Namun demikian, Yudo menyatakan, pihaknya baru bisa menarik pasukan dari Rempang ketika sudah ada jaminan keamanan atau tidak ada permintaan bantuan dari otoritas setempat.
"Kalau tidak ada permintaan ngapain saya harus ke situ, kita tarik semua," ujarnya.
===
Warga tak perlu takut
Selain terjun karena diminta otoritas setempat, Yudo juga menyebut prajurit yang berada Rempang tidak dilengkapi senjata.
Ia mengaku telah mengutus Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Marsda Agung Handoko sebelum kerusuhan di Rempang pecah pada 7 September.
Agung diterjunkan untuk memastikan agar prajurit TNI tidak terlibat dalam kerusuhan di Rempang dan melakukan tindakan arogan.
"Kita kerahkan Puspom TNI untuk mengawasi itu, sehingga saya berharap semoga tidak ada pasukan TNI yang arogan untuk itu," kata Yudo.
Yudo meminta warga Rempang tidak perlu takut dengan kehadiran TNI di tanah mereka.
Menurutnya, masyarakat bisa menggunakan prajurit sebagai sarana komunikasi, menanyakan persoalan yang belum dipahami terkait proyek strategis nasional.
"Kalau ada hal yang mungkin dianggap rawan atau membahayakan ya silakan laporkan di situ," tutur Yudo.
Sebelumnya, Yudo menyebut TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Rempang.
Namun, Yudo menjadi sorotan lantaran dalam rekaman video rapat di Mabes TNI Cilangkap, menyampaikan perumpamaan jika terdapat 1.000 warga maka 1.00 prajurit diterjunkan untuk "memiting" warga satu persatu.
"Umpama masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan (prajurit TNI) 1.000."
"Satu miting satu itu kan selesai."