Pak Gubernur ini malam ini sudah keluar, sudah tanda tangan. Tadi diskusi semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan 2 minggu tetapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar maka akan diralat menjadi cukup 1 minggu. Sehingga nanti langsung kita melakukan langkah-langkah untuk perbaikan, rehabilitasi, rekonstruksi pasca bencana,” ungkap Suharyanto.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, status darurat ini dalam kapasitas administrasi.
Bukan hanya masyarakat terdapat juga beberapa kepala daerah yang baru saat wilayahnya ditetapkan status darurat seolah-olah tidak mampu untuk menghandle bencana tersebut.
Ia menegaskan status darurat ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan menangani seorang pemimpin, karena terkait bencana tidak ada pemimpin sehebat apapun yang dapat menangani bencana itu secara sendirian.
“Artinya darurat ini supaya kita berkolaborasi, pemerintah pusat juga bisa memberikan bantuan maksimal dan salah satu persyaratannya adalah pemerintah daerah meminta bantuan nama meminta bantuan itu suratnya ada namanya siaga darurat dan tanggap darurat,” imbuhnya.
Banjir ini terjadi dikatakannya sebab curah hujan yang sangat tinggi, akibat ada fenomena alam gelombang Moresbi Kelvin.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BMKG dalam beberapa hari ini, dapat dipastikan diperkirakan curah hujan yang diakibatkan gelombang moresbi kelvin ini sudah tidak ada lagi di Bali, karena sudah bergeser ke arah Barat.
“Jadi ya memang yang harus kita intervensi sekarang adalah justru Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, kami juga sudah berkoordinasi dengan Kepala Daerah di 3 Provinsi itu untuk segera siap siaga, melaksanakan operasi mitigasi cuaca,” terangnya.
Banjir bandang atau air bah adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap, menggenangi, dan mengalir deras, menghanyutkan benda-benda besar.
Banjir ini terjadi secara tiba-tiba di daerah permukaan rendah akibat hujan yang turun terus-menerus.
Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi.
Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah.
Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.