SRIPOKU.COM - Tak ada cita-cita yang digapai tanpa perjuangan dan pengorbanan.
Semua proses yang dilalui akan mengantarkan seseorang pada cita-cita yang tinggi sekalipun jika dilalui dengan ketulusan dan kerja keras.
Selain itu, tak lupa pula meminta doa restu kepada orangtua, karena ridho Allah merupakan ridhonya orangtua.
Hal inilah yang dilakukan oleh seorang pekerja harian yang bertugas sebagai kuli bangunan.
Meski awalnya sempat minder dan gagal dalam pendidikannya yakni putus sekolah di bangku SMP, seorang kuli bangunan ini membuktikan jika Tuhan tidak tidur.
Pria asal Cirebon ini merupakan seorang kuli bangunan yang tengah ditugaskan di area Markas Besar TNI AD (Mabesad).
Diakui oleh pria bernama Haidir Anam ini, jika dirinya bekerja proyek yakni memperbaiki saluran, memasang udit, memasang keramik hingga mengecat.
Upah yang diterima olehnya hanya Rp 120 ribu, namun diakui oleh Haidir uang tersebut cukup untuk menghidupi keluarganya.
Baca juga: Anak Nelayan Jadi Dikmata TNI AL, Sulkifli Mendayung Sejauh 17 KM ke Tempat Tes, Salam Kerinduan
Baca juga: Prajurit TNI AD Asal NTT Berani Minta Ini di Hadapan Jenderal Andika Perkasa, Akan Dipajang di Rumah
"Setiap minggu saya ngirimin buat keluarga saya, saya cuma bisa buat makan doang," ungkapnya.
"Dulu itu kan saya sekolah MTS, saya kasian sama bapak saya, dia juga kan kerja buat 9 orang yang di rumah sendirian," ungkap Anam.
Diketahui jika Anam, sapaan akrabnya, harus putus sekolah dan tak bisa melanjutkan pendidikan karena harus menjadi tulang punggung keluarga.
"Otomatis sekolah MTS saya jebol, karena saya pengen namanya ngebantu, dahlah saya mendingan kerja aja, barangkali aja saya bisa bantu-bantu," sambungnya.
Haidir yng bersahabat dengan Sandi Rihata yang juga merupakan kuli bangunan ini sudah seperti saudara.
Keduanya sangat dekat sebagai pekerja harian di Mabesad dan saling mengisi.
"Dia cerita pengen jadi tentara dan terus dia bingung sama keluarganya," ujar Sandi.
Sementara itu Anam juga mengungkapkan keinginannya menjadi seorang abdi negara pada ibunya yakni Rosibah.
"Mi aku pengen jadi tentara katanya, tentara apa? Angkatan Darat, emang kamu bisa ngomong nak?
Biayanya dari mana?, umi nggak punya apa-apa, apasih umi jualan seharian cuma urap daun mengkudu sama daun singkong, berapa untungnya paling 10-20," ungkap ibu Anam.
"Kalo cita-cita sih dari SD saya, dari kecil, cuman saya sadar diri, saya pengen jadi TNI, dia dihargain, bukan saya aja, keluarga saya pun dihargain," ungkap Anam.
Baca juga: Kalau Hujan Orai Masuk Rumah, Atap Roboh & Genteng Bocor, Mujur Prajurit TNI AD Sulap Rumah Pak Asep
Sambil menitikkan air mata, Anam mengisahkan detik-detik terakhir saat bersama ayahnya.
"2014 saya ditinggal sama bapak saya, dia bilang sebelum meninggal, bapak saya cuma nitipin jaga adik kamu sama ibu kamu doang," ucap Anam mengenang almarhum ayahnya.
"Itu keinginan saya terus, makanya saya pengen kerja tuh, saya nggak mau titipan bapak saya, titipan terakhir bapak saya kayak gitu," ungkap Anam sambil terisak.
Haidir pun menjadi tulang punggung keluarga dan harus merelakan pendidikannya demi bekerja.
"Saya cuma pengen itu doang, saya pengen bahagiain keluarga saya, udah itu," ungkap Anam.
Akhirnya ditugaskan menjadi pekerja harian di area Mabesad seolah menjadi jembatan keberutungan bagi Anam.
Karena Anam bisa bertemu langsung dengan KSAD Jenderal Andika Perkasa yang menjadi pimpinan di TNI AD.
Anam pun memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya menjadi seorang tentara.
Saat itu, KSAD Jenderal Andika Perkasa pun menghampiri Anam yang tengah bekerja.
"Pendaftaran udah mulai belum?," tanya Jenderal Andika.
"Belum tau pak," ujar Anam.
"Sudah coba cek, pendaftaran online kalo nggak salah, Tamtama segera, KTP mana?," tanya Jenderal Andika lagi.
"KTP Cirebon pak," ujar Anam.
KSAD Jenderal Andika Perkasa pun meminta agar Haidir mengecek pendaftaran Tamtama tersebut saat jam istirahat.
"Umur berapa?," tanya Jenderal Andika.
"20 pak," jawab Anam.
"Semua syarat-syarat sudah siap?," tanya Jenderal Andika.
"Kemarin sih sudah, cuma ntar SKCK-nya diganti lagi," ungkap Anam.
Jenderal Andika pun meminta Haidir untuk melapor padanya setelah mendaftar.
Setelah mengikuti instruksi dari Jenderal Andika Perkasa, Anam pun berusaha mempersiapkan untuk latihan mengikuti tes Tamtama.
Ia pun latihan berolahraga dan menyempatkan waktu untuk lari pagi dan olah fisik lainnya.
Haidir juga ditemani oleh Sandi Rihata yang memberikan dukungan untuk sahabatnya demi mewujudkan cita-cita menjadi seorang tentara.
Hingga tiba akhirnya kabar bahagia menghampiri Haidir Anam yang diterima sebagai Tamtama di TNI AD.
Dari perjuangan seorang kuli bangunan, Haidir yang akrab disapa Anam ini pun membuktikan jika usaha dan doa yang berbarengan tak akan mengkhianati hasil.
Kini, Haidir Anam resmi menjadi tentara dan tengah menempuh pendidikan di sekolah TNI AD.
Baca juga: Prajurit TNI AD dan Tentara Amerika Sholat Berjamaah, Potret Sejuk Latihan Militer di Folk Polk AS
SUBSCRIBE US