Arief pun bingung kenapa sama sekali tidak ada anak yang mau merawat ibunya.
"Meskipun luar pulau masa enggak bisa urunan, maksudnya membiayai ibu?" tanya Arief.
"Enggak mau," ujar Lukman.
"Anak pertama namanya siapa?" tanya Arief lagi.
"Faisal," imbuh Lukman.
"Anak kedua? ketiga?" tanya Arief.
"(anak kedua) saya, Lukman. (anak ketiga) perempuan namanya Warda. Keempat ini ada masalah di kepolisian," pungkas Lukman.
"Intinya keempat-empatnya anak ini enggak mau merawat atau enggak sanggup merawat?" tanya Arief ke sekian kalinya.
"Iya," akui Lukman.
Atas kebulatan tekad Lukman dan ketiga saudaranya untuk membuang Fatimah, Arief akhirnya menyerah untuk membujuknya.
Arief lantas menjelaskan aturan di panti jomponya.
Yakni orangtua yang telah diserahkan total ke Griya Lansia tidak boleh lagi dijenguk oleh anaknya sama sekali.
"Di Griya Lansia ini kan sebenarnya tidak boleh untuk yang masih punya anak. Tapi berhubung sampeyan tidak mau merawat, saya siap merawat dengan catatan, serah terima total, sampeyan enggak boleh mengunjungi dan kalau meninggal enggak dikabari. Setuju?" tanya Arief Camra.
"Iya, setuju," jawab Lukman yakin.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com.