"Dengan Demokrat jadi tiga. Sudah lengkap threshold," ungkap Herzaky.
Herzaky mengungkapkan hal itu berdasarkan laporan dan kesaksian para kader dari daerah dan kabupaten/kota, yang dikumpulkan kader aktif di sebuah hotel di Jalan Rasuna Said, Kuningan.
Setelah mereka berkumpul, seorang oknum pejabat yang disebut dekat dengan Istana, ditelepon untuk kemudian didatangkan.
Dalam perbincangan itu, dibahas cara mengambil alih kepemimpinan Ketua Umum Demokrat dari tangan AHY.
Kemudian, kader Demokrat yang gamang bertanya tentang tujuan dari manuver politik tersebut.
Lalu, dijawab oleh pihak yang mengajak, bahwa tujuannya adalah pilpres.
"Lalu siapa calonnya? Ini calonnya, kata mereka menunjuk oknum pejabat itu," beber Herzaky menirukan kesaksian para kader Demokrat.
Belum Terima Surat Balasan Jokowi
DPP Partai Demokrat belum menerima surat balasan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
DPP Partai Demokrat sebelumnya meminta klarifikasi dugaan keterlibatan pejabat tinggi pemerintah untuk merebut paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
"Yang pasti balasannya belum, saat ini kita belum menerima balasannya," jelas Herzaky.
Namun, Herzaky memastikan surat yang dikirimkan tersebut sudah dibaca Presiden Jokowi.
"Kalau surat ke Pak Jokowi saat ini kami sudah mengetahui beliau sudah baca.
"Kemarin kami diinformasikan sore menjelang malam bahwa beliau sudah baca," bebernya.(Taufik Ismail)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dituduh Sebar Uang ke DPC Demokrat, Moeldoko: Saya Mau Sejahterakan Pegawai KSP Saja Enggak Bisa, https://wartakota.tribunnews.com/2021/02/04/dituduh-sebar-uang-ke-dpc-demokrat-moeldoko-saya-mau-sejahterakan-pegawai-ksp-saja-enggak-bisa?page=all.