Menurut Dedi Mulyadi, pihak yang ingin program pendidikan itu gagal adalah kelompok yang menjadikan politik sebagai tujuan utama dalam hidup.
"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya," kata Dedi Mulyadi dalam pidato peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, seperti dikutip dari tayangan KompasTV.
Dedi menegaskan pihak-pihak tersebut tak mampu membedakan antara kepentingan politik dan kepentingan kebangsaan.
Ia menyindir, meskipun sebuah kebijakan baik, akan tetap dicap buruk jika tidak sejalan secara politik.
"Walau kebijakannya baik, karena beda kepentingan politiknya, dia akan mengatakan buruk, dan walau kebijakannya buruk karena sama kepentingan politiknya akan dikatakan baik," tegasnya.
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program pendidikan ini bukan bentuk militerisasi, melainkan semangat membangun karakter disiplin pada siswa.
"Semangat militer bukan militerisasi," tegas Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi juga menegaskan tidak akan menghentikan program tersebut.
Menurutnya, program ini terbukti efektif dalam mengubah perilaku remaja bermasalah menjadi lebih disiplin dan bertanggung-jawab.
"Ada yang merekomendasikan menghentikan, saya tidak akan menghentikan, akan terus melaksanakan karena itu efektif," kata Dedi Mulyadi.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News