Bayar Tato di BKB Palembang
Penjelasan Kasat Pol PP Palembang soal Dugaan Pemalakan Pasang Tato Atlet Korpri Asal Papua
Korpri asal Papua yang disebut menjadi korban pemalakan hingga Rp1,5 juta untuk pembuatan tato
Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALEMBANG—Kabar viral mengenai seorang atlet Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korpri asal Papua yang disebut menjadi korban pemalakan hingga Rp1,5 juta untuk pembuatan tato di sekitar kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, akhirnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Palembang, Dr. Herison, pada Rabu (8/10/2025), mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengamankan dan menginterogasi terduga pembuat tato berinisial H untuk mengungkap fakta di balik kabar yang sempat mencoreng citra Palembang sebagai kota wisata ini.
Menurut keterangan yang diperoleh Satpol PP dari terduga H, insiden tersebut diklaim bukanlah sebuah pemalakan, melainkan murni negosiasi bisnis yang disepakati kedua belah pihak.
"Dari keterangan terduga, itu memang ada orang empat, pertama nego pasang tato Rp1,5 juta dan nawar Rp800 ribu, dan deal Rp1,2 juta. Terus ada dua orang masang tato Rp1,2 juta dan satu tiga ratus jadi total Rp1,5 juta," ungkap Herison, merujuk pada keterangan dari H.
Namun, drama muncul setelah pengerjaan tato selesai. Menurut pengakuan H, para atlet tersebut tidak membawa uang tunai dan meminta agar uang diambil dari penginapan mereka di Hotel Santika Sriwijaya.
Herison menambahkan, lokasi pengerjaan tato yang dilaporkan H juga berbeda dari kabar yang beredar.
"Pengakuan pengerajin tato itu yang bukan di BKB, tapi di JCO di bawah Jembatan Ampera," jelasnya.
Meskipun terduga H membantah adanya unsur pemerasan, Satpol PP Kota Palembang tidak berhenti sampai di situ.
Guna mendapatkan kebenaran yang berimbang dan faktual, pihak kepolisian berencana segera meminta keterangan resmi dari pihak korban.
"Nanti siang kita akan ketemu korban, dan pengakuan pengerajin tato itu jika tidak ada unsur pemerasan dan saya akan klarifikasi ke yang bersangkutan," tegas Herison.
Terlepas dari benar atau tidaknya unsur pemalakan dalam kasus ini, Satpol PP Palembang telah mengambil langkah antisipasi untuk meminimalisir tindakan premanisme, khususnya di objek-objek wisata dan landmark penting di kota, sejalan dengan digelarnya Popnas Kopri.
Langkah antisipasi yang dilakukan Satpol PP meliputi peningkatan personel di kawasan wisata seperti BKB, Masjid Agung, dan tempat wisata lainnya, termasuk Pulau Kemaro.
Kemudian penempatan personel di setiap lampu merah.
Satpol PP telah menyiapkan posko terpadu yang terintegrasi dengan Kominfo, memungkinkan pemantauan langsung melalui CCTV untuk mengawasi tindak pidana.
Herison menghimbau masyarakat dan wisatawan untuk bersama-sama menjaga keamanan kota Palembang.
"Palembang kota wisata, kalau sudah aman nyaman pasti ramai," ujarnya, seraya menegaskan bahwa kesejahteraan masyarakat Palembang akan meningkat jika banyak wisatawan berkunjung dan berbelanja di UMKM lokal.
Bagi masyarakat Palembang atau wisatawan yang mengalami tindakan premanisme di tempat objek wisata, Satpol PP mengimbau untuk segera melaporkan ke posko terpadu terdekat di bawah Jembatan Ampera atau BKB, atau melalui nomor hotline WA 0818621234.
"Apapun permasalahan berkaitan dengan fungsi Sat Pol PP, akan kita tindaklanjuti," pungkasnya.
Tukang Tato di BKB Palembang Bantah Peras Kontingen Pornas Papua, Ngaku Sudah Sepakat Soal Harga |
![]() |
---|
Bukan Rp 1,5 Juta, Tukang Tato di BKB Kuak Kesepakatan dengan Kontingen Papua, Ngaku Diajak ke Hotel |
![]() |
---|
HERISON Temui Tukang Tato yang Diduga Memeras Kontingen PORNAS di BKB, Jangan Bikin Malu Palembang! |
![]() |
---|
VIRAL Kontingen PORNAS Kopri Asal Papua Barat Bikin Tato di BKB Palembang Diminta Bayar Rp1,5 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.