2. Pendidikan Nilal dalam Kurikulum Merdeka:
Urgensi Pendidikan Nilai: Mengapa nilai-nilai luhur perlu diajarkan secara eksplisit dan implisit di sekolah.
Koneksi dengan Profil Pelajar Pancasila: Membedah 6 dimensi (Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, Berkebinekaan global, Bergotong-royong: Mandiri Bernalar kritis; dan Kreatif) sebagai muara dari pendidikan nilai.
Strategi Integrasi Bagaimana menanamkan nilai-nilai ini melalui budaya sekolah, kegiatan intrakurikuler (di dalam mata pelajaran), dan proyek kokurikuler (seperti P5).
E. Proses Kegiatan
1. Pembukaan (15 Menit): Saya membuka sesi dengan salam dan perkenalan singkat. Saya menjelaskan latar belakang dan tujuan kegiatan ini sebagai bagian dari tugas PPG Daljab dan sebagai wujud keinginan untuk belajar bersama.
2. Penyampaian Materi (45 Menit): Saya memaparkan poin-poin utama materi menggunakan slide sederhana. Saya berusaha menggunakan bahasa yang membumi dan memberikan contoh-contoh nyata yang relevan dengan pengalaman kami sebagai guru SD
3. Diskusi dan Tanya Jawab (45 Menit): Ini adalah bagian inti. Saya melemparkan beberapa pertanyaan pemantik seperti "Selama ini, praktik kita di kelas lebih banyak menuntun' atau 'menuntut ya Bapak/Ibu?" "Bagaimana cara kita mengintegrasikan nilai gotong royong atau bernalar kritis dalam pelajaran Matematika atau IPA?" "Apa tantangan terbesar dalam menanamkan budi pekerti di tengah gempuran teknologi?" Sesi ini berjalan sangat dinamis. Banyak guru berbagi pengalaman, tantangan, dan ide-ide praktis
4. Refleksi dan Pehutup (15 Menit): Di akhir sesi, saya mengajak para guru untuk menuliskan satu hal baru yang mereka pelajari dan satu hal yang ingin mereka coba terapkan di kelas masing-masing. Saya menutup kegiatan dengan ucapan terima kasih dan harapan agar diskusi semacam ini bisa terus berlanjut.
F. Hasil dan Dampak Aksi Nyata
Berdasarkan pengamatan dan umpan balik selama kegiatan, hasil yang didapatkan adalah:
Antusiasme Peserta: Rekan-rekan guru menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka aktif bertanya, berbagi pendapat, dan memberikan contoh dari pengalaman mereka.
Peningkatan Pemahaman: Umpan balik lisan dan tulisan di akhir sesi menunjukkan bahwa rekan-rekan guru mendapatkan perspektif baru. Banyak yang mengakui bahwa mereka "diingatkan kembali akan tujuan mulia menjadi seorang guru.
Munculnya Ide-ide Konkret: Diskusi menghasilkan beberapa ide praktis, misalnya: membuat pojok kejujuran di kelas, menerapkan pembelajaran berbasis proyek sederhana untuk melatih gotong royong, dan membiasakan sesi refleksi singkat di akhir pelajaran untuk melatih nalar kritis.
G. Refleksi dan Pembelajaran