Mata Siswi SD Lebam Usai Pulang Sekolah

Guru SDN 150 Gandus Ngaku tak Tahu Penyebab Mata Seorang Siswi Lebam Usai Pulang Sekolah: Demi Allah

Guru tersebut mengaku tidak mengetahui adanya kejadian yang menimpa F, meskipun F duduk di barisan depan dan merupakan siswa yang mudah terlihat.

|
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Odi Aria
Instagram Palembang Update
GURU BEREAKSI - Momen Ratu Dewa mengunjungi SDN 150 Gandus tempat sekolah F. Guru SDN 150 Gandus SDN 150 Gandus ngaku tak tahu penyebab mata korban merah dan lebam usai pulang sekolah. 
Ringkasan Berita:
  • Kasus F, siswi SDN 150 Gandus Palembang, yang ditemukan dengan mata merah dan lebam saat pulang sekolah, viral di media sosial. Ibunda F, Bi Erna, terkejut dengan kondisi anaknya dan meminta penjelasan kepada pihak sekolah
  • Kasus ini mendapat perhatian Walikota Palembang, Ratu Dewa, yang mengunjungi sekolah tersebut
  • Guru yang mengajar F pada saat kejadian membantah adanya kekerasan 
  • Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa mata F mengalami pecahnya pembuluh darah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Setelah viralnya kasus F, seorang siswi SDN 150 Gandus Palembang yang ditemukan dengan kedua mata merah dan lebam saat pulang sekolah, akhirnya muncul pernyataan dari pihak sekolah, khususnya guru yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.

F, siswi di SDN 150 Gandus, ditemukan oleh ibunya, Bi Erna, dengan kondisi mata yang merah dan lebam setelah pulang sekolah pada 28 Oktober 2025.

Melihat kondisi putrinya yang sangat memprihatinkan, Bi Erna segera menanyakan ke pihak sekolah, namun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai.

Beberapa guru di sekolah mengaku tidak tahu apa-apa, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kondisi F mungkin disebabkan oleh kebanyakan bermain handphone.

Pihak sekolah menjadi sorotan setelah kabar ini viral di media sosial.

Walikota Palembang, Ratu Dewa, pun mengunjungi SDN 150 Gandus untuk melakukan pengecekan langsung dan bertemu dengan guru yang mengajar pada saat kejadian.

Guru tersebut mengaku tidak mengetahui adanya kejadian yang menimpa F, meskipun F duduk di barisan depan dan merupakan siswa yang mudah terlihat.

“Demi Allah tidak ada kejadian yang mengarah ke kekerasan. Saat itu saya hanya menyelesaikan pelajaran seperti biasa, dan saat pelajaran selesai, anak-anak langsung bersiap pulang,” kata guru tersebut di hadapan Walikota Ratu Dewa.

Guru ini juga menjelaskan bahwa F sempat terlihat dengan mata merah, namun hanya sedikit, dan tidak ada kejadian mencurigakan yang terjadi di kelas.

Namun, pernyataan dari guru tersebut tak cukup untuk meyakinkan keluarga F, terutama Bi Erna yang merasa ada yang tidak beres.

Ia menilai luka pada mata anaknya lebih mirip akibat pukulan atau benda tumpul, bukan karena kebanyakan bermain HP seperti yang disebutkan pihak sekolah.

Kasus ini semakin memanas ketika seorang oknum yang diduga kuat sebagai guru di sekolah tersebut, melalui akun media sosial, marah dan membantah tuduhan adanya kekerasan terhadap F.

Dalam sebuah pesan yang diterima oleh akun yang memviralkan kasus ini, oknum guru tersebut menyebutkan bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal.

“Mana mungkin kedua mata F terkena pukulan di kelas,” kata oknum tersebut dengan nada kasar.

Meskipun demikian, hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bunda Palembang menunjukkan bahwa F mengalami pecahnya pembuluh darah di sekitar mata, yang diduga akibat pukulan atau benda tumpul.

F kini dalam kondisi trauma berat, dan setiap kali ditanya mengenai kejadian tersebut, ia hanya bisa menangis dan ketakutan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tim medis menyimpulkan bahwa kondisi mata F bukanlah akibat dari kebiasaan bermain handphone, melainkan karena adanya benturan fisik yang menyebabkan trauma pada area matanya.

F kini masih dalam proses pemulihan, meskipun kedua matanya masih terasa sakit dan belum sembuh total.

Keluarga F berencana untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib, namun mereka menghadapi kendala karena tidak ada bukti CCTV atau saksi yang melihat langsung kejadian tersebut.

Bi Erna merasa khawatir dan takut untuk melanjutkan laporan ke polisi setelah mendapat ancaman dari salah satu guru yang mengatakan akan melaporkan balik jika tuduhan ini terus berlanjut.

Walikota Palembang, Ratu Dewa, yang telah meninjau langsung situasi di SDN 150 Gandus, mengimbau kepada masyarakat dan pihak sekolah untuk lebih berhati-hati dan transparan dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan siswa.

“Kami akan terus memantau dan memberikan pendampingan kepada keluarga F dalam mencari keadilan,” ujar Ratu Dewa.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved