Kalau bicara strategi putaran pertama main kelas 2 dengan budget seadanya misalkan. Nanti baru playoff mendatangkan pemain untuk menyelamatkan tim.
"Bisa saja begitu. Persika Subang begitu pakai strateginya. Gak ngoyo putaran pertama. Entar aja pas playoff degradasi, kita lihat mereka bangkit banget," terangnya.
Ia mencontohkan seperti Sriwijaya FC juga kemarin terseok-seok banget di putaran pertama. Peringkat kedua dari bawah. Tapi Alhamdulillah SFC akhirnya bertahan di Liga 2.
Baca juga: Sriwijaya FC Bakal Melakoni 27 Pertandingan Format Liga 2 2025/26, Pemain Dituntut Fisik Prima
Malah Nusantara United FC peringkat tengah terperosok degradasi. Banyak faktor, target itu susah.
Kalau bicara budget kata Anggoro Prajesta terkadang tidak sebanding dengan prestasi.
"Saya kadang-kadang gak percaya. Gak pasti. Tiba-tiba budgetnya sudah sesuai untuk target promosi Liga 1, ternyata gagal. Siapa yang mau tanggung jawab sama investor atau sponsor? Saya gak berani," kata Anggoro Prajesta.
Hanya saja, Anggoro Prajesta membocorkan agar hemat, Sriwijaya FC butuh budget Rp 10 miliar di musim 2025/26 nanti.
"Untuk memulai kompetisi ini nanti minimal banget kita butuh Rp 6 M. Itu cuma buat pemain, pelatih dan ofisial. Belum biaya pertandingan, biaya penginapan, biaya ini itu, banyak. Rp 10 M cukuplah, dicukup-cukupin kalau mau hemat," pungkasnya.