Meski 4000 Siswa Keracunan MBG, Menteri Pendidikan Tak Ingin Program Andalan Prabowo Itu Disetop

Apa alasan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah tetap ingin MBG dilanjutkan? Padahal, sudah ada 4000 pelajar keracuanan.

Editor: Refly Permana
dokumen warga via kompas.com
MBG - Tangkapan layar Jangkrik dalam MBG di SMP N 2 Sewon, Bantul. 

SRIPOKU.COM - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi kontroversi beberapa bulan terakhir.

Ribuan siswa dilaporkan keracunan dan ada beberapa temuan berabgai jenis serangga di menu MBG.

Meski demikian, Abdul Mu'ti selaku Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan pihaknya tetap mendukung keberlanjutan MBG.

Ia akan menyiapkan sekolah-sekolah sebagai penerima manfaat dari program tersebut. 

"Bahwa ada berbagai peristiwa, sebagian anak-anak keracunan, mudah-mudahan bisa menjadi bahan evaluasi," ujarnya di Masjid Agung Jawa Tengah, Kabupaten Magelang, Jumat (5/9/2025). 

Mu'ti menambahkan, MBG akan tetap berjalan dan disempurnakan secara bertahap. 

Baca juga: Update Kasus Keracunan MBG di Pedamaran OKI, Sampel Feses hingga Darah Dibawa ke Laboratorium BBPOM

Ia juga mengungkapkan bahwa pemeriksaan capaian gizi setelah pelaksanaan MBG akan segera dilakukan, meskipun tidak menyebutkan jadwal pastinya. 

"Pemeriksaan bisa lintas sektoral dengan Kementerian Kesehatan atau mitra lainnya," imbuhnya. 

Berdasarkan data dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), 4.000 siswa dilaporkan menjadi korban keracunan.

Angka itu didapat dalam delapan bulan terakhir.

Temuan Ulat dan Jangkrik

Belum lama ini, ada emuan berupa telur lalat dan jangkrik di program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 2 Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait temuan tersebut. 

Baca juga: Update Kasus Keracunan MBG di Pedamaran OKI, 4 Siswa Masih Dirawat di Puskesmas

Dikpora Bantul hari ini langsung menindaklanjuti dengan mengundang kepala sekolah dan kepala SPPG. 

"Hari ini ada 1 ompreng, salah satu menunya ada jangkriknya. Jangkrik ada di dalam tahu goreng ketika dibelah salah satu anak (ditemukan jangkrik) sudah termasak," kata Nugroho saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (2/9/2025).

Sementara itu, Elina Chrisniati selaku Kepala Seksi (Kasi) Surveilans, Imunisasi dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bantul mengatakan prosedur pengolahan sudah sesuai standar.

"Tetapi mungkin karena banyak (bahan baku yang diolah). Sehingga kemungkinannya memang dari bahannya sudah ada unsur itu," kata Elina, kepada wartawan di Bantul, Rabu (3/9/2025). 

Dari temuan itu, Dinkes Bantul menyarankan SPPG Sewon memperketat bahan baku yang digunakan. 

Harapannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul : 4.000 Siswa Keracunan, Mendikdasmen: Tidak Berarti MBG Dihentikan

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved