Berita Palembang

PWPSS Sumsel Rayakan HUT ke-80 RI dengan Pesona Pakaian Adat Nusantara, Lestarikan Identitas Bangsa

Renny mengungkapkan, dirinya sendiri pada perayaan HUT RI ke 80 tahun mengenakan baju adat khas kabupaten Muara Enim bertengkuluk

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: pairat
Tribun Sumsel/Linda Trisnawati/Humas
KENAKAN PAKAIAN ADAT - Perkumpulan Wanita Palembang Sumatera Selatan (PWPSS) perwakilan Sumsel kenakan pakaian adat Nusantara saat Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menggunakan pakaian adat Nusantara Perkumpulan Wanita Palembang Sumatera Selatan (PWPSS) perwakilan Sumsel ingatkan pentingnya persatuan saat Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI). 

Selain para anggota yang kompak menggunakan pakaian adat Nusantara dari berbagai daerah di Tanah Air ataupun Sumatera Selatan acara tersebut juga diwarnai parade busana adat dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sumsel, Padang, NTT hingga Nusantara lainnya, serta makin meriah dengan Poco-poco. 

Ketua Perhimpunan Wanita Palembang Sumatera Selatan (PWPSS) Perwakilan Sumsel, Renny Devi Nasrun Umar didampingi Ketua Harian Merry Dicky Tatung mengatakan, peringatan HUT RI ke 80 tahun bersama PWPSS ini bernuansa silaturahmi. 

Perayaan HUT ke-80 RI PWPSS kenakan baju adat nusantara.
KENAKAN PAKAIAN ADAT - Perkumpulan Wanita Palembang Sumatera Selatan (PWPSS) perwakilan Sumsel kenakan pakaian adat Nusantara saat Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI).

Baca juga: Ini Gak Berat Kok Momen Istri Herman Deru Pakai Baju Adat Besemah di HUT ke-78 RI

"Tema kita berpakaian adat Nusantara. Tidak hanya sekadar busana ini merupakan Warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan dan dijaga, dan dapat memperkuat identitas bangsa. Semangat ini jadi bagian dari tujuan PWPSS," kata Renny saat di Grand Ballroom SoMa, beberapa waktu lalu. 

Renny mengungkapkan, dirinya sendiri pada perayaan HUT RI ke 80 tahun bersama PWPSS Perwakilan Sumsel ini menggunakan baju adat khas kabupaten Muara Enim yaitu bertengkuluk yang lazimnya digunakan wanita petani kopi di Muara Enim.

Dilengkapi dengan Wastra (kain) dengan batik motif Muara Enim, pending berlambang mak raje (yang dipertuan-agungkan), serta kalung khas dari Muara Enim. 

"Baju adat manapun semuanya cantik dan luar biasa, dengan digunakan menjadi saran pelestarian. Di momen 17 Agustus ini merupakan hari bersejarah harus dijaga, dalam  mengisi salah satunnya dengan menjaga kelestarian budaya melalui baju adat Nusantara menunjukkannya kecintaan terhadap NKRI dan menghargai perjuangan para pahlawan yang sudah berjuang," katanya. 

Menurutnya, PWPSS sendiri terbentuk guna menyatukan wanita Palembang atau Sumsel di perantauan.

Dimana sejak didirikan berpuluh tahun lalu sudah tersebar di Palembang, Bengkulu, Jambi, Jakarta dan akan terus bertambah kedepannya. 

Sementara itu Ketua BKOW Sumsel, Lidyawati Cik Ujang yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan, peringatan HUT RI ke 80 tahun yang diselenggarakan PWPSS ini mengingatkan semua selain perayaan yang riang gembira dengan lomba-lomba tetapi tetap dengan semangat persatuan bhineka tunggal Ika melalui baju-baju adat Nusantara yang digunakan. 

"Ini menjadi pengingat buat kita bahwa walaupun berbeda kita tetap satu agar Kemerdekaan kita tetap terjaga dan kita isi dengan hal - hal positif," katanya. 

Ia juga menambahkan, sinergi antara BKOW dan PWPSS ke depan akan diperkuat.

"Melalui kolaborasi bersama untuk memajukan peran perempuan di Sumatera Selatan," ujarnya

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved