Namun ketika mendengar cerita tersebut Nabi Ismail AS langsung meminta ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk menyanggupinya.
"Ia menjawab: Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail AS pun siap menaati instruksi ayahnya.
Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
Saat Nabi Ibrahim AS hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail AS dengan sembelihan besar.
Allah SWT menggantinya dengan domba jantan dari Surga, yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.
Hal tersebut juga Allah sebutkan dalam Alquran surah As-Saffat ayat 104 sampai 107.
"Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat : 104 - 107).
Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada peringatan hari raya Idul Adha.
Hikmah
Dari peristiwa tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail AS itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah SWT.
Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu.
Nabi Ibrahim AS telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.
Sedangkan Nabi Ismail AS tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya.