"Kami berharap, dengan metode SB3, anak-anak tidak hanya pandai membaca dan menulis, tetapi juga memiliki minat belajar yang tinggi," tandasnya.
Dengan adanya metode SB3, diharapkan kualitas pendidikan anak-anak di Indonesia dapat terus meningkat, terutama dalam hal literasi dasar seperti membaca dan menulis. Program ini juga menjadi bukti bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tanpa harus membebani anak-anak.
Sementara Ketua Yayasan Rumah Baca Indonesia Rahmi SAg didampingi Founder Metode SB3 dan SB2M Muhammad Toha menyatakan, metode pembelajaran baru SB3 ini mampu mengajarkan anak-anak membaca dalam waktu singkat, yaitu hanya 15 menit per hari selama 30 hari.
Metode SB3 telah diuji dan diterapkan selama 10 tahun terakhir, dengan hasil yang memuaskan di berbagai daerah di Indonesia.
Dijelaskan Toha metode ini dirancang untuk mengatasi, delapan kesulitan utama yang sering dihadapi anak-anak saat belajar membaca. Dengan pendekatan yang lebih sederhana dan efektif, SB3 diharapkan dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia.
"Alhamdulillah, hari ini kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyebarkan metode ini. Jika anak-anak bisa belajar membaca dengan mudah, insya Allah minat baca mereka akan tinggi. Ini adalah langkah awal untuk membangun budaya literasi yang kuat di Indonesia," ujarnya.
Salah satu keunggulan metode SB3 adalah kesederhanaannya. Tidak seperti metode konvensional yang memerlukan banyak alat peraga seperti kartu, kaset, video, atau papan tulis, SB3 hanya menggunakan buku panduan tipis yang mudah dipahami. Hal ini memudahkan anak-anak untuk fokus belajar tanpa terganggu oleh media yang terlalu kompleks.
"Kami tidak menggunakan papan tulis karena tidak semua guru memiliki tulisan yang rapi dan mudah dibaca. Apalagi bagi anak-anak yang baru belajar membaca, hal ini bisa menjadi kendala. Dengan SB3, media belajarnya sangat sederhana, hanya buku panduan yang dirancang khusus," tambahnya.
Metode ini juga dirancang untuk memudahkan para pengajar, termasuk orang tua dan guru, dalam mengajarkan membaca kepada anak-anak. Dengan teknik yang mudah dipahami, diharapkan metode ini dapat diterapkan secara luas di seluruh Indonesia.
"Selama ini, belajar membaca seperti makan nasi goreng panas dan pedas bagi anak-anak. Dengan SB3, kami ingin mengubahnya menjadi seperti bubur atau segelas susu, yang lebih mudah dicerna dan menyenangkan," jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya metode SB3, anak-anak Indonesia tidak lagi menganggap membaca sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Diharapkan, minat baca akan meningkat, dan buku akan menjadi teman yang menyenangkan bagi generasi muda.
"Kami yakin, jika belajar membaca menjadi mudah, anak-anak akan lebih mencintai buku. Ini adalah langkah kecil untuk menciptakan generasi yang gemar membaca dan berwawasan luas," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga, dilaksanakan Grand final kompetisi Literasi dan Numerasi nasional (KLN2) Teman Pelajar yang terpilih 9 anak yang menang mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA serta Training For Trainee (TFT) oleh Founder Metode SB3 dan SB2M Muhammad Toha kepada perwakilan Teman Pelajar se Sumsel di Gedung Gramedia Word Palembang.
Berikut poin kerjasama Bimbel Teman Pelajar dengan Yayasan Rumah Baca Indonesia, yaitu menjadikan Buku SB3 ( Satu Bulan Bisa Baca) sebagai buku pegangan bagi peserta didik yang belajar membaca kalimat bahasa Indonesia di lembaga yang dikelola Teman Pelajar
Kedua, menjadikan Buku SB2M ( Satu Bulan Bisa Menulis) sebagai buku pegangan bagi anak-anak didik dalam belajar menulis di lembaga.
Ketiga, melaksanakan Panduan yang ada di dalam Buku SB3 dan SB2M, dan terakhir menyampaikan perkembangan proses belajar dan jumlah peserta didik per semester.