Kasus penipuan berawal saat Gonzalo Algazali bertemu dengan AFR sebuah kafe di Makassar pada Februari 2024.
AFR menjanjikan bisa membantu Gonzalo Algazali masuk Akpol.
Gonzalo kemudian percaya dengan janji manis AFR.
Apalagi AFR mengaku punya kenalan seorang polisi di Jakarta.
Namun untuk memuluskan nilat Gonzalo masuk Akpol, ia harus membayar sebesar Rp4,9 M.
“Awalnya AFR meminta Rp 1 miliar, tapi kemudian jumlahnya naik menjadi Rp 1,5 miliar, dan terus bertambah hingga mencapai Rp 4,9 miliar," kata Rosdiana.
Tak hanya uang, Gonzalo Algazali turut kehilangan emas batangan hingga perhiasan.
Barang berharga itu diberikan kepada AFR.
Singkat cerita, Gonzalo Algazali mengikuti tes masuk Akpol di tingkat regional.
Namun, ternyata Gonzalo Algazali tidak lolos.
Pihak korban lantas menagih janji kepada AFR.
Pelaku kemudian mengajak Gonzalo Algazali ke Semarang dan Jakarta.
Di dua kota tersebut, korban diberi pelatihan untuk mempersiapkan diri mengikuti tes lagi.
Akan tetapi, lagi-lagi Gonzalo Algazali dinyatakan tidak lolos.
Pada akhirnya keluarga menyadari AFR merupakan pelaku penipuan.
AFR lantas dilaporkan ke polisi pada 4 September 2024.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, menyebut, pihaknya berhasil menangkap AFR di Bone pada 29 September 2024.
Kasus ini hingga sekarang masih didalami.
“Modus operandi pelaku adalah menawarkan jaminan lolos Akpol dengan imbalan uang,” kata Kompol Devi, dikutip.
(Sripoku.com/Tribun-Timur.com)