SRIPOKU.COM, MUSI BANYUASIN – Setelah 25 tahun tidak bercocok tanam padi, Desa Jut 1 Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kembali melakukan penanaman padi Varietas
Inpari 34 dilahan seluas 150 Ha (Hasil Ukur Konsultan SID).
Hasilnya lahan yang sudah lama tidak ditanami tanaman terlihat sangat subur, sehingga
produktivitas Gabah Kering Panen (GKP) di desa Jut 1 bisa mencapai rata-rata 6,2 Ton/Ha,
sedangkan saat dalam ubinan mencapai 8,46 Ton/Ha.
“Berkat adanya kegiatan Serasi dari kementerian pertanian, ditambah lagi dengan adanya
program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI), kelompok tani di Desa
Jut 1 ini semakin bersemangat untuk melakukan cocok tanam kembali setelah 25 tahun
tidak bertani” tutur Jhon Wahyudi, S.P salah satu penyuluh Kecamatan Sanga Desa, Kamis (3/9/2020).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan tetap
berkomitmen untuk menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk indonesia, dengan mencanangkan target beberapa komoditas di tahun 2021.
• Penuhi Kebutuhan Serat SMK PP Sembawa Mulai Berbudidaya Bung Kol
• Sukseskan Kostratani Tenaga Pendidikan dan Kependidikan SMK PP Sembawa Ikuti Pelatihan SIG
Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu Provinsi yang menerima dukungan pilot
project program selamatkan rawa sejahterakan petani (Serasi).
Program Serasi sumsel
tersebar di tiga kabupaten, yaitu kabupaten Musi Banyuasin, OKI, dan Banyuasin.
Tahun 2018, luas lahan rawa yang diperuntukkan untuk program Serasi di kabupaten masing- masing tersebut adalah 35 ribu hektar di kabupaten Musi Banyuasin, 65 ribu hektar di
kabupaten OKI, dan 150 ribu hektar di kabuaten Banyuasin.
Desa Jut 1 Kecamatan Sanga Desa, Kabupaten Musi Banyuasin juga menjadi salah satu desa yang terkena dampak pilot project program Serasi dari kementerian pertanian.
Hasil ini sangat mengejutkan sekaligus
menjadi penyemangat bagi petani yang sudah lama tidak bertani padi.
“Petani Desa Jut 1 sangat antusias dengan program-program Kementerian Pertanian baik itu
Serasi maupun Kostratani, apalagi saat ini petani memiliki hasil yang lumayan, pendapatan
terendah petani Jut 1 dengan luasan 0,7 Ha dan produktivitas 1,2 Ton dengan harga beras
Rp. 9000 kurang lebih memperoleh 10,8 juta.
• Perdalam Ilmu Pertanian, Siswa SMK PP Sembawa Kunjungi Petani Milenial Di Sungai Pinang Rambutan
• Tim Handball SMK PP Sembawa Berhasil Menyabet Dua Mendali Ajang Porprov Prabumulih XII
Kemudian petani pendapatan terbanyak
dengan luasan 3 Ha dan produktivitas 14,8 Ton, kurang lebih pendapatannya sekitar 130
jutaan, sangat membanggakan sekali” tutur Dedi Damhudi, S.P., M.Si selaku Kordinator
Penyuluh BPP Sanga Desa.
Saat ini desa Jut 1 akan memasuki IP 300, sekarang sudah mulai persemaian dan olah tanah.
Petani akan kembali menanami dengan varietas Inpari karena dinilai sangat cocok tumbuh
di kawasan Kecamatan Sanga Desa.
Penggunaan Sistem tanam jajar legowo (Jarwo) pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus
populasi yang lebih tinggi.
Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara
dan pemanfaatan sinar matahari lebih optimal untuk pertanaman, kemudian juga sangat
muda dalam proses pengendalian gulma.
“Ini adalah salah satu faktor mengapa kami memilih BPP Sanga Desa Sebagai BPP model Kostratani yang dicanangankan oleh pak Menteri Syahrul Yasin Limpo. Kedepan kami berharap tidak cuma desa Jut 1 yang mampu melakukan IP 300 melaikan setiap desa di
seluruh Kecamatan Sanga Desa. Ini semua mampu terwujud jika ada sinergi antara petani, penyuluh, serta aparat desa dan daerah berupaya membangun sektor pertanian untuk
pertanian yang maju mandiri dan modern” ucap Ir. Mattobi’i, M.P