'Nyawa Bayar Nyawa' Panglima Pajaji Soal Kasus Warga Tewas Saat Demo Kebun Sawit, Perusahaan Diusir!

Editor: Fadhila Rahma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasus seorang warga tewas ketika melakukan unjuk rasa ke PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I membuat Panglima Pajaji membuat ultimatum.

"Tidak ada anggota polisi yang dibekali dengan peluru peluru tajam, hanya dibekali dengan gas air mata, peluru hampa dan peluru karet," kata Erlan Munaji.

Kompas.com masih terus berupaya menghubungi warga dan para korban terkait bentrokan tersebut. Melansir Kompas.id, identitas korban tewas adalah Gijik (35), sedangkan korban luka adalah Taufikurahman (23).

Pengemudi ambulans Desa Bangkal, Fery menceritakan detik-detik sebelum penembakan.

”Mereka sedang duduk-duduk saat aksi. Namun, Taufikurahman lalu tertembak. Gijik yang hendak menolong malah kena tembak,” kata Fery yang bertugas mengantarkan korban tewas dan luka ke RSUD dr Murjani Sampit, seperti dikutip dari Kompas.id.

Satu Warga Kritis

Seorang warga tewas diduga tertembak dan satu lainnya mengalami luka berat dalam bentrok antara warga Bangkal dan polisi di perusahaan perkebunan sawit, PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 1 di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).

Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Erlan Munaji, membenarkan telah terjadi bentrok antara warga dan polisi di lokasi perkebunan sawit tersebut.

Erlan menjelaskan, bentrok pecah pada Sabtu (7/10/2023) siang sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat itu, kata Erlan, polisi sedang melakukan pengamanan konflik di lahan perkebunan milik PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 1.

Menurut versi polisi, sejumlah warga mengadang aparat sambil membawa ketapel dan tombak.

"Sehingga terpaksa diamankan, namun warga tidak terima sehingga warga melakukan perlawanan dan menyerang petugas," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).

Bentrokan pun tidak terhindarkan.

Akibatnya satu orang warga tewas diduga tertembak, sementara 1 orang lainnya mengalami luka berat.

Mereka kini telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Sementara mengenai dugaan penembakan yang dilakukan oleh aparat, dia mengeklaim bahwa semua petugas sudah menjalankan tugas sesuai aturan.

"Tidak ada anggota polisi yang dibekali dengan peluru peluru tajam, hanya dibekali dengan gas air mata, peluru hampa dan peluru karet," kata Erlan Munaji.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Terkini