Meniti Jalan Setapak di Sei Lais Palembang: Kisah Warga Bertaruh Nyawa Demi Hasil Panen dan Sekolah

Tiang-tiangnya miring, pondasi tergerus air pasang, dan sebagian jalannya sudah patah, menciptakan pemandangan memprihatinkan sekaligus membahayakan

Penulis: Mat Bodok | Editor: adi kurniawan
Sripoku.com/Mat Bodok
JEMBATAN - Warga di Lrg Komja RT 36 RW O2 Kelurahan Sei Lais Kecamatan Kalidoni Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (19/9/2025) berharap jalan setapak bertiang ada perhatian dari Pemerintah Kota Palembang. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Di antara rimbunnya pemukiman di Lorong Komja, Kelurahan Sei Lais, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, sebuah jalan setapak menjadi urat nadi kehidupan.

Namun, hari-hari ini, jalan bertiang yang terbuat dari cor beton itu tak lagi kokoh.

Tiang-tiangnya miring, pondasi tergerus air pasang, dan sebagian jalannya sudah patah, menciptakan pemandangan memprihatinkan sekaligus membahayakan.

Jalan setapak ini bukan sekadar jalur penghubung, melainkan akses utama bagi para petani untuk mengangkut hasil panen dan anak-anak sekolah untuk menuntut ilmu.

Namun, seiring waktu, kondisi jalan yang dibangun dari swadaya masyarakat ini semakin mengkhawatirkan.

Menurut Eli, salah seorang perwakilan warga RT 36, kerusakan ini berpotensi besar membuat jalan ambruk jika terus-menerus digerus arus pasang.

"Kalau jalan ini roboh, petani pasti kesulitan membawa hasil panennya. Anak-anak sekolah juga akan repot saat berangkat dan pulang," ujar Eli dengan nada penuh harap, seraya memohon perhatian dari Pemerintah Kota Palembang.

Kerusakan ini membuat aktivitas sehari-hari warga menjadi penuh tantangan.

Saat air pasang, anak-anak sekolah harus rela melepas sepatu mereka dan berjalan di tengah genangan air yang tingginya mencapai lutut.

Kondisi jalan yang goyang akibat dorongan air pasang menambah kekhawatiran orang tua akan keselamatan anak-anak mereka.

"Saya khawatir kalau anak-anak sekolah lewat, air pasangnya setinggi dengkul," kata Eli, menggambarkan betapa risikonya meniti jalan yang sudah retak itu.

Keresahan ini rupanya sudah lama dirasakan warga. Madon, warga RT 12, menyebut bahwa kerusakan jalan sudah terjadi sejak lama dan keluhan telah disampaikan kepada ketua RT, namun belum ada tindak lanjut.

"Sudah lama jembatan jalan setapak bertiang ini patah dan sering dikeluhkan warga sekitar," keluh Madon, yang merasa tak berdaya karena hanya sebagai warga biasa.

Warga Lorong Komja kini hanya bisa berharap uluran tangan dari Pemkot Palembang dan dinas terkait, khususnya Ratu Dewa, agar segera memberikan bantuan perbaikan.

Mereka ingin jalan yang menjadi nadi kehidupan mereka kembali aman, sehingga aktivitas ekonomi dan pendidikan tidak lagi terhambat dan nyawa tidak lagi menjadi taruhan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved