"Termasuk dalam ta'lim ya, anda mendapatkan keterangan ustaz belum jelas cek dulu, perjelas itu dengan pertanyaan, jangan sampai anda menyimpulkan sesuatu yang belum tentu sama yang disampaikan oleh ustaz," ungkapnya.
"Maka jika menemukan satu informasi yang belum jelas jangan cepat disimpulkan, jangan diberikan vonis hukum, apalagi disebarkan, itu yang paling bahaya," tambah ustaz Adi Hidayat.
"Yang dikhawatirkan menyakiti orang lain tanpa disadari, ujung-ujungnya cuma menyesal, salah saya, sudah tau salah kenapa nggak dipikirin sebelumnya," katanya.
"Cek lihat sumbernya, darimana gambarannya, kalo sudah mendapatkan pembuktian yang jelas, maka bukyi yang jelas disebut dengan bayyinah, keadaannya disebut dengan bayyan, usahanya disebut dengan tabayyan, sifatnya disebut dengan tabayyun, buktinya disebut dengan bayyinah," ujarnya.
"Cek Quran Surah Al Bayyinah,
Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata.
Lalu, mengapa kita harus Tabayyun?
Baca juga: Arti Kata Suudzon dan Contoh Perilaku Suudzon dalam Islam, Jauhi Sikap Tercela, Hindari Dosa Besar
Bahaya Meninggalkan Tabayyun
1. Menuduh orang baik dan bersih dengan dusta
Seperti kasus yang menimpa istri Rasulullaah saw yaitu Aisyah ra.
Ia telah dituduh dengan tuduhan palsu oleh Abdullaah bin Ubai bin Salul, gembong munafiqin Madinah.
Isi tuduhan itu adalah bahwa Aisyah ra telah berbuat selingkuh dengan seorang lelaki bernama Shofwan bin Muathal.
Padahal bagaimana mungkin Aisyah ra akan melakukan perbuatan itu setelah Allaah swt memuliakannya dengan Islam dan menjadikannya sebagai istri Rasulullaah saw.
Namun karena gencarnya Abdullaah bin Ubai bin Salul menyebarkan kebohongan itu sehingga ada beberapa orang penduduk Madinah yang tanpa tabayyun, koreksi dan teliti ikut menyebarkannya hingga hampir semua penduduk Madinah terpengaruh dan hampir mempercayai berita tersebut.
Tuduhan ini membuat Aisyah ra goncang dan stress, bahkan dirasakan pula oleh Rasulullaah saw dan mertuanya. Akhirnya Allaah swt menurunkan ayat yang isinya mensucikan dan membebaskan Aisyah ra dari tuduhan keji ini[baca QS Annuur 11-12].