Jokowi sebagai penentu apakah Nadiem masih layak menjadi menteri Kabinet Indonesia Maju atau tidak.
"Kalau melihat nomenklatur yang berubah, kalau ditambah ristek, harus menambah kemampuan profesionalitasnya lagi."
"Tergantung Jokowi apakah dia (Nadiem) mampu mengatasi pendidikan, kebudayaan, dan teknologi," katanya.
"Kalau dianggap mampu, ya tetap. Kalau dia hanya dianggap mampu sebagai Mendikbud, dan risteknya enggak mengerti ya akan diganti kelompok lain yang profesional tapi mendapat dukungan dari Muhammadiyah atau koalisi partai," beber Agus Riwanto.
Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) ini kemudian menyebut peluang Sekjen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, sebagai Mendikbudristek.
Mengingat, sebelumnya Abdul Mu'ti sempat diisukan dipilih Jokowi untuk mendampingi Nadiem Makarim.
Sayangnya, Sekjen PP Muhammadiyah itu menolak posisi sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dulu Abdul Mu'ti malah isunya dianggap sebagai wakil menterinya Nadiem Makarim."
"Tapi dia menolak karena posisinya hanya wakil menteri, enggak strategis," ungkap Agus.
Menurutnya, peluang Abdul Mu'ti menjadi Mendikbudristek tergantung pada langkah yang diambil Muhammadiyah.
"Mungkin kelompok Muhammadiyah bisa menyampaikan gagasan kalau itu diberikan pada Muhammadiyah," katanya.
"Muhammadiyah yang sudah ada di kantong Jokowi ya Abdul Mu'ti."
"Kalau Muhammadiyah berhasil melobi, bisa jadi Abdul Mu'ti," terang dia.
Namun, Agus menilai rekam jejak Abdul Mu'ti masih kurang dalam sektor teknologi.
"Tapi Abdul Mu'ti track record (rekam jejak) di bidang teknologinya memang tidak sekuat dugaan orang."