Loyalis Jokowi Sebut Prabowo Arogan dan Berkhianat Usai Budi Arie Kena Reshuffle, Gibran Bereaksi

Pasca Budi Arie Setiadi kena reshuffle Presiden Prabowo Subianto, sejumlah loyalis Joko Widodo meradang, merasa sudah dikhianati.

Editor: Refly Permana
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
WAWANCARA KHSUSU - Budi Arie Setiadi melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024). 

Layaknya Budi Arie, Sri dan Dito juga pernah menjadi menteri di era Jokowi.

Menyikapi ini, Gibran Rakabuming Raka selaku Wakil Presiden mengatakan presiden tentu sudah melakukan pertimbangan dengan masak sebelum bikin keputusan.

“Ya, terkait reshuffle, ini adalah langkah-langkah yang sudah benar-benar dihitung matang oleh Bapak Presiden dari segala sisi, termasuk kinerja dan lain-lainnya,” kata Gibran sat berada di Batam, mengutip Tribunnews.com Rabu (10/9/2025).

Menurutnya, pergantian jajaran menteri dilakukan agar pelayanan publik dan mesin pemerintahan dapat bekerja lebih optimal. 

“Dan ini dilakukan untuk, agar pelayanan publik, mesin pemerintah itu bisa bekerja lebih optimal,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gibran berharap para pejabat baru yang dilantik dapat segera beradaptasi dan menunjukkan kinerja terbaik. 

Baca juga: Diduga Kuat Budi Arie Terlibat Judol saat Jadi Menkominfo, Mahfud MD: Setidaknya Memfasilitasi

“Maka dari itu kita doakan yang terbaik untuk para menteri, wamen yang baru saja dilantik, agar mereka-mereka ini bisa bekerja dengan baik. Dan sekali lagi, menunjukkan kinerja terbaiknya untuk kita semua,” tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wapres Gibran Buka Suara Tanggapi Keputusan Prabowo Ganti Budi Arie Hingga Sri Mulyani dan Relawan Jokowi 'Meradang' Budi Arie Dicopot: Jangan Arogan Prabowo, Ingat Kemenangan Pilpres 2024

Pengamat politik, Ray Rangkuti beranggapan, Projo sekarang bukan organisasi relawan, lebih tepat disebut organisasi loyalis Jokowi.

"Karena loyalis, maka aktivitasnya mendukung sepenuhnya apapun yang menjadi pilihan aktor/elite politik yang mereka dukung," ujar Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) itu di tahun 2023 silam.

Ray menuturkan, relawan dibentuk berdasar kerelaan masing-masing tanpa ada kaitan struktural dengan elite atau kelompok politik formal.

"Kedua, ini penting membiayai sendiri segala aktivitasnya," ungkap Ray.

Kemudian, mengikat diri dengan yang dipilih berdasarkan kesamaan visi-misi, bukan berdasarkan timbal balik jabatan politik.

Keempat, relawan menentukan sendiri langkah dan ketetapan politik mereka, bukan sebaliknya menunggu arahan dari tokoh politik tertentu.

"Kelima, seharusnya tetap bersikap kritis. Yang baik didukung, yang melenceng dikritik," tegasnya.

Alih-alih memenuhi syarat sebagai relawan, Ray mengemukakan hampir dua dari lima kriteria dimaksud telah hilang dari Projo.

"Maka karena itu, tidak lagi disebut sebagai organisasi relawan tapi lebih tepat organisasi loyalis," tutur dia.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved