Berita Pagaralam

11 Pendaki Diblacklist Selama 2 Tahun tak Boleh Mendaki Gunung Dempo Pagaralam, Ini Pelanggarannya!

Penulis: Wawan Septiawan
Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kawah Gunung Dempo Pagaralam (foto ilustrasi)

"Tim sudah berhasil mengevakuasi jenazah suvivor yang pertama dan saat ini sudah mulai dibawa menuju ke Tugu Rimau," ujar Otek Cemehe Koordinator Tim Pencari.

Sedangkan untuk jenazah yang ditemukan kedua evakuasi akan dilanjutkan besok, Pasalnya tim sudah tidak bisa lagi karena hari sudah mulai gelap.

"Jenazah kedua akan dievakuasi besok, pasalnya waktu sudah tidak memungkinkan lagi. Sudah gelap dan kemalaman," katanya.

Pencarian Pendaki yang Hilang Akhirnya Ditemukan

Saat itu, Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara SIk melalui Kapolsek Pagaralam Selatan, Ipda Erwin Sudiar didampingi Kepala Pos Basarnas Pagaralam Lettu SAR Alparis serta Waka Korlap Tagana menutup serta mengucapkan terima kasih kepada Tim SAR Gabungan yakni, Tim Evakuasi Gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, Wanadri, Tagana, BPBD, FORPA dan Relawan Pendaki  yang telah bekerjasama melakukan upaya pencarian sampai evakuasi terhadap Dua Pendaki Asal Jambi yang Hilang.

Seperti diketahui Tim SAR merupakan tim gabungan diantaranya adalah Tim Wanadri melakukan evakuasi selama 15 jam terhadap jenazah terakhir yang diketahui merupakan M Fikri, sebelumnya Tim SAR bersama Tim Evakuasi Gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, Wanadri, Tagana, BPBD, FORPA dan Relawan Pendaki, sudah mengevakuasi Jenazah Jumadi, Dua Pendaki Asal Jambi yang Hilang di Gunung Dempo Pagaralam.

"Saya pribadi mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh tim SAR Gabungan selama 15 hari. Tim berjibaku dalam mencari Dua Pendaki Asal Jambi yang Hilang di Gunung Dempo, sampai melalukan evakuasi jenazahnya," ujarnya.

Dia mengatakan, setelah diidentifikasi kedua Jasad yang dievakuasi merupakan jasad Dua Pendaki Asal Jambi yang Hilang di Gunung Dempo Pagaralam. Yakni,  M Fikri Sahdilah (19) dan Jumadi (26) pendaki asal Muara Bungo Jambi yang diduga terjatuh di lereng kawah Gunung Dempo Kota Pagaralam.

Meski pihak keluarga tidak mau diotopsi, namun pihak Polres Pagaralam tetap melakukan investigasi terkait Dua Pendaki Asal Jambi yang Hilang di Gunung Dempo.

"Pihak keluarga tidak mau di otopsi dikarenakan pihak keluarga keberatan. Namun kita dari Polres Pagaralam tetap akan melakukan investigasi terhadap kedua pendaki asal Muara Bungo Jambi ini," katanya.

KRONOLOGIS

Sebelumnya, Dua orang pendaki Gunung Dempo asal Kabupaten Bungo Provinsi Jambi dikabarkan hilang kontak sejak 15 Oktober lalu saat melakukan pendakian di Puncak Gunung Dempo.

Dikabarkan dua pendaki tersebut yaitu M Fikri Sahdiah (19) dan Jumadi (26). Keduanya los kontak sejak 7 hari lalu dan sampai saat ini belum diketahui kondisi dan keberadaannya.

Informasi yang dihimpun dari anggota Tagana Resque Kota Pagaralam, Arindi. Pihak membenarkan kabar tersebut dan mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukaan koordinasi bersama pihak Basarnas kota Pagaralam dan Polres Pagaralam untuk menyusun rencana pencarian.

"Ya benar ada dua pendaki yang los kontak saat mendaki Gunung Dempo. Orang tua para pendaki yang hilang kontak saat ini sudah bersama kami untuk mencari tahu keberadaan anak-anaknya," ujarnya.

Informasi yang dihimpun sripoku.com, Selasa (22/10/2019), para pendaki asal kabupaten Bungo Jambi ini tiba di Kota Pagaralam pada 13 Oktober lalu dan melakukan pendakian pada 15 Oktober.

Jika dihitung sejak tanggal pendakian maka ketiga orang tersebut telah hilang kontak selama kurang lebih 7 hari.

Maka kemudian dibentuk Tim Evakuasi Gabungan Relawan TNI, Polri, Wanadri, Tagana, Forpa dan Relawan pendaki akhirnya berhasil mengangkat salah satu jenazah pendaki gunung api dempo asal muaro bungo jambi.

Proses evakuasi yang berlangsung dramatis tersebut berhasil membawa jasad salah jasad yang diduga bernama Jumadi (26) turun ke tugu rimau Pagaralam pada Senin (4/11/2019) pukul 00.13 WIB.

Antok Koordinator Tim Evakuasi Gabungan Relawan menjelaskan, evakuasi semalam alhamdulillah berjalan lancar. Hanya saja medan yang terjal menjadi kendala ditambah lagi suplai logistik setiap pos estafet tidak ada sehingga tim kondisinya kurang fit.

"Alhamdulillah Tim berhasil melakukan evakuasi salah satu jenazah. Tim gabungan evakuasi alhamdulillah tidak ada yang cedera," katanya.

Menurutnya, pihaknya baru berhasil mengevakuasi satu jenazah sedangkan satunya lagi yang sudah ditemukan tidak jauh dari yang pertama akan dilakukan evakuasi hari ini.

"Karena kondisi sudah malam maka kita hanya bisa mengevakuasi satu mayat sedangkan satunya akan kita evakuasi hari ini," ujarnya.

Saat ini tim sudah bergerak pada Pukul 07.00 WIB untuk di lereng Dempo untuk membawa jasad kedua ke atas lereng sedangkan untuk setiap Pos dibantu oleh BPBD serta damkar sebagai backup Tim.

"Untuk saat ini jasad kedua belum kita ketahui identitasnya semua wewenang pihak kesehatan dan Polres Pagaralam yang mengidentifikasinya nanti," jelasnya.

Sementara itu Koordinator Tim Wanadri, Otek Cemehe mengatakan, bahwa berdasarkan identifikasi dari pihak keluarga Jenazah yang pertama dibenarkan merupakan pendaki yang hilang atas nama Jumadi.

"Keluarga membenarkan jika itu Jumadi karena terlihat dari struktur giginya yang memiliki taring," ujarnya

Diperkuat Sejumlah Alat Bukti

Dua mayat atau jenazah yang ditemukan tim pencari dua pendaki yang hilang di Puncak Dempo Jumadi (26) dan M Fikri (19) sejak 15 Oktober 2019 lalu diduga kuat merupakan dua pendaki yang selama ini dicari oleh tim SAR gabungan dan Tim Mandiri.

Hal ini diperkuat dengan sejumlah alat bukti yang ditemukan oleh tim saat melakukan pencarian. Selian itu dari pakaian yang dipakai oleh kedua mayat yang ditemukan hampir sama dengan draf daftar bawaan yang dibawa kedua pendaki yang hilang. Namun untuk bisa memastikannya harus diidentifikasi lebih dalam oleh pihak berwenang.

Informasi yang dihimpun sripoku.com, Minggu (3/11/2019) kecurigaan tim bahwa kedua mayat tersebut merupakan kedua pendaki yang hilang yaitu dari temuan Kalung dan Tracking Pole milik Jumadi dan satu sepatu gunung milik Eiger yang diduga milik Fikri.

Koordinator Tim Wanadri Fandi alias Otek Cemehe mengatakan, jika berdasarkan temuan-temuan barang milik kedua pendaki sebelum ditemukan dua jenazah tersebut diduga kuat jika jenazah yang ditemukan benar kedua pendaki yang hilang.

"Temuan Tracking Pole dan kalung milik Jumadi tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah yang pertama. Selain itu tim juga menemukan sepatu merk Eiger yang diduga milik Fikri," ujar Otek.

Dijelaskan Otek berdasarkan list barang atau peralatan yang dibawa pendaki hilang atas nama Jumadi yaitu Hp Nokia, Hp Xiaomi, Jaket REI warna Hitam Merah, Ransel warna merah abu-abu merk Eiger, Sandal Gunung Merk Rei, Tenda Eiger warna Orange, Tas kecil warna hitam merk REI, celana parasut warga hitam 2 lembar, Tracking Pole, Kalung emas liontin tulang dan Celana lapangan warna coklat.

"Dari list yang kita dapat saat ini salah satu jenazah ditemukan dengan menggunakan celana lapangan warna coklat," jelasnya.

Sedangkan list barang yang dibawa oleh pendaki hilang atas nama M Fikri yaitu HP Xiaomi MI 8, Hp Oppo A57, ransel warna hitam orange, jaket warna hitam abu-abu, sandal gunung merek Eiger warna hitam coklat, tas kecil warna coklat merk Eiger, celana hitam atau abu-abu merk pelyoyx bias panjang bias pendek atau dipotong, dan sepatu merk Eiger.

"Jenazah yang ditemukan juga sedang menggunakan sepatu merk Eiger dan celana abu-abu pendaki yang diduga dipotong," ujar Otek.

Pencarian Tim Wanandri berlanjut, dua mayat pun ditemukan.

Berita Terkini