Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Ketua Jubir Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 , Prof. Dr. dr. Yuwono, M.Biomed meminta agar bioskop di Kota Palembang tidak dibuka terlebih dahulu.
Hal ini karena sebelumnya, pada 29 Juli 2020 mendatang dipastikan bioskop di Kota Palembang akan kembali buka.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
• Tiap Hari Bertambah Kasus Covid-19 di Sumsel, Angka Rt di Atas 1 Berikut Penjelasan Gugus Tugas
• Positivity Rate Covid-19 di Jakarta 6 Hari Ini Melebihi Ambang Batas WHO, Ini Permintaan Gugus Tugas
• Insentif Nakes di Palembang Rp 4,9 Miliar, Anggaran dari Kemenkes untuk Penanganan Kasus Covid-19
Serta Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 02/KB/2020 tentang panduan teknis pencegahan dan pengendalian COVID-19 di bidang kebudayaan dan ekonomi Klkreatif dalam masa penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat COVID-19 tersebut.
Namun menurut Prof Yuwono, lebih baik menunda pembukaan bioskop karena telah adanya pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Virus corona (Covid-19) dapat menular lewat udara atau airborne.
WHO memperbarui pedoman mode transmisi COVID-19 berdasarkan beberapa studi melihat bahwa ada kemungkinan droplet berukuran ekstra kecil (mikrodroplet) yang dihasilkan saat batuk atau bersin dapat membuat virus bertahan lama di udara.
• Kefir, Minuman Susu Fermentasi Ini Diklaim Mampu Sembuhkan Pasien Positif Covid-19 atau Virus Corona
• Siswa Dibagi Sesuai Absensi & Jam Belajar, Hari Pertama Masuk Sekolah di Muba di Tengah Covid-19
• Anak-anak Rentan Tertular Covid-19
Selain itu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat terkait beberapa kasus positif yang berkaitan dengan ruangan tertutup atau indoor yang padat, kemungkinan terdapatnya transmisi secara aerosol atau airborne, kombinasi dengan transmisi droplet.
Sehingga pada intinya, PDPI meminta agar masyarakat menghindari keramaian baik itu tempat tertutup maupun tempat terbuka.
Hal ini karena kemungkinan terdapatnya penularan secara airborne pada kondisi ruang tertutup (indoor), ramai dan ventilasi yang kurang baik.
"Sebaiknya jangan dibuka dulu, terkait sirkulasi udara yang berada di ruang tertutup," ujarnya saat dikonfirmasi melalui whatsapp, Senin (13/7/2020).
3 Cara Aman
Baru-baru ini WHO memberikan kabar mengejutkan karena virus Corona atau Covid-19 menular lewat udara dan hal ini sangat membahayakan dunia apalagi saat ini memasuki Era New Normal.
Heboh karena Covid-19 menular lewat udara inilah maka, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto pun angkat bicara.
• 6 Protokol Kesehatan Penerimaan Paket di Masa Pandemi Covid-19, Berikut Penjelasannya
• Wapres Ma’ruf Amin di Tengah Krisis Pandemi Covid-19, Tak Pernah Siapkan Anak Jadi Calon Wali Kota
Pihak pemerintah memberikan 3 tips aman agar tidak tertular atau terinfeksi dari Covid-19, setelah informasi dari WHO terkait penyeberan atau penularan virus Corona lewat udara.
Dikatakan oleh Yurianto jika penularan lewat udara bisa terjadi lantaran virus itu berupa micro droplet atau droplet berukuran mikro atua kecil.
Meski kabar ini cukup mengejutkan dunia dan membuat khawatir, namun seperti dilansir dari kompas.com, Yurianto mengingatkan bahwa hal ini juga mengingat masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
“Ini Micro droplet,” ujar Yuri, Rabu (8/7/2020) kemarin.
Maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan agar tidak terinfeski Covi-19
1. Mematuhi Protokol Kesehatan
Menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari keramaian adalah hal standar dan yang paling muda dilakukan untuk setiap masyarakat.
"Protokol kesehatan tidak bisa ditawar sedikit pun. Pakai masker, cuci tangan jawabannya. Pakai masker dengan benar," kata Achmad Yurianto.
• Update Covid-19 di Sumsel Bertambah 49 Orang Menjadi 2653 Kasus Positif, Palembang Tambah 34 Kasus
• Penghasilannya 100 Kali Lipat dari Gaji Jokowi, Raffi Masih Kasih Uang Jajan Adiknya, Segini Besar?
2. Hindari KRL atau dalam ruang Tertutup dalam waktu padat
Keramaian dan salah satunya adalah berada di ruangan tertutup dan di dalam gerbong KRL, maka masyarakat harus waspada.
Karena di ruang tertutup dan didalam gerbong memang cukup rentan.
“Batas jumlah penumpang saat di KRL, sampai kantor ganti masker baru,” ujarnya.
3. Jaga Sirkulasi Udara jika di dalam ruang tertutup
Usahakan juga ketika di ruang tertutup tetap ada udara yang keluar masuk dengan cara menjaga sikulasi udara.
“Jaga Sirkulasi udara di tempat tertutup dengan membuka pintu atau jendela secara rutin,” ujarnya.
Seperti diketahui, Para pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul dari risiko penularan virus corona Covid-19melalui udara.
Sebab, hal tersebut muncul setelah 239 ilmuwan di seluruh dunia mengirim surat terbuka kepada WHO yang merinci bukti penularan melalui udara.
• Ramalan Bintang Selasa 14 Juli 2020: Tidak Ada yang Akan Menaungi Cinta Leo untuk Anak-anaknya
• Bukan Jenita Janet, Wanita Ini yang Ditelepon Vicky Prasetyo Sebelum di Bui, Beri Tugas Penting!
• Inilah 10 Penyebab Mengapa Bangun Tidur Mulut Terasa Pahit (1): dari Mulut Kering hingga Menopause
“Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul, oleh karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya mengenai mode transmisi dan mengenai tindakan pencegahan yang perlu diambil," ujar pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi Benedetta Allegranzi, seperti dikutip Fox News, Rabu, 8 Juli 2020.
Selain itu, surat para ilmuwanitu menyerukan pedoman yang disesuaikan dan pengakuan mengenai risiko penularan Covid-19 melalui udara yang lebih besar.
Allegranzi mengatakan bahwa, WHO telah mendiskusikan bukti yang tersedia dengan banyak penandatangan selama beberapa bulan terakhir.
Sementara, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa para penandatangan, yang banyak di antaranya adalah para ahli yang pertama kali menyurati WHO pada 1 April.
Selanjutnya, dia menambahkan lembaganya telah memiliki keterlibatan aktif dengan para ahli itu.
• Keluarga Syok Tahu Kasus Prostitusi, Sifat Hana Hanifah Diungkap, Punya Penyakit yang Sering Kambuh
• MENKES Terawan Ganti Istilah PDP, ODP, OTG, Ini Daftarnya, dari Suspek hingga Kematian Akibat Corona
"Kami memproduksi ringkasan ilmiah, merangkum di mana posisi kami berada. Kami telah mengerjakan hal ini selama beberapa minggu," kata Van Kerkhove.
Ia juga menambahkan bahwa WHO telah terlibat dengan ahli epidemiologi, dokter dan pakar lain untuk mencoba mengkonsolidasikan pengetahuan yang berkembang seputar transmisi itu.
Sebelumnya, WHO mencatat bahwa transmisi melalui udara mungkin terjadi dalam keadaan tertentu di mana aerosol yang lebih kecil dari 5 mikron dihasilkan, seperti ketika prosedur medis dilakukan.
"WHO sedang melihat kemungkinan peran transmisi udara di kondisi lain, seperti di lokasi yang dekat dengan ventilasi buruk," tutur Kerkove.
Menurut Kerkove, itu merupakan patogen pernapasan, jadi penting bahwa apa yang diketahui cocok dengan pedoman yang ada.
Oleh sebab Itu maka intervensi komprehensif diperlukan untuk menghentikan penularan.
Dia juga menjelaskan bahwa WHO akan mengeluarkan laporan singkat dalam beberapa hari mendatang yang menguraikan semua informasi mengenai penularan itu.
Sebagian artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Antisipasi Kemungkinan Penularan Covid-19 Lewat Udara, Ini Saran Yurianto)