"Saya belajar bikin roti dari orang Belanda, waktu itu buka kursus di Sungai Gerong Plaju Palembang, untuk tahun nya saya lupa,"kata Fridar memulai menuturkan kisahnya berjualan roti," Jum'at (2/8/2024).
Setelah kursus bikin roti dengan orang Belanda di Komperta Sungai Gerong Plaju Palembang, Fridar yang telah memiliki modal untuk memulai usahanya berinisiatif untuk membuka usaha toko roti.
Suaminya bernama Ali Bachrum yang saat itu bekerja di kapal tanker minyak sepakat dan memilih berhenti bekerja demi berkumpul bersama keluarga.
Lantas Fridar bersama suaminya ikut tinggal bersama orang tuanya di Komperta Pendopo yang bekerja di PT Stanvac Indonesia atau PTSI Sebelum Pertamina sejak tahun 1976.
Dulu Fridar memulai usahanya cuma di rumah sekitar tahun 82 an dibantu oleh suami dan adik-adiknya.
Namun ketika sudah banyak pelanggan dan kebenaran orang tuanya juga memasuki masa pensiun, ia bersama keluarganya kepikiran untuk membuka toko roti, karena di rumah sudah banyak antrian pelanggan.
"Orang tua saya bilang kepada bos nya untuk memakai tempat di salah satu bangunan perusahaan di jalan cemara dan diberi ijin oleh bos nya, maka dibukalah toko roti diberi nama HAMADA tahun 1986 yang memiliki arti usaha bersama," tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha toko roti HAMADA miliknya terus berkembang, dan semakin banyak pelanggan yang datang ke toko roti HAMADA, baik itu dari karyawan perusahaan maupun masyarakat Talang Ubi.
Dalam pemasarannya, roti HAMADA dulunya juga memasarkan produknya menggunakan mobil roti yang diedarkan sampai ke pelosok-pelosok desa.
Namun ketika usaha toko rotinya baru berjalan 5 tahun dan mulai berkembang pesat, suaminya Ali Bachrum pada tahun 1991 meninggal dunia, yang mana pada saat itu Putra semata wayangnya bernama Sobirin baru berusia 3 tahun.
Tentunya hal itu merupakan masa sulit Fridar dalam menjalankan usaha toko roti nya. Namun berkat tekad nya untuk menghidupi keluarganya, dengan dibantu adik-adiknya dan orang tuanya, toko roti HAMADA akhirnya tetap bertahan hingga sampai saat ini.
Resep roti yang dibuat Fridar sejak dari jaman dulu hinggah kini tanpa menggunakan bahan pengawet. Roti dan kue yang dihasilkan menyimpan keajaiban rasa dan tergolong legendaris.
"Sejak dulu resep nya kita pertahankan dan tidak berubah, kita juga tidak menggunakan bahan pengawet. Makanya roti kita cuma bertahan paling lama 6 hari, kalau dimasukin kulkas bisa 8 hari, karena tidak pakai pengawet,"ujarnya.
Saat ini Fridar menjalankan usaha toko rotinya dibantu oleh putra semata wayangnya bernama Sobirin dan istrinya.
Meski masih dibantu oleh Fridar, puteranya Sobirin yang merupakan seorang guru SMP diselah waktunya mengajar, bersama istrinya setiap harinya menjalankan usaha toko roti HAMADA.