Layaknya sebuah negara, Dayak juga memiliki serdadu, sedadu tersebut yakni Pasukan Merah bernama Tariu Borneo Bangkule Rajakng atau TBBR.
Panglima Jilah memiliki garis keturunan panglima atau pangalangok dari keluarga orangtuanya.
Ayahnya berasal dari Ne’ Macatn, sedangkan sang ibu datang dari keturunan Ne’ Bandong, Ne Matas.
Garis keturunan itulah yang membuatnya dipercaya menjadi sosok pemimpin Pasukan Merah Dayak.
Ia merupakan cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Panglima Jilah menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Jumlah pasukannya tak main-main, mencapai 44 ribu Pasukan Merah.
Meski begitu, Panglima Jilah adalah sosok yang rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian.
Dilansir dari YouTube Larasati Channel, Panglima Jilah dikenal sebagai tokoh yang peduli terhadap adat, budaya serta permasalahan yang terjadi di Tanah Kalimantan.
Lahir dengan nama Agustinus Jilah, Panglima Jilah yang menjadi simbol perjuangan masyarakat adat di bumi Borneo dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya ini lahir pada 19 Agustus 1980, di Desa Sambora, Mempawah Hulu, Kabupaten Landak.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Perseteruan Panglima Pajaji Vs Panglima Jilah Berbuntut Panjang, Ilmu Kebal Keduanya Disorot