Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung
Keracunan karbon dioksida Covid-19 dengan gejala berat
Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis
Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat
Syok
Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas, misalnya pada pasien yang menjalani operasi
Penggunaan ventilator tidak untuk mengobati kondisi-kondisi tersebut, tetapi hanya sebagai alat untuk membantu pasien bernapas.
Hal ini membuat pasien membutuhkan pengobatan dan perawatan lain selain ventilator untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi pasien.
Risiko Penggunaan Alat Ventilator
Selama penggunaan alat ventilator, beberapa efek samping samping berikut ini bisa terjadi pada pasien:
Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui selang pernapasan yang terpasang di tenggorokan
Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar paru-paru (pneumothorax)
Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga dahak atau lendir pada saluran napas bisa menumpuk dan mengganggu masuknya udara
Keracunan oksigen
Selain itu, pasien yang menggunakan ventilator harus berbaring dalam waktu lama sehingga bisa meningkatkan risiko mengalami luka dekubitus. Hal ini terjadi akibat tekanan yang lama pada kulit dan gangguan aliran darah akibat tromboembolisme.
Meski penggunaan ventilator memiliki peran penting dalam perawatan pasien, risikonya pun tidak sedikit.
Penggunaan alat ventilator juga umumnya membutuhkan biaya yang besar. Makin lama pasien dirawat menggunakan ventilator, makin banyak biaya yang harus dikeluarkan.
Oleh karena itu, pasien dan keluarganya perlu memahami keuntungan dan risiko dari penggunaan mesin ini.