Apa Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Pandangan Islam? Begini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah

Penulis: Tria Agustina
Editor: Sudarwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Khalid Basalamah bicara soal Hukum Merayakan Ulang Tahun Dalam Pandangan Islam

SRIPOKU.COM - Apa hukum merayakan ulang tahun dalam Islam? Begini penjelasan Ustaz Khalid Basalamah.

Ulang tahun merupakan sebuah perayaan yang dilakukan sejumlah orang dalam memperingati suatu hal.

Misalnya saja bertambahnya usia di hari kelahirannya, bisa juga merayakan berdirinya kelompok tertentu.

Pada umumnya, ulang tahun dirayakan dengan cara meniup lilin dan memotong kue.

Sebelum itu, juga ada prosesi doa yang dipanjatkan untuk harapan ke depannya.

Selain itu, ulang tahun juga biasanya dirayakan dengan teman hingga keluarga.

Biasanya juga teman dan keluarga memberikan ucapan serta kado sebagai perayaan momen bertambahnya usia orang yang ulang tahun tersebut.

Lantas, bagaimana merayakan ulang tahun dalam pandangan Islam?

Berikut ini hukum merayakan ulang tahun disampaikan Ustaz Khalid Basalamah melalui kanal YouTube Khalid Basalamah Official.

Baca juga: Apa Hukum Anak Laki-laki Mencium Ibunya? Begini Jawaban Buya Yahya Orangtua dan Kasih Sayang

Ilustrasi kue ulang tahun (Tribunjatim via Upi.com)

Baca juga: Apa Hukum Memanjangkan dan Memelihara Jenggot? Apakah Haram Memangkasnya? Begini Penjelasan Tepatnya

"Nabi Sholallahu'alaihiwasallam melarang kita, Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia sama dengan mereka, jadi hadits ini keluar karena larangan kita menyerupai orang-orang kafir," jelas Ustaz Khalid Basalamah.

"Sampai Nabi Sholallahu'alaihiwasallam pernah menyuruh para sahabat mengubah cara sisir rambutnya, itu karena menyerupai sisirnya orang-orang kafir.

Penampilan, gelagat, kan itu harus jauhi mereka," tambahnya.

"Apalagi perayaan tahun baru dan ulang tahun lainnya, bagi teman-teman yang masih semangat untuk melakukan hal-hal seperti ini saya mau tanya kembali? Kalau tidak rayakan kenapa?

Butakah mata anda? Adakah yang kurang, rambut anda rontokkah, tangannya putus, nggak ada apapun," jelasnya.

"Alhamdulillah sebelum pandemi, sesudah pandemi, subhanallah umat Islam memenuhi jalan-jalan mengikuti tradisional muslim terompet-terompet, petasan, sekian jutaan bahkan bisa miliaran kalau diuangkan, habis saja," ujarnya.

Halaman
12

Berita Terkini