SRIPOKU.COM- Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto yang sebentar lagi dilantik telah memanggil calon menteri dan wakil menterinya.
Sebanyak 108 calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan telah mengikuti pembekalan di Kediaman Prabowo Hambalang.
Selanjutnya mereka akan dilantik pada 21 Oktober 2024, sehari setelah Prabowo dilantik presiden RI
Dari total 108 calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan ada dua orang tokoh asal Sumsel masuk kabinet Prabowo-Gibran yaitu Mendagri Tito Karnavian dan pengusaha Iwan Bomba.
Tito Karnavian
Berikut ini profil Jenderal Polisi (Purn) Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D, tokoh Sumsel yang menjadi kandidat masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran pemerintahan RI 2024-2029.
Mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964.
Muhammad Tito Karnavian yang lahir di Palembang, memiliki darah campuran Jawa dan Sumatera. Ayah Tito bernama Drs. Achmad Saleh terlahir dari Bapaknya bernama Saleh Mualim arek Surabaya, yang pernah tinggal di Jalan Wonorejo.
Semasa muda Kakek Tito pernah nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang Jawa Timur dan menjadi murid pendiri NU Hadratusyech KH Hasyim Asy'ari.
Keluarga besar dari garis Ayah Tito yang di Surabaya kini banyak tinggal dan menetap di Kota Malang Jawa Timur.
Dari Surabaya, Saleh Mualim merantau ke Sumatera Selatan dan menikah dengan istrinya yang berasal dari Suku Lahat Sumsel dan melahirkan Achmad Saleh.
Ayah Tito, Achmad Saleh menikah dengan Kordiah yang berasal dari suku Ogan/Baturaja Sumsel. Keduanya dikaruniai tiga anak anak kandung: Prof. Dr. Diah Natalisa, Jenderal Pol (P) Prof Muhammad Tito Karnavian, PhD dan Dr. dr. Iwan Dakota, Spesialis Jantung.
Usai menamatkan pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan AKABRI pada tahun 1987 karena gratis dan tidak ingin membebankan biaya orang tuanya.
Tahun 1993, Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditempuh di Sekolah Xaverius, kemudian sekolah menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Palembang.
Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis.
Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Keempatnya lulus, tapi yang dipilih adalah AKABRI, terutama Akademi Kepolisian.
Tito Karnavian mengaku dirinya kembali dipercaya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk ke depannya.
"Beliau meminta saya membantu beliau di dalam kabinet mendatang," kata Tito.
Mantan Kapolri ini juga menceritakan komunikasi dengan Prabowo saat berada di dalam rumah. Prabowo menyebut jika dirinya layak untuk membantu pemerintahan lima tahun ke depan.
"Beliau menyampaikan bahwa apa yang dikerjakan pak tito saya sudah tahu persis. Apalagi kita sering rapat bersama, mendengar pendapat pak Tito saya menganggap bahwa pak Tito layak dan cocok membantu saya untuk di kabinet selanjutnya demi kepentingan bangsa masyarakat Indonesia dan mengeksekusi program-program beliau," ucapnya.
Meski begitu, Tito enggan merincikan soal nantinya akan kembali menjabat sebagai Mendagri atau tidak.
"(Ditunjuk sebagai Mendagri?) Kalau mengenai itu nanti silakan ditanyakan kepada beliau (Prabowo)" ungkapnya.
"Yang jelas, beliau meminta agar penanganan inflasi yang selama ini sudah terjaga baik itu agar tetap diteruskan di masa beliau.
Dan saya sampaikan akan tetap saya laksanakan setiap minggu sampai ada perintah untuk dihentikan. Kira-kira begitu," tuturnya
Iwan Bomba
Setiawan Ichlas atau yang dikenal dengan Iwan Bomba dikabarkan masuk dalam calon Menteri, calon Wakil Menteri dan Kepala Badan pada kabinet Prabowo dan Gibran.
Iwan Bomba sendiri pernah diisukan ingin mengakuisisi Sriwijaya FC pada musim 2023-2024 yang lalu, melalui perusahaannya yakni Bomba Group.
Tetapi isu tersebut tidak jadi kenyataan, pasalnya Iwan Bomba melalui perusahannya Bomba Group membatalkan rencana akuisisi tersebut dengan alasan yang kurang jelas beredar dikalangan awak media di Palembang.
Nama Iwan Bomba mendadak populer pasca memiliki 13,27 persen saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI). Apalagi, setelah PADI menyatakan bakal mengakuisisi 51 persen saham Bank Muamalat.
Lahir dan besar di Palembang, Setiawan Ichlas terlahir dari keluarga sederhana.
Lahir pada 10 April 1977, pria yang akrab disapa Iwan ini menyebut dirinya terjun ke dunia bisnis untuk pertama kalinya sejak masih duduk di bangku sekolah.
Dalam bisnis, Iwan menyebut dirinya tidak punya kerabat pengusaha. Seluruh usahanya, dimulai dari nol, pun tanpa bimbingan ayah kandungnya yang meninggal dunia saat usianya masih 16 tahun.
Dikutip dari KONTAN, Iwan berkisah dirinya sangat tertarik berbisnis di sektor riil. Beberapa bisnis yang digarap Iwan antara lain, transportasi atau jasa, perkebunan, trading, pertambangan batubara, belakangan jasa keuangan.
Tidak berhenti di situ, dalam gurita bisnisnya Iwan juga memiliki sejumlah pelabuhan yang tersebar di Indonesia. Antara lain di Palembang, Lampung serta Kalimantan.
Nama lain
Yang menarik, semasa bujang, Iwan akrab dikenal dengan nama Iwan Bomba. Awal mula nama ini muncul ketika Iwan berhasil sukses di Jakarta. Merasa lebih dari cukup akan kesuksesannya, Iwan pun kembali ke kampung halamannya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Kala kembali ke tempat kelahirannya, Iwan pun sesegera mungkin mencari cara untuk merubah dirinya. Alhasil, Iwan yang memiliki keterampilan dalam bidang elektronik ini mulai mendirikan sebuah usaha sewa organ tunggal.
Nama Bomba sendiri muncul dari sebuah merek Televisi Toshiba keluaran tahun 2000an. Lagi-lagi bisnis yang Ia jalani ini pun sukses, dan nama Iwan Bomba pun tersebar di kalangan rekan bisnis dan teman-teman Iwan di Palembang.
Berikut daftar nama-nama tokoh yang dipanggil Prabowo untuk menjadi calon menteri:
Sugiono (Gerindra)
Maruarar Sirait (Gerindra)
Fadli Zon (Gerindra)
Prasetyo Hadi (Gerindra)
Rachmat Pambudy (Gerindra)
Supratman Andi Agtas (Gerindra)
Bahlil Lahadalia (Golkar)
Wihaji (Golkar)
Nusron Wahid (Golkar)
Maman Abdurrahman (Golkar)
Dito Ariotedjo (Golkar)
Meutya Hafid (Golkar)
Agus Gumiwang Kartasasmita (Golkar)
Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat)
Teuku Riefky Harsya (Demokrat)
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (Demokrat)
Zulkifli Hasan (PAN)
Yandri Susanto (PAN)
Muhaimin Iskandar (PKB)
Abdul Kadir Karding (PKB)
Yusril Ihza Mahendra
Raja Juli Antoni (PSI)
Syaifullah Yusuf (Mensos/PBNU)
Abdul Mu'ti (Muhammadiyah)
Arifatul Choiri Fauzi (Muslimat NU)
Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
Widyanti Putri Wardhana (Komisaris PT Telada Prima Agro)
Dudy Purwagandhi (CEO Johnlin Air Transportation/Komisaris PLN)
Yasierly (ITB/Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ergonomi Indonesia)
Satryo Soemantri Brojonegoro (ITB)
Ribka Haluk (Pj Gubernur Papua Tengah/Birokrat)
Sultan Bachtiar Najamudin (Ketua DPD/Eks Wagub/DPD/KNPI)
Budi Santoso (Sekjen Kemendag)
Hanif Faisol Nurofiq (Dirjen Kehutanan)
Letjen (Purn) Muhammad Herindra (Wamenhan)
Marsdya (Purn) Donny Ermawan Taufanto (Sekjen Kemenhan)
Jenderal (Purn) Tito Karnavian (Mendagri/Polri)
Komjen Agus Andrianto (Wakapolri)
Natalius Pigai (Eks Komisioner Komnas HAM)
Pratikno (Mensesneg)
Sakti Wahyu Trenggono (Menteri KKP)
Erick Thohir (Menteri BUMN)
Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan)
Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian/Golkar)
Amran Sulaiman (Menteri Pertanian)
Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
Rosan Roeslani (Menteri Investasi)
Veronica Tan
Dody Hanggodo (pengusaha).
Sementara untuk daftar nama-nama calon wakil menteri dan kepala badan di kabinet Prabowo adalah:
Anis Matta (Ketum Gelora)
Dzulfikar Ahmadi Tawalla (Muhammadiyah)
Bima Arya (PAN)
Christina Aryani (Golkar)
Viva Yoga Mauladi (PAN)
Isyana Bagoes Oka (PSI)
Budiman Sudjatmiko (Aktivis)
Arrmanatha Nasir (Dubes untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Dony Oskaria (Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia)
Kartika Wirjoatmodjo (Wamen BUMN)
Immanuel Ebenezer (Gerindra)
Angga Raka Prabowo (Partai Gerindra)
Fahri Hamzah (Partai Gelora)
Todotua Pasaribu (Pengusaha/TKN Pranowo-Gibran)
Yuliot Tanjung (Wamen Investasi)
Romo Muhammad Syafi'i (Partai Gerindra)
Diana Kusumastuti (Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR)
Nezar Patria (Wamenkominfo)
Ossy Dermawan (Demokrat)
Aminnudin Maruf (TKN Prabowo-Gibran)
Giring Ganesha (PSI)
Helvi Yuni Moraza (Komisaris LEN)
Fajar Riza Ulhaq (Muhammadiyah)
Juri Ardiantoro (KSP)
Afriansyah Noor (Wamenaker)
Otto Hasibuan (Advokat)
Diaz Hendropriyono (PKPI)
Agus Jabo Priyono (Ketum Prima)
Silmy Karim (Dirjen Imigrasi)
Taufik Hidayat (Atlet)
Dahnil Anzar Simanjuntak (Partai Gerindra)
Faisol Riza (PKB)
Stella Christie (Akademisi)
Budi Arie Setiadi (Menkominfo)
Didit Herdiawan (Purnawirawan TNI)
Bambang Eko Suhariyanto (Staf Ahli Menhan)
Mugiyanto Sipin (KSP)
Sulaiman Umar (TKD Prabowo-Gibran Kalsel)
Ahmad Riza Patria (Partai Gerindra)
Edward Omar Sharif Hiariej (Eks Wamenkumham)
Dyah Roro Esti (Golkar)
Dudung Abdurachman (Eks KSAD)
Raffi Ahmad (Artis)
Gus Miftah (Tokoh Agama)
Mardiono (Plt Ketum PPP)
Ahmad Ridha Sabana (Ketum Garuda)
Fauzan (Eks Rektor UMM)
Komjen Suntana (Eks Kabaintelkam Polri)
Lodewijk F Paulus (Golkar)
Atip Latifulhayat (Akademisi Unpad)
Komjen Purwadi Arianto (Kalemdiklat Polri)
Thomas Djiwandono (Gerindra)
Suahasil Nazara (Wamenkeu)
Yovie Widianto (Musisi)
Gus Irfan Yusuf (Gerindra)
Anggito Abimanyu (Akademisi)
Hasan Nasbi (Kepala Kantor Komunikasi Presiden)
Haikal Hassan Baras (Relawan)
Ferry Juliantono (Gerindra).