Tabayyun termasuk akhlak mulia yang merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian ajaran Islam dan keharmonisan pergaulan.
Hadits-hadits Rasulullaah saw dapat diteliti keshahihannnya antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini.
Begitu pula dalam kehidupan sosial masyarakat, seseorang akan selamat dari salah paham atau permusuhan bahkan pertumpahan darah antar sesamanya karena ia melakukan tabayyun dengan baik.
Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita yang disampaikan kepadanya agar tidak meyesal di kemudian hari seperti yang tertuang dalam surat Al Hujurat ayat 6.
Sikap Tabayyun dalam menyikapi berita telah ada sejak zaman Nabi menurut Ustaz Adi Hidayat.
"Alquran memberikan respon pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di zaman Nabi saat muncul berita-berita yang diduga sangat lekuar dari ketentuan yang biasa atau bahkan menyimpang dari ketentuan Allah SWT," ujarnya.
"Responnya cukup mengejutkan, kejadiannya terjadi di zaman Nabi, tapi responnya cukup umum, setiap ada kalimat umu dalam Alquran ini menunjukkan bahwa hukumnya akan berlaku terus di masa yang akan datang karena kejadiannya mungkin berulang," tambahnya.
"Respon ini yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan iman orang yang beriman pada Allah SWT," jelas Ustaz Adi Hidayat.
Respon tersebut yakni cepat.
Apa yang harus dipercepat itu? Tabayyanu, berasal dari kata bayan, sesuatu yang jelas, terang, tidak tersekat.
Kalau kemudian ada sekat-sekat yang menjadikan sesuatu tampak tidak jelas kepastiannya, keadaannya, benar atau tidaknya.
Kemudian anda ingin berusaha mengurai sekat-sekat ini sehingga nampak jelas kembali apa yang akan anda simak itu, atau anda lihat atau anda kemudian perhatikan maka kalimatnya kata bayan ditambah ta di depannya.
Kemudian diberikan tasydid di huruf sebelum akhirnya, jika huruf itu huruf hidup bayan, alifnya huruf mati maka ya-nya yang diberikan tasydid di sini.
Maka kalimatnya berubqah menjadi tabayyana, kalo bentuknya jamak menjadi tabayyanu maka diartikan usaha untuk menyingkap tirai-tirai yang menyelimuti itu, supaya tampak kembali dengan jelas.
"Jadi kalau anda mendapatkan informasi-informasi yang anda kira meragukan, isinya bertentangan dengan hukum-hukum Allah, ada sesuatu yang menurut anda tidak benar di situ jangan dulu disimpulkan, apa lagi disebarluaskan, itu keliru," jelas Ustaz Adi Hidayat.