Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Gelandang Serang Hari Habrian mengaku tak tahu asal muasal dirinya dipanggil sebutan Acial alias Kancil oleh teman-teman sepermainan sepakbola.
"Ya saya suka dipanggil Acil, ada jug yang panggil Kancil. Setahu saya sejak 2006 di Persita Tangerang. Gak tahu siapa yang mulai manggil. Tiba tiba gitu," ungkap Hari Habrian kepada Sripoku.com.
Pemain nomor punggung 28 pun menyambut gembira bakal kembali digulirkannya kompetisi Liga 2 yang bakal dilaksanakan Oktober 2020.
"Baguslah kalau udah mau dimulai. Biar cepet tuntas, biar ada aktivitas. Walaupun dengan protokol kesehatan harus digulirkan lagi," kata Hari.
• Keceplosan, Ayu Ting Ting Ungkap Pernah Kenalkan Seorang Pria Kepada Bilqis Khumairah Razak
• Tembus 60.695 Kasus Covid-19 di Indonesia, Waspada Klaster Keluarga, Pasar, dan Lingkungan Kerja!
• Update Kasus Pelecehan Via Kamera CCTV di Starbucks Sunter, Polisi Panggil Korban Lewat Handphone
Eks pemain Tim Perserang Serang Banten mengaku tetap giat rutin berlatih di lapangan Kancil Putih Kecamatan Walan Taka Kampung Ampel, Serang Banten.
"Apalagi sesudah lebaran gak ketat lagi. Kalau pagi saya latihan di lapangan Kancil Putih. Latihan paling sama teman anak SSB. Ikut ngelatih. Tapi sudah jarang karena SSB diliburin. Paling jaga kondisi. Udah pengen banget kumpul dengan tim. Cukuplah dua bulan TC," ujarnya.
Hari yang mengikuti jejak bapaknya mengaku sebetulnya jika tidak terjadi musibah wabah Virus Corona, tim Sriwijaya FC sudah cukup bagus terbentuk.
"Bapak pemain bola di Perserang. Kalau saya sendiri di tim ikut suasana tim. Berbaur siapa aja. Tim sekarang biasa aja. Tapi karena satu Mess juga dengan pelatih jadi banyak ketawa dan cepet dekat. Sangat disayangkan sudah bagus, bubar gara gara corona," katanya.
Hari Habrian menilai kurang seru dengan adanya aturan meniadakan degradasi pada kompetisi lanjutan Liga 2.
"Yang pasti harus main bagus terus. Target lolos Liga 1 lagi. Gak ada degradasi kurang serulah. Kalau sudah nyaman gak ada target bodoh amat kalah juga. Gak ada tekanan pasti mainnya," ujar pemain kelahiran Serang 28 April 1992.
Sulung dari 2 bersaudara pasangan Madsuri dan Mutahidah mengaku terlahir mengikuti jejak bapaknya mantan pesepakbola.
"Bapak dulu pemain sepakbola Perserang Masih perserikatan/klub. Digembleng sama Bapak sejak usia 3 tahun. Kebetulan di kampung banyak pemain dibimbing sama senior. Masuk SSB di kampung Kancil Putih," kata pemain kecil kecil cabe rawit yang terkenal kelincahannya.
Dari Perserang Haornas 2005, kebetulan di situ, pemain yang mengidolakan Firman Utina ini bermain bagus sehingga diambil Persita Tangerang U-15 2007 sampai juara 3 nasional.
Naik ke Persita U-21 tahun 2013. 2014 barulah naik ke Persita senior. Di 2015 Liga dibekukan, Brian yang doyan makan pecak bandeng dibikin sambel khas Serang sempat hijrah ke Borneo FC 2016. Piala Kemerdekaan pindah ke Persepam Madura Utama.