Unggahan video Pandji ini menuai beragam komentar dari warganet.
Ada yang memuji konten karena dinilai mencerahkan, tetapi tak sedikit warganet mengungkapkan ketidaksetujuan dan kritik.
“Second chance hanya berlaku untuk semua kasus kecuali pencabulan di bawah umur dan membunuh bang,” tulis salah satu warganet.
“Poin yang u lupain. SJ playing victim itu looooh,” tulis warganet lainnya.
“Saya setuju sistem pemidanaan kita ke pemasyarakatan dengan harapan orang yang dipidana dapat kembali ke masyarakat dengan normal karena sudah mengalami perbaikan diri di lapas."
"Cuma dalam kasus ini asusila, korbannya remaja. Bayangkan kalau korban liat ipul di TV, trauma pasti. Apalagi masa depannya masih panjang."
"Bukan maksud orang-orang memotong rezeki Si Ipul, tapi kan Ipul bisa kerja yang lain, yang penting jangan bikin trauma ke korban,” tulis warganet lainnya.
“It’s not our place to give SJ a second chance. It’s the victim’s place. As it is the victim’s place to forgive the perpetrator. (Bukan tempat kami memberikan SJ kesempatan kedua. Ia tempat korban. Karena ia tempat korban memaafkan pelaku).
We can’t compare child molestation cases sama kasus narkoba. They’re simply different. I think we can agree on that. (Kami tak dapat membandingkan kasus pencabulan anak dengan kasus narkona. Mereka sama sekali berbeda. Saya pikir kami dapat sepakat tentang itu),” tulis warganet lainnya.