Buya Menjawab

Apa yang Dimaksud dengan Tumakninah, Bagaimana jika Ditinggalkan Didalam Sholat, Apa Hukumnya?

Editor: Bejoroy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi - Bahwasanya seorang hamba yang bersungguh-sungguh melakukan sholat, maka tidak ditulis bagi pahalanya seper enam dan tiada sepersepuluhnya, sebab tiada hadir hatinya kepada Allah Swt. Dan hanya dituliskan bagi hambanya pahala sholatnya, apabila di dalam melaksanakan sholat itu hadir aqalnya(hatinya) serta khusyuk(HR.Abu Dawud dan An-Nasa'i).

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
BUYA, apa yang dimaksud dengan Tumakninah, bagaimana jika ditinggalkan di dalam sholat. Apa hukumnya. Mohon dijelaskan Buya. Terimakasih.
0812 780 XXXX

Jawaban:
Wa’alaikumussalam.Wr.Wb.
Ananda, di dalam sholat itu ada yang dinamakan rukun yaitu sesuatu yang apabila tidak dilakukan maka hukum sholatnya batal. Dalam Mazhab Syafi’I rukun di dalam sholat ada 13, yakni sebagai berikut:

1. Niat,
2. Berdiri dalam sholat fardhu bagi yang kuasa,
3. Takbiratul ikhrom,
4. Membaca al-Fatihah,
5. Ruku dan tuma'ninah,
6. I'tidal dan tuma'ninah,
7. Sujud, dua kali dan tuma'ninah,
8. Duduk antara dua sujud,
9. Tasyahud akhir,
10. Duduk tasyahud akhir,
11. Sholawat atas Nabi sesudah tasyahud akhir (dalam posisi duduk),
12. Salam
13. Tertib (Zuhaili, Al-Fiqh al Islam waadillatuhu, 1997 Vol II hal. 814).

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Pada point 5, 6 dan 7, seperti pada angka 5. Rukuk dan tumakninah, artinya ketika rukuk di dalam mazhab Syafi’I, bacaan tasbihnya; SUBHAANAROBBIYAL ‘AZIM WABIHAMDIHI. Boleh tiga kali bahkan boleh sebelas kali pada raka’at pertama dan kedua.

Jika tiga kali setelah tasbih yang ketiga, tenang sejenak (sakta-berhenti sejenak) itu yang disebut tumakninah. Jika berjama’ah maka rukuknya makmum mendahulukan imam, jika membarengi Imam hukumnya makruh, karena akan menghilangkan tumakninahnya.

Apabila hilang tumakninahnya maka hukum sholat makmum jadi batal. Apabila tidak tumakninah sholatnya terkesan tergesah-gesah. MenurutRasulullah Saw.; “AL ‘AJJALA MINAS SYAITHON” Artinya;” Tergesah-gesah itu dari syaithon.
Maka sholatlah dengan khusyuk, HudhurdanTadabbur.

Menurut Syafi'iyah; "Khusyu' dalam sholat, yaitu menghadirkan hati dan menenangkan anggota tubuh dengan perasaan bahwa ia sedang berada di hadapan Allah Swt Yang Maha Melihat". (Zuhaily, Vol.II.,hlm.932).

Rasulullah Saw. menyatakan dalam sabda beliau: "Bahwasanya seorang hamba yang bersungguh-sungguh melakukan sholat, maka tidak ditulis bagi pahalanya seper enam dan tiada sepersepuluhnya, sebab tiada hadir hatinya kepada Allah Swt. Dan hanya dituliskan bagi hambanya pahala sholatnya, apabila di dalam melaksanakan sholat itu hadir aqalnya(hatinya) serta khusyuk"(HR.Abu Dawud dan An-Nasa'i).

Tadabbur adalah memahami apa-apa yang dibaca di dalam sholat. (*)

Data Sebaran Covid 17-11-2023 (https://covid19.go.id/id)

Berita Terkini