Bahkan tidak sedikit para pedagang yang telah bangkrut alias gulung tikar. Para pedagang yang pada umumnya bangkrut ini merupakan para pedagang yang berjualan ikan.
Seperti yang diungkapkan oleh Agus salah seorang pedagang pakaian di Pasar Cinde. Ia mengaku omzet dagangannya turun hingga 70 persen lebih. Jika biasanya ia bisa raup omzet mencapai Rp 2 juta, kini dari hasil jualannya hanya bisa meraup ratusan ribu saja per hari.
"Jangan ditanya lagi kalau soal omzet, turun dratis nian. Kalau mau pindah kita mau kemana, kan di pasar lain sudah banyak orang jualan serupa. Apalagi jualan di sini sudah turun-temurun," katanya.
Agus pun mempertanyakan alasan kontraktor yang sangat lamban membangun pasar modern. Angan-angan dapat menempati kios bagus dan modern pun kini hanya ada dibayangan, pasar yang rencana bakal disulap menjadi lebih kekinian nyatanya hanya dibiarkan terbengkalai dengan kondisi memprihatinkan.
"Pekerjaan ini setopnya sudah hampir setahun, bagaimana mau kelar kalau tidak dikerjakan seperti ini. Bagaimana dengan kami nasib pedagang lama, " jelasnya.
Candra pedagang ikan yang sudah berjualan sejak tujuh tahun silam ini pun mengaku sangat resah menunggu kepastian dan janji manis pengembang terkait selesainya pengerjaan fisik Cinde. Kekhawatiran demi kekhwatiran pun terus menggelayut dipikirannya.
Sejak direvitalisasinya Pasar Cinde hingga saat ini, diakuinya sudah hampir sepuluh pedagang ikan yang gulung tikar. Sepinya pembeli membuat omzetnya turun sangat drastis Rp 200 ribu perhari.
"Pembeli itu sepi sekali, semua pedagang mengeluh khusus pedagang ikan banyak yang tutup lapaknya. Bangunan sudah dihancurkan tapi hingga kini hanya dibiarkan begitu saja," ungkapnya.
Sebelumnya, Raimar Yousnaidi, Kepala Cabang PT Magna Beatum Aldiron Plaza Cinde mengaku pembangunan fisik APC distop sementara sejak berlangsungnya Pandemi Covid-19. Hantaman wabah virus corona sangat berdampak pada kondisi keuangan perusahaan Aldiron.
Kendati demikian, Raimar memastikan pembangunan APC dipastikan bakal dilanjutkan hingga tuntas. Kalau tidak dilanjutkan maka Aldiron selaku kontraktor bakal merugi besar, mengingat biaya pembangunan tiang pancang saja sudah menelan anggaran Rp 38 miliar.
"Kita sudah kasih tau para pedagang kondisi keuangan corporate sedang terganggu, jadi untuk sementara terpaksa di stop," terangnya.
Ia menambahkan, meski mengalami penundaan sementara namun pembangunan fisik APC tetap berjalan sesuai progres. Hingga kini pekerjaan fisik telah mencapai 16,67 persen dengan pekerjaan struktur bangunan mencapai 32,36 persen.
Jika pekerjaan kembali dilanjutkan, PT Magna Beatum berkomitmen akan memfokuskan menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan basement yang dimana lokasi tersebut akan digunakan oleh pedagang lama atau eksisting untuk berjualan.
"Jujur kita juga sangat berat melihat para pedagang lama jadi terlantar karena lambannya pembangunan, nanti kita akan bangun secara paralel untuk mengejer finishing lapak pedagang lama di basement," ungkap Raimar.
Seperti diketahui, mangkraknya pembangunan Pasar Cinde membuat Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan berencana akan mengambil alih pembangunan mega proyek Aldiron Plaza Cinde (APC) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Palembang tersebut.