"Jadi cara-cara seperti kemarin itu, mohon maaf ya, sebagai prajurit Baret Merah, saya sebagai mantan Danjen saya ingin koreksi, tidak seperti itu.
Jangan terlalu murah meneriakkan Komando di tempat-tempat yang tidak tepat," katanya.
Ia juga menyoroti sikap sejumlah purnawirawan berpangkat tinggi yang terlibat debat dengan petugas di lapangan.
"Kita ini kan pernah bertugas.
Tahu kondisi di lapangan.
Janganlah mentang-mentang pangkat jenderal lalu menganggap remeh petugas di lapangan.
Mereka itu hanya bertugas, melaksanakan perintah.
Pernah punya pangkat tinggi itu seharusnya lebih bisa menghargai," katanya.
Pesan Agum kepada Gatot Nurmantyo
Secara khusus Agum juga menyampaikan pesan kepada Gatot Nurmantyo.
"Jika Pak Gatot ingin membangun gerakan moral sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap bangsa, itu.
Namun mohon harus betul-betul gerakan moral, jangan menjadi suatu gerakan politik.
Gerakan moral itu tentunya harus diikuti dengan moral yang tinggi," ujarnya.
Tak kantongi izin
Fakta baru mulai muncul di balik peristiwa kericuhan yang terjadi antara purnawirawan TNI dan kelompok massa di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Timur, Rabu (30/9/2020) lalu.
Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman mengungkap sejumlah fakta tersebut dalam jumpa pers di Makodam Jaya, Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2020).