SRIPOKU.COM - Berikut ini soal UKPPPG 2025 lengkap dengan kunci jawaban.
Soal ini tentu membantu Bapak/Ibu guru untuk menjadi latihan sebelum Ujian Kompetensi.
Dalam artikel ini akan membahas 30 soal UKPPPG 2025 yang bisa menjadi bahan latihan Bapak/Ibu Guru untuk persiapan UTBK.
1. Ibu Sari, seorang guru kelas 5 SD, mengamati Dika, salah satu siswanya, sering menunjukkan ledakan emosi saat frustrasi menghadapi tugas matematika yang sulit. Dika akan merobek lembar kerjanya, menangis, atau bahkan memukul meja. Perilaku ini seringkali membuat teman-temannya terkejut dan mengganggu konsentrasi kelas. Ibu Sari menyadari bahwa Dika berada dalam tahap perkembangan di mana ia masih belajar mengelola emosinya yang kompleks, dan tekanan akademik menjadi pemicu utamanya. Ibu Sari ingin menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Dika, sekaligus membantunya mengembangkan keterampilan regulasi emosi.
Sebagai guru yang menerapkan metode pembelajaran berpusat pada peserta didik dan memahami teori perkembangan emosional, strategi pengelolaan perilaku Dika yang paling efektif yang harus dilakukan Ibu Sari adalah...
A. Langsung memberikan hukuman setiap kali Dika menunjukkan perilaku tersebut agar ia jera dan tidak mengulanginya lagi di depan teman-temannya.
B. Mengabaikan perilaku Dika, dengan harapan ia akan berhenti sendiri ketika tidak ada yang memperhatikan, karena perhatian justru bisa memperburuk.
C. Menerapkan teknik "time-out" di sudut kelas setiap kali Dika marah, kemudian mengajaknya berdiskusi tentang perasaan yang ia alami dan mencari solusi alternatif untuk menghadapi frustrasi.
D. Memindahkan Dika ke kelas yang lebih rendah atau meminta orang tuanya untuk segera membawa Dika ke psikolog anak karena perilakunya di luar kemampuan sekolah.
Kunci Jawaban: C
2. Pak Anton mengajar di kelas 4 SD yang memiliki keragaman latar belakang siswa, baik dari segi kemampuan akademik maupun minat belajar. Ada beberapa siswa yang sangat cepat memahami materi dan cenderung bosan jika pembelajaran terlalu lambat. Di sisi lain, ada sekelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman bacaan dan seringkali kehilangan fokus di tengah pelajaran. Pak Anton ingin merancang pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada siswa tetapi juga efektif dalam mengelola perbedaan karakteristik ini agar semua siswa merasa nyaman dan termotivasi.
Berdasarkan deskripsi karakteristik peserta didik di atas, pendekatan pembelajaran yang paling tepat dan berpusat pada peserta didik yang harus diterapkan Pak Anton untuk mengelola perbedaan tersebut adalah...
A. Memberikan tugas yang sama kepada semua siswa dengan tingkat kesulitan yang tinggi agar siswa yang cepat tertantang dan siswa yang lambat berusaha lebih keras.
B. Memfokuskan diri pada siswa yang cepat agar mereka dapat meraih prestasi tertinggi, sementara siswa yang lambat diberikan tugas yang minimal.
C. Menggunakan metode pembelajaran berdiferensiasi, seperti menyediakan materi bacaan dengan level berbeda, memberikan pilihan aktivitas yang sesuai minat, dan membentuk kelompok belajar berdasarkan kebutuhan.
D. Mengatur ulang tempat duduk siswa berdasarkan tingkat kecerdasan mereka, agar siswa pandai dapat saling membantu dan siswa yang lambat dapat fokus pada pelajaran.
Kunci Jawaban: C
3. Ibu Dewi menghadapi situasi di kelas 6 SD di mana beberapa siswa menunjukkan kecemasan berlebihan saat akan menghadapi ujian, terutama ujian matematika. Kecemasan ini seringkali menyebabkan mereka melakukan blank saat mengerjakan soal, padahal saat latihan mereka bisa. Beberapa siswa bahkan mengeluh sakit perut atau pusing saat hari ujian. Ibu Dewi menyadari bahwa lingkungan belajar yang tidak mendukung dapat memicu perilaku sulit seperti menarik diri atau enggan belajar.
Sebagai guru yang memahami teori belajar kognitif dan bertujuan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman, upaya terbaik yang dapat dilakukan Ibu Dewi untuk menanggulangi perilaku sulit akibat kecemasan ujian adalah...
A. Memberikan lebih banyak latihan soal yang sangat sulit agar siswa terbiasa dengan tekanan dan tidak kaget saat ujian.
B. Menekankan bahwa ujian adalah segalanya dan nilai adalah ukuran keberhasilan mutlak, agar siswa termotivasi belajar lebih keras.
C. Menerapkan strategi relaksasi sebelum ujian, mengubah format ujian menjadi lebih bervariasi (tidak hanya tertulis), dan memberikan penekanan bahwa proses belajar lebih penting daripada nilai akhir.
D. Memisahkan siswa yang cemas dari siswa lain saat ujian untuk menghindari penularan kecemasan dan memberikan perhatian khusus kepada mereka.
Kunci Jawaban: C
4. Di sebuah kelas 3 SD yang diasuh oleh Pak Rudi, terjadi insiden di mana dua siswa, Rio dan Aldo, terlibat perselisihan fisik kecil karena memperebutkan pensil warna. Rio merasa Aldo mengambil pensilnya tanpa izin, sementara Aldo bersikeras bahwa ia hanya meminjamnya. Kedua anak menunjukkan kemarahan dan tidak mau mengalah. Situasi ini mengganggu pelajaran dan membuat suasana kelas menjadi tegang. Pak Rudi ingin menyelesaikan konflik ini dengan cara yang mendidik dan berpihak pada anak, sehingga perilaku serupa dapat diminimalkan di masa depan.
Untuk menanggulangi perilaku sulit berupa konflik antar peserta didik ini, Pak Rudi, sebagai guru yang mengedepankan pendidikan yang berpihak pada anak dan ingin menjaga lingkungan yang aman, seharusnya...
A. Segera menghukum keduanya dengan menyuruh berdiri di depan kelas agar menjadi contoh bagi siswa lain untuk tidak bertengkar.
B. Melerai mereka dan meminta salah satu pihak (yang dianggap lebih bersalah) untuk meminta maaf di depan kelas tanpa memberikan kesempatan menjelaskan.
C. Memisahkan keduanya, memberikan kesempatan masing-masing untuk menceritakan perspektifnya secara pribadi, memfasilitasi dialog damai, dan membimbing mereka mencari solusi bersama.
D. Meminta siswa lain untuk menilai siapa yang paling bersalah dalam konflik tersebut agar ada keadilan dari teman-teman mereka.
Kunci Jawaban: C
5. Bapak Budi, guru kelas 4 SD, mengamati seorang siswa baru bernama Luna. Luna sangat pendiam, sering menyendiri saat jam istirahat, dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya. Ketika diberi tugas kelompok, Luna cenderung pasif dan hanya mengikuti arahan anggota kelompok lain tanpa banyak berbicara. Bapak Budi khawatir Luna merasa tidak nyaman atau kesulitan beradaptasi dengan lingkungan barunya, yang bisa menghambat perkembangannya secara psikososial dan emosional. Bapak Budi ingin membantu Luna agar merasa aman dan nyaman di kelas.
Melihat karakteristik peserta didik Luna dan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman agar Luna tidak lagi menunjukkan perilaku menarik diri, tindakan terbaik yang harus dilakukan Bapak Budi adalah...
A. Memberikan banyak tugas individu kepada Luna agar ia dapat fokus tanpa perlu berinteraksi dengan teman-temannya.
B. Memaksa Luna untuk selalu berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi kelompok dan memintanya untuk berbicara di depan kelas agar ia terbiasa.
C. Menugaskan teman sebaya yang ramah dan empatik untuk menjadi "buddy" Luna, serta memberikan peran kecil yang tidak mengintimidasi dalam kegiatan kelompok secara bertahap.
D. Mengabaikan perilaku menyendiri Luna, dengan asumsi bahwa ia memang anak pendiam dan akan beradaptasi sendiri seiring waktu.
Kunci Jawaban: C
6. Ibu Rina, guru kelas 1 SD, sering menghadapi perilaku mengganggu dari beberapa siswanya, terutama saat jam pelajaran. Ada siswa yang sering berjalan-jalan di kelas, berbicara sendiri, atau mengganggu teman saat Ibu Rina sedang menjelaskan. Perilaku ini seringkali membuat pembelajaran tidak efektif dan mengganggu konsentrasi siswa lain. Ibu Rina ingin menerapkan strategi pengelolaan perilaku yang efektif, dengan memahami teori-teori belajar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.
Berdasarkan teori belajar behavioristik dan upaya untuk mengelola perilaku peserta didik yang sulit serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman, strategi yang paling tepat diterapkan Ibu Rina adalah...
A. Menggunakan sistem reward (misalnya, bintang atau stiker) untuk siswa yang menunjukkan perilaku yang diinginkan (duduk tenang, memperhatikan) dan mengabaikan perilaku mengganggu.
B. Memberikan hukuman fisik ringan setiap kali siswa menunjukkan perilaku mengganggu agar mereka takut dan tidak mengulanginya.
C. Menghentikan pelajaran setiap kali ada siswa yang mengganggu dan menegur mereka secara verbal di depan kelas hingga mereka diam.
D. Memberikan tugas tambahan yang sangat banyak kepada siswa yang mengganggu sebagai bentuk hukuman agar mereka jera.
Kunci Jawaban: A
7. Pendidikan yang berpusat pada peserta didik menekankan pentingnya peran aktif siswa dalam proses belajarnya, dengan guru berperan sebagai fasilitator. Untuk mencapai hal ini, guru harus mampu menciptakan lingkungan kelas yang tidak hanya aman dan nyaman secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis. Lingkungan seperti ini mendorong siswa untuk berani berekspresi, bertanya, dan berkolaborasi tanpa rasa takut salah atau dihakimi. Mengelola kelas agar tercapai tujuan ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang karakteristik siswa dan cara menerapkan pendekatan yang tepat.
Dalam konteks upaya seorang guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar setiap siswa merasa aman, nyaman, dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif, strategi pengelolaan kelas yang paling komprehensif dan berpihak kepada anak adalah...
A. Menetapkan aturan kelas yang sangat ketat dan memberikan sanksi yang tegas bagi setiap pelanggaran, agar siswa disiplin dan tidak berani mengganggu.
B. Membiarkan siswa belajar secara mandiri tanpa banyak intervensi, karena pembelajaran yang berpusat pada siswa berarti guru tidak perlu banyak campur tangan.
C. Menerapkan "demokrasi kelas" dengan melibatkan siswa dalam pembuatan aturan kelas, menumbuhkan komunikasi dua arah yang terbuka, serta memberikan pilihan aktivitas belajar yang beragam sesuai minat dan gaya belajar siswa.
D. Fokus pada penyelesaian kurikulum tepat waktu dengan metode ceramah, karena efisiensi adalah prioritas utama dalam mengelola kelas.
Kunci Jawaban: C
8. Setiap kelas adalah ekosistem yang unik, terdiri dari individu-individu dengan beragam karakteristik, latar belakang, dan gaya belajar. Beberapa siswa mungkin visual, yang lain auditori, dan sebagian lagi kinestetik. Selain itu, ada siswa yang ekstrovert dan cepat beradaptasi, sementara yang lain mungkin introvert dan membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman. Guru perlu menganalisis karakteristik-karakteristik ini secara cermat, serta memahami dinamika lingkungan belajar yang ada, untuk dapat mengelola kelas secara efektif agar pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa dan mencapai potensi maksimal setiap individu.
Dalam mengelola kelas untuk mencapai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, seorang guru dituntut untuk mampu menganalisis dan beradaptasi terhadap karakteristik unik setiap siswa (BK28) serta kondisi lingkungan belajar. Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tepat menggambarkan praktik terbaik dalam mengimplementasikan prinsip tersebut untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman?
A. Guru menggunakan satu metode pengajaran yang paling dikuasai, karena hal ini menjamin efisiensi dan konsistensi dalam penyampaian materi kepada semua siswa.
B. Guru mengidentifikasi siswa dengan kebutuhan khusus atau masalah perilaku, lalu menempatkan mereka di area terpisah agar tidak mengganggu siswa lain dan tidak memengaruhi lingkungan kelas.
C. Guru secara rutin melakukan observasi partisipatif dan asesmen diagnostik untuk memahami gaya belajar, minat, serta potensi dan kesulitan siswa, kemudian memodifikasi penataan ruang kelas, sumber belajar, dan strategi kelompok sesuai kebutuhan yang teridentifikasi.
D. Guru menetapkan target akademis yang tinggi dan seragam untuk semua siswa, dengan keyakinan bahwa tekanan kompetisi akan memotivasi mereka untuk mencapai hasil terbaik.
Kunci Jawaban: C
9. Ibu Susi, seorang guru kelas 2 SD, sering menghadapi tantangan saat transisi antar aktivitas pembelajaran. Misalnya, dari kegiatan bermain ke pelajaran matematika, atau dari diskusi kelompok ke tugas individu. Beberapa siswa cenderung sulit untuk segera beralih fokus, masih berbicara, atau berjalan-jalan di kelas, yang mengakibatkan hilangnya waktu belajar dan suasana kelas menjadi kurang kondusif. Ibu Susi ingin mengelola kelasnya agar transisi berjalan mulus dan perilaku mengganggu dapat diminimalisir, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa tetap efektif.
Untuk mengelola kelas dan mencapai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman selama transisi antaraktivitas, strategi paling efektif yang dapat diterapkan Ibu Susi adalah...
A. Memberikan hukuman kepada siswa yang tidak segera mengikuti instruksi transisi agar mereka lebih disiplin.
B. Mengabaikan perilaku mengganggu selama transisi, dengan harapan siswa akan tenang sendiri setelah beberapa waktu.
C. Memberikan sinyal transisi yang jelas dan konsisten (misalnya, bel, nyanyian singkat, atau hitungan mundur), memberikan instruksi transisi secara bertahap, dan memberikan penguatan positif bagi siswa yang segera patuh.
D. Mempersingkat waktu transisi seminimal mungkin agar siswa tidak punya kesempatan untuk berperilaku mengganggu.
Kunci Jawaban: C
10. Pak Hadi mengajar di kelas 5 SD. Ia mengamati bahwa banyak siswanya menunjukkan motivasi belajar yang rendah pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Siswa terlihat bosan, kurang antusias saat diskusi, dan cenderung pasif. Pak Hadi menduga hal ini terkait dengan metode pembelajaran yang monoton dan kurang relevan bagi siswa, serta lingkungan belajar yang kurang mendukung eksplorasi. Pak Hadi ingin merancang ulang pembelajaran dan mengelola kelasnya agar IPA menjadi mata pelajaran yang menarik, sehingga siswa lebih termotivasi dan aktif.
Untuk mengatasi masalah motivasi belajar rendah dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta aman dan nyaman dalam mata pelajaran IPA, strategi pengelolaan kelas yang paling sesuai dan didasari oleh analisis lingkungan belajar dan pendekatan berpihak pada anakadalah...
A. Memberikan banyak PR tentang materi IPA agar siswa terpaksa belajar dan mengulang materi di rumah.
B. Hanya menggunakan buku teks sebagai sumber belajar utama dan metode ceramah untuk memastikan semua materi kurikulum tersampaikan.
C. Mengubah penataan ruang kelas menjadi lebih fleksibel (misalnya, sudut sains), menyediakan berbagai alat peraga dan bahan eksperimen sederhana, serta mendorong pembelajaran berbasis proyek atau investigasi yang melibatkan siswa secara langsung.
D. Menghilangkan pelajaran IPA dari jadwal dan menggantinya dengan pelajaran lain yang lebih disukai siswa untuk menghindari kebosanan.
Kunci Jawaban: C
11. Pendidikan yang berpusat pada peserta didik menuntut guru untuk tidak hanya fokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kesejahteraan psikologis siswa. Salah satu aspek krusial adalah kemampuan guru dalam menciptakan rasa aman dan nyaman bagi setiap peserta didik dalam proses pembelajaran. Rasa aman ini mencakup kebebasan berekspresi tanpa takut diolok-olok, merasa diterima apa adanya, dan adanya dukungan saat mengalami kesulitan. Hal ini sangat penting untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial siswa, serta memastikan mereka dapat belajar secara optimal.
Sebagai seorang guru yang berpegang pada prinsip pendidikan yang berpihak kepada anak dan berupaya mengembangkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik, strategi paling efektif untuk menciptakan rasa aman dan inklusi di kelas adalah...
A. Memberikan pujian hanya kepada siswa yang paling cerdas dan berprestasi agar memotivasi siswa lain untuk bersaing.
B. Menetapkan standar akademik yang sangat tinggi dan memberikan sanksi tegas bagi siswa yang tidak mencapai target agar mereka lebih giat belajar.
C. Menerapkan aturan kelas yang partisipatif (dibuat bersama siswa), mendorong dialog terbuka tentang perbedaan dan kesamaan, memberikan ruang aman bagi kesalahan, serta memastikan setiap pendapat dihargai tanpa dihakimi.
D. Memisahkan siswa berdasarkan kemampuan akademik mereka di semua aktivitas, agar siswa dengan kemampuan setara dapat belajar bersama tanpa hambatan.
Kunci Jawaban: C
12. Di banyak kelas, siswa seringkali ragu untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat, terutama jika mereka merasa jawaban mereka salah atau takut ditertawakan teman. Ketakutan ini dapat menghambat proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, karena partisipasi aktif menjadi berkurang. Guru perlu memahami bahwa lingkungan belajar yang tidak mendukung dapat memicu perilaku ini, dan perlu menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut agar setiap siswa merasa aman dan nyaman untuk berekspresi. Pemahaman terhadap teori belajar yang relevan akan membantu guru merancang intervensi yang efektif.
Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga mereka berani berpendapat dan bertanya, seorang guru perlu menerapkan strategi pengelolaan lingkungan belajar yang didasari oleh pemahaman teori belajar dan berpihak kepada anak. Manakah strategi di bawah ini yang paling efektif dalam mengatasi ketakutan siswa untuk berpendapat dan bertanya?
A. Memberikan nilai tambahan bagi siswa yang paling sering bertanya atau menjawab pertanyaan di depan kelas.
B. Menekankan bahwa siswa harus menjawab dengan benar setiap kali mereka ingin berbicara, karena kesalahan akan mempengaruhi nilai mereka.
C. Menciptakan "budaya tidak ada jawaban yang salah" dalam diskusi, memberikan kesempatan think-pair-share sebelum bertanya ke kelas, dan secara konsisten memberikan penguatan positif (pujian) terhadap usaha siswa dalam berpendapat, terlepas dari kebenaran jawabannya.
D. Menggunakan metode pembelajaran ceramah sebagai metode utama agar siswa hanya perlu mendengarkan dan tidak perlu takut salah menjawab.
Kunci Jawaban: C