Berbeda dengan Jokowi yang mengambil skripsi soal teknologi hasil hutan, Mulyono justru menyusun skripsi soal ekonomi management.
"Saya Fakultas Kehutanan cuma dulu ambil skripsinya bidang ekonomi management. Saat itu tidak ada jurusan, hanya Fakultas Kehutanan. Ada ekonomi management, ada teknologi hasil hutan," bebernya.
Menurut Mulyono, ia lulus dari UGM lebih lama dari Jokowi.
Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985.
"(Mulyono) Lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari. Pak Jokowi memang nilainya lebih bagus dari saya," ungkapnya.
Mulyono menuturkan, saat kuliah Jokowi merupakan sosok yang biasa saja.
"Dia sih biasa-biasa saja, selalu inget kalau ketemu selalu sapa sebelum jadi pejabat. Pas jadi wali kota kalo ketemu selalu nyapa juga," ungkapnya.
Ia pun tak ambil pusing soal isu ijazah palsu Jokowi.
"Kalau ijazah bukan urusan saya, masing-masing kan. Saya punya ijazah dikeluarkan UGM. Yang jelas kuliah bareng, ijazah sama dikeluarkan oleh UGM, cuma Pak Jokowi keluar lebih cepat karena nilainya lebih bagus," kata dia lagi.
Rekan Jokowi yang lainnya, Mustoha Iskandar meyakini kalau ijazah milik Jokowi adalah asli.
"Asli pasti, wong temen-temennya banyak masih hidup. Kita satu kelas semua," kata Mustoha.
Ia juga membenarkan bahwa saat itu tidak ada jurusan di Fakultas Kehutanan.
"Memang kehutanan gak ada jurusan. Jurusannya itu sudah semester akhir, ambil matkul apa, lalu topik skripsinya apa," kata dia.