SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Petugas gabungan Polrestabes Palembang kembali mengamankan 14 belasan pelajar yang ikut ambil bagian dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja di Palembang, Kamis (8/10/2020).
Para pelajar tersebut langsung dibawa ke ruangan unit ranmor untuk didata dan diambil keterangan.
Mereka diamankan lantaran diduga ikut-ikutan demo Omnibus Law UU Cipta Kerja.
• Massa Aksi Penolakan Omnibus Law Segel Kantor DPRD Lubuklinggau, Seluruh Angota Dinas Luar Saat Demo
• Demonstran Rusuh Mulai Ditembaki Water-Canon dan Peluru Gas Air Mata
Saat diperiksa para pelajar tersebut tidak memiliki identitas.
"Benar hari ini ada 14 pemuda yang berstatus pelajar kita amankan. Ini lantaran diduga ke 14 pemuda ini ikut-ikutan melakukan aksi demo.
Namun saat diminta identitas mereka tidak bisa menunjukkan identitasnya," ungkap Kasat Reskrim Polrestabes, Palembang, AKBP Nuryono.
DR, salah seorang pelajar yang diamankan mengatakan, dia ikut demo ini lantaran diajak temannya.
"Saya diajak teman pak. Tadi saya hendak main saja ke rumah teman. Namun setelah sampai saya diajak ke sini pak," katanya.
Duduki Gedung DPRD Sumsel
Demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja kembali digelar di Simpang 5 DPRD Sumsel, Kamis (8/10/2020).
Ribuan massa aksi mulai ramai padati lokasi digelarnya demo.
Koordinator aksi Forum Buruh Aktivis Mahasiswa Sumatera Selatan (FBAMSS), Febri Zulian mengatakan ribuan massa rencananya akan menduduki gedung DPRD Sumsel.
• PELAJAR di Muaratara Ingin Ikut Demo Tolak Omnibus Law, Mau Ikut Kami Pak, di TV Boleh Kami Ikut
Hal itu dilakukan sebagai simbol perlawanan menolak disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja oleh DPR RI.
"Hari ini kami akan menduduki gedung DPRD sebagai simbol perlawanan atas ketidakadilan.
Mau ada yang menanggapi atau tidak, intinya kami tidak sepakat dengan adanya pengesahan omnibus law," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwasanya, tidak ada niatan bagi mereka untuk ditemui oleh perwakilan anggota dewan untuk mendengar aspirasi yang disampaikan.
"Tujuan aksi ini hanya satu yakni mendesak Presiden Joko Widodo agar segera membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk membatalkan Omnibus Law.
Jadi bukan menemui anggota dewan yang kami inginkan. Karena sejauh ini hanya janji-janji saja yang kami terima. Tapi apa buktinya, tidak ada.
Bahkan suara-suara masyarakat seperti tidak didengar. Omnibus law masih saja disahkan. Jadi percuma untuk menemui anggota dewan," ujarnya.
• Video Sempat Tegang, Anak STM Lahat Merengsek Masuk Halaman Pemkab Lahat
Meski demikian, Febri mengatakan bahwa aksi hari ini akan digelar secara damai tanpa adanya niatan untuk terjadi kericuhan.
"Mau nantinya tidak akan dipersilahkan masuk, kami akan tetap akan masuk (ke gedung DPRD) karena aksi kami ini damai.
Sebagai bentuk perlawanan rakyat jadi jangan di larang-larang. Itu adalah gedung rakyat," ujarnya.
Terkait adanya beberapa pemuda yang diamankan karena diduga hendak menyusup dalam aksi ini, Febri menegaskan bahwa pemuda tersebut bukanlah bagian dari mereka.
"Silahkan saja, kalau memang ada penyusup yang mau berbuat onar. Silahkan aparat tangkap saja mereka," ujarnya.
Ratusan Pelajar Diamankan
Pada hari pertama aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, ribuan mahasiwa tumpah ruah ke jalan.
Namun kedatangan mereka tidak diterima oleh DPRD Sumsel, akses masuk ke gedung terhalang petugas dari aparat kepolisian yang sudah berjaga.
Meski cuaca terik pada Rabu (7/10/2020), tidak menyurutkan langkah ribuan mahasiswa yang mengelar aksi tersebut.
Mereka tetap menggelar orasi di sekitar Kantor DPRD Sumsel.
Kendaraan yang melintas di sekitar lokasi demo, sempat mengalami kemacetan.
Sebab massa aksi saat itu memang ramai, sehingga menutupi jalan di sekitar Kantor DPRD Sumsel.
Aksi tersebut juga sempat diwarnai penangkapan ratusan pelajar. Mereka ditangkap polisi karena bukan bagian dari massa demo.
Beberapa di antara pelajar yang diamankan, kedapatan petugas membawa bom molotv hingga sajam.
Kemudian ratusan pelajar tadi dibawa ke Kantor Polrestabes Palembang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.