SRIPOKU.COM - Pandemi Virus Corona hingga kini masih belum berakhir.
Gara-gara pandemi ini, beberapa kerugiaan pun dirasakan oleh berbagai pihak.
Mulai sekolah dari rumah, bekerja dari rumah dan kini adanya masa PPKM.
Hal ini dilakukan demi memutus rantai penyebaran Virus Corona.
Di dalam dunia bisnis, sejak merebaknya Virus Corona atau yang dikenal dengan pandemi Covid-19 mengakibatkan penurunan omzet dari para pelaku UMKM.
Terdapat beberapa lapangan usaha UMKM yang terkena dampak yang paling besar yaitu penyedia akomodasi, pariwisata, kuliner, perdagangan besar dan eceran, reparasi sepeda motor serta transportasi dan perdagangan.
Tingkat penjualan produk yang rendah menjadi suatu rintangan bagi UMKM terlebih lagi di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Bukan cuma itu saja, ada hal lain yang juga ikut andil dalam masalah penurunan omzet.
Salah satu hal yang tak kalah penting ialah masih kurangnya pengetahuan mengenai cara produksi pangan yang tepat.
Hal ini menjadi suatu kendala yang dihadapi oleh beberapa UMKM di Desa Karangnangka, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas.
Oleh karena itu, diperlukan edukasi untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan.
Elva Hariana Puspa, mahasiswa UNDIP yang kini tengah melaksanakan KKN Mandiri di Desa Karangnangka ikut membantu mengatasi masalah ini.
Di bawah bimbingan Dr.rer.nat Thomas Triadi Putranto,ST., M.Eng, Elva Hariana Puspa memberikan edukasi mengenai Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) atau Good Manufacturing Practice (GMP) dalam menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona, UMKM di Desa Dukuhwaluh go Digital dengan Instagram
Baca juga: BLT UMKM Sebesar Rp 1,2 Juta Cair Juli-September 2021, Ini Cara Cek Penerima dan Cara Mencairkannya
Pentingnya penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) ini bagi UMKM yaitu untuk menghasilkan produk pangan yang aman, berkualitas, dan tidak menimbulkan risiko yang dapat membahayakan kesehatan.
Terlebih lagi di masa pandemi COVID-19, produk yang dijual harus dipastikan terjaga kebersihan atau hiegienitasnya.
Adapun UMKM yang menjadi targetnya ialah usaha kuliner yang ada di desa tersebut.
"Untuk UMKM yang menjadi terget saya di Desa Karangnangka yakni ada usaha bolen, keripik tempe, keripik kulit lumpia,"ujarnya.
Selain itu, penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bagi UMKM itu juga dapat meningkatkan loyalitas dari konsumen karena produk yang dijual memiliki kualitas yang unggul sehingga memungkinkan dapat menaikkan tingkat penjualan produk.
Elva Hariana Puspa menjelaskan, edukasi ini dilakukan melalui media cetak booklet dan edukasi secara online.
Pembagian booklet dilakukan secara door- to-door ke masing-masing UMKM dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Edukasi mengenai CPPOB ini nantinya juga berguna bagi UMKM yang belum memiliki PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), karena CPPOB ini menjadi salah satu syarat yang dibutuhkan dalam pengajuan PIRT.
Media cetak booklet menjadi salah satu sarana yang digunakan agar edukasi tetap dapat berlangsung tanpa mengumpulkan banyak orang.
Selain itu, media cetak juga menjadi salah satu alternatif penyampaian edukasi relevan bagi yang mempunyai kendala koneksi internet.
Di samping booklet, edukasi juga secara online dilakukan melalui google meet.
Setelah kegiatan edukasi selesai, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, semua UMKM sudah mengerti mengenai CPPOB dan mulai menerapkan CPPOB dalam menjalankan usaha kulinernya.