SRIPOKU.COM, MAMUJU--Rumah mewah berlantai empat miliknya rubuh rata, tiga putri dan dua cucunya meninggal tertimpa reruntuhan saat Gempa Majene/Mamuju 6.2, pengusaha bengkel besar di Mamuju ini tetap tegar.
Dia adalah Haji Sabar, pemilik Usaha Rappang, di Jl Monginsidi, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Sulbar, kini tinggal puing-puing bangunan.
Pantauan Tribun Timur (tribun-medan.com/tribunmedan.id group), Kamis (21/1/2021), rumah itu rata dengan tanah setelah ambruk diguncang gempa bumi magnitudo 6.2 SR pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.30 Wita.
Saat terjadi gempa bumi yang memprorak poranda Mamuju dan Majene, di dalam rumah tersebut ada delapan orang.Lima orang tewas tertimpa reruntuhan bangunan tersebut.
Sementara tiga orang lainnya selamat dari maut itu, termasuk H Sabar sendiri yang tidur di lantai dua, kemudian mertuanya dan satu orang cucunya. Kemudian satu mobil Fortuner hitam yang terparkir di garasi rumah tersebut juga ikut tertimpah reruntuhan.
Pantauan Tribun, H Sabar dan keluarganya saat ini sedang berusaha mencari barang-barang berharganya yang mungkin masih utuh di bawah reruntuhan menggunakan bor beton.
Haji Sabar, menceritakan bagaimana dirinya selamat dari reruntuhan rumah lantai empat miliknya yang ambruk saat gempa bumi magnitudo 6.2 SR, Jumat (21/1/2021) dinihari.
Haji Sabar membuat tenda di sisi kanan rumahnya yang roboh.
Sebelum melakukan wawancara Haji Sabar memperlihatkan foto anak dan cucunya yang menjadi korban dalam peristiwa ambruknya rumahnya. Serta memperlihatkan mertua dan cucunya yang selamat.
Haji Sabar mengatakan tatkala gempa pertama magnitudo 5.9 SR Kamis siang, dia berada di bengkelnya (Bengkel Usaha Rappang) setelah kejadian dia menutup bengkel dan pulang melihat kondisi rumah serta anak, mertua dan cucunya.
"Begitu gempa siang saya langsung tutup tokoh dan pulang ke rumah.Saya lihat rumah tidak ada yang retak, yang tinggal dan sampai jauh malam baru tidur, karena baru saja terjadi gempa,"kata Haji Sabar.
Malam sudah larut dia pun sudah mulai merasakan kantuk.
Haji Sabar tidur, namun belum lama tertidur, tepat pukul 02.30 Wita saat ia sudah tidur pulas, bencana itu datang.
Rumah mewahnya berlantai empat yang memakan biaya hingga Rp 2 miliar ambruk total diguncang gempa magnitudo 6.2 SR.Lima orang tewas dari delapan orang yang tinggal dalam rumah tersebut saat gempa bumi magnitudo 6.2 SR mengguncang Mamuju.
Kelima yang tewas adalah tiga orang anaknya, yakni Hj Ririn, Hj Atti dan Dian Rizki dan dua cucunya, yakni Kaizah dan Salsabilah.
Sementara yang selamat tiga orang, yakni Haji Sabar sendiri, mertua H Cammunu dan seorang cucu perempuannya, Laelah, adik dari Kaizah.
"Saya tidur di kamar lantai dua, itu cucuku yang selamat tidur di bawah tempat tidurku, begitu bergetar langsung hancur, rubuh rapat ke tanah,"ujar H Sabar.
Lalu bagaimana H Sabar bisa selamat dari maut atau bencana yang merubuhkan rumahnya?
Dikatakan, dia selamat karena lantai tiga dan lantai empat yang rubuh tidak langsung rapat ke lantai dua, ada ruang sekitar satu meter dari tempat tidurnya.
"Makanya saya selamat, kamarku kan 10 per 10 meter, jadi saat rubuh ada ruang tersisa sekitar satu meter, makanya runtuhan bangunan itu tidak rapat ke saya, makanya cucu saya satu orang juga selamat."
"Anak dan cucu saya yang tewas semua dikubur di Mamuju.Nanti besoknya baru dikuburkan karena kondisinya saat itu hujan terus,"sambungnya.
Meski terkena musibah, Haji Sabar mengaku tetap tegar dan tidak ada niat untuk meninggalkan Mamuju.
Malah dia berusaha untuk bangkit kembali dari musibah yang menimpahnya.
"Pokoknya kita tidak bisa tinggalkan Sulbar.Kita ini orang Sidrap dikenal kuat membangun, kita harus bangkit kembali, kita liat di Palu bangkit kembali juga, Mamasa juga bangkit lagi.
Tetap kita kuat, karena kita ikut membangun ini daerah sehingga maju."
Haji Sabar tetap tak luput berbagi kepada sesama warga kurang mampu yang terdampak gempa bumi. Pria asal Sidrap, Sulsel ini, tetap berbagi karena merasa masih kelebihan bahan makanan, sementara banyak yang sangat membutuhkan.
Ia mengaku banyak menerima kiriman bantuan dari keluarga besarnya yang di Makassar, Sidrap, Palu dan Palopo."Tidak adaji bantuan pemerintah masuk ke saya.Tapi saya keluargaku banyak, mereka semua datang bawa bantuan, makanya saya juga berikan bantuan orang yang membutuhkan atas nama bengkel Usaha Rappang."
Dia mengaku sangat banyak yang membutuhkan bantuan. Utamanya anak kecil di tenda pengungsian.
"Makanya, cucuku saya ambil susunya. Saya bilang bagimi dulu nak karena banyak yang butuh, insya Allah ada'ji lagi nanti yang bawa datang,"ucapnya.
H Sabar juga mengaku prihatin dengan pada pengungsi.
Apalagi kurang bantuan dari pemerintah.Bantuan Haji Sabar yang diberikan kepada korban gempa dipacking dalam kantong kresek kemudian dibagikan kepada setiap warga yang datang meminta.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Rumahnya Lantai 4 Rubuh, 3 Anak 2 Cucunya Tewas, Haji Sabar Tegar dan Bantu Korban Gempa Majene, https://medan.tribunnews.com/2021/01/23/rumahnya-lantai-4-rubuh-3-anak-2-cucunya-tewas-haji-sabar-tegar-dan-bantu-korban-gempa-majene?page=all.
Editor: Tariden Turnip