Berita Palembang

Dewan Pendidikan Sumsel: Program Makan Bergizi Gratis Layak Dipertahankan, Asal Dievaluasi

Menurut Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Dr. Supadmi Kohar, segala kekurangan

Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
Sripoku.com/Apriansyah
PROGRAM MBG DI PALI - Siswa-Siswi SDN 2 Tanah Abang tampak antusias menerima menu makanan bergizi dalam launching perdana Program MBG, Kamis (28/8/2025). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG — Meskipun diwarnai beberapa insiden keracunan dan keluhan menu yang tidak sesuai harapan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai tetap layak dipertahankan.

Menurut Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Dr. Supadmi Kohar, segala kekurangan yang ada harus menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan, bukan alasan untuk menghentikan program.

“Program ini bagus. Karena sifatnya baru, pasti ada kekurangan sana-sini. Ke depan harus ada perbaikan, bukan harus distop karena bukan jalan keluar,” kata Supadmi, Jumat (19/9/2025).

Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program strategis nasional yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan diluncurkan secara resmi pada awal tahun 2025.

Program ini bertujuan untuk menyediakan asupan gizi yang memadai bagi masyarakat, terutama bagi kelompok usia rentan dan yang membutuhkan.

Ia menegaskan bahwa pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengelola MBG harus proaktif dalam melakukan evaluasi. 

Kritik dan masukan dari masyarakat, baik mengenai menu maupun distribusi, harus diterima dan ditindaklanjuti.

"Kita hargai niat pemerintah itu sudah baik," ucapnya, seraya menambahkan bahwa program sebesar ini wajar jika masih memiliki kekurangan di awal pelaksanaannya.

Supadmi juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam memantau program ini, sementara pemerintah diharapkan tidak anti-kritik.

Menurut Supadmi, laporan ketidakpuasan yang ada saat ini masih didominasi oleh masalah menu dan distribusi yang belum merata, bukan kegagalan sistematis.

Ia juga melihat adanya keseriusan dari pemerintah dengan adanya pelatihan bagi juru masak dan penyesuaian dapur agar sesuai standar gizi, termasuk pemilihan pemasok bahan makanan yang bersertifikasi.

"Artinya belum signifikan (masalahnya). Ini menunjukkan ada keseriusan pemerintah mengelola dengan standar," tuturnya.

Lebih lanjut, Supadmi melihat dampak positif dari program ini. Selain memberikan gizi kepada generasi penerus bangsa, program ini juga turut menggerakkan perekonomian lokal.

Ia menyebutkan, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani sayuran, peternak ayam, dan pihak lainnya sudah mulai merasakan dampak positif dari program tersebut.

"Karena banyak (pemenuhannya) jadi terkejut juga, sehingga wajar masih ada kekurangan dan harus melibatkan UMKM, yang dampaknya juga banyak bagi petani sayuran, telur dan sebagainya sudah mulai bergerak," pungkas Supadmi.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved