Tak Ada Tanda Hipotermia dan Banyak Luka Benda Tumpul, Hasil Otopsi Juliana Marins di Bali

Editor: Refly Permana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.

Diprediksi setelah luka-luka Juliana meninggal paling lama 20 menit. 
Pendarahan paling parah dan banyak terjadi di dada dan perut. 

Tidak ada organ seplin yang mengkerut atau menunjukkan bahwa perdarahan lambat. 

Sehingga dapat disampaikan bahwa kematian yang terjadi pada korban itu dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka terjadi. 

Kebanyakan pada tubuh Juliana ditemukan luka lecet geser yang artinya tubuhnya tergeser dengan benda-benda tumpul tersebut. 

Sementara dugaan meninggal karena hipotermia, dr. Alit sebut tak dapat memeriksa dugaan hipotermia. 

Sebab jenazah sudah dalam kondisi lama sehingga tak dapat memeriksa cairan pada bola mata jenazah. 

Namun jika dilihat dari luka-luka yang ada dan pendarahan yang banyak, dugaan hipotermia bisa disingkirkan.

Berita Terkini