Tidak tahu alasan mutasi
Disinggung soal pemindahannya, Ade mengaku tidak tahu parameter apa yang digunakan.
"Saya enggak tahu (parameternya)."
"Menurut saya Gajahmungkur selama saya pimpin ya prestasinya tidak jelek-jelek amat," ujarnya.
Selama masa kepemimpinannya di triwulan pertama dan kedua 2023, Ade mengatakan bahwa evaluasi kinerja Kecamatan Gajakmungkur meraih peringkat paling atas di antara 16 kecamatan lainnya.
"Kalau bicara stunting, ketika saya masuk ada 60-an, ini saya tinggal 20-an."
"Kemudian urban farming, Gajahmungkur juga dapat CSR dari perbankan senilai Rp 100 juta."
"Ada yang dua kali Rp 150 juta dan Rp 100 juta," kata dia.
"Coba dibandingkan teman-teman lain yang mati (urban farming-nya) juga banyak gitu."
"Jadi ya enggak tahu (alasan mutasi)."
"Tanyakan ke yang mindah, ke wali kotanya langsung," tambah Ade.
Siap menjalankan tugas baru
Kendati demikian, Ade mengatakan siap menjalani tugasnya yang baru.
"Kalau secara aturan camat dan sekdin itu eselonnya sama, kelas jabatannya sama."
"Jadi sebagai ASN yang taat terhadap aturan, ya harus dijalani sebagai bagian dari perjalanan karier," ucapnya.