Kilas Balik

"KALO Kamu Tidak Berikan Paspor, Saya Tembak," Mantan Menlu Orba Dikawal Tentara, Hijrah ke AS

Editor: Wiedarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN), mantan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) yang juga mantan Sekjen Partai Golkar, Sarwono Kusumaatmadja mengisahkan pengalaman pahit yang dialami kakaknya, Mochtar Kusuma-atmadja, dalam buku Rekam Jejak Kebangsaan, Mochtar Kusuma-atmadja yang ditulis Nina Pane.

Boleh dibilang mereka mengukir kenangan indah di Negeri Paman Sam itu.

Pada akhir masa studi Mochtar Kusuma-atmadja di Amerika (1965-1966), situasi politik di tanah air sudah berubah total.

Presiden Soekarno jatuh dan digantikan Soeharto, Partai Komunis Indonesia (PKI) telah dibubarkan.

Oleh karena itu Mochtar berani memulangkan keluarganya ke Bandung pada Februari 1967, sedangkan dirinya masih ada sejumlah urusan di AS.

Tatkala Mochtar tiba di Indonesia, gerakan mahasiswa Angkatan 66 masih berlangsung.

Ia ditawari untuk ikut terjun dalam gerakan Angkatan 66 yang berhasil menumbangkan Soekarno dan Orde Lama.

Namun Mochtar menolak dan mengatakan tugasnya adalah mengajar. Mochtar kembali mengajar di Unpad, yang saat itu rektor telah berganti dari M Sanusi Hardjadinata kepada Soeria Atmadja. (*)

*Dikutip dari buku ‘Rekam Jejak Kebangsaan Mochtar Kusuma-atmadja’, Penyusun Nina Pane, Penerbit Buku Kompas, Februari 2015.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terancam Jiwanya, Mochtar Kusuma-atmadja Dikawal Prajurit Seskoad hingga Bandara
Penulis: Febby Mahendra
Editor: cecep burdansyah

Berita Terkini